UKM Center FEB UI Beberkan Hambatan UMKM dalam Mengadopsi Teknologi

Jumat, 11 November 2022 20:33 WIB

Pekerja menyelesaikan produksi jam tangan yang terbuat dari kayu untuk souvenir G20 karya Pala Nusantara di Bandung, Jawa Barat, Selasa 1 November 2022. Pala Nusantara menjadi salah satu umkm yang dipilih oleh pemerintah untuk memproduksi souvenir resmi G20 setelah berhasil lolos kurasi Smesco bersama 17 UMKM lainnya se-Indonesia. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala UKM Center Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Zahra Murad membeberkan sejumlah hambatan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mengadopsi teknologi.

"Masalah yang utama bagi pelaku UMKM adalah mindset (pola pikir) yang masih tradisional," ucapnya dalam diskusi publik yang diselenggarakan Indef secara virtual pada Jumat, 10 November 2022.

Hambatan-hambatan itu tercermin dalam hasil wawancaranya dengan beberapa mitra binaan UKM Center FEB UI. Zahra mengungkapkan banyak mitra binaan UKM Center FEB UI yang merasa cukup dengan sistem bisnis yang mereka kerjakan. Pelaku usaha beranggapan, dengan cara tradisional yang mereka tempuh pun, mereka bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan menyekolahkan anak.

Kemudian faktor penghambat lain adalah rendahnya literasi finansial. Zahra menuturkan tidak hanya literasi digital pelaku UMKM yang rendah, responden yang ia wawancarai pun belum memiliki literasi finansial yang mumpuni.

Misalnya, kemampuan untuk melakukan pencatatan soal pengeluaran dan pemasukan dari bisnis mereka. "Ini menjadi satu hal yang bermasalah dalam upaya mengadopsi teknologi," ucapnya.

Advertising
Advertising

Sementara itu faktor yang jarang dibahas adalah aspek kualitas gadget yang dimiliki oleh para pelaku UMKM. Ia mengungkapkan, sebetulnya, banyak pelaku UMKM yang berminat mengadopsi teknologi untuk melakukan kegiatan bisnis, seperti memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce. Namun, keinginan tersebut terpaksa tak bisa direalisasikan karena gadget yang dimiliki belum mumpuni.

Baca: BLT UMKM Rp 1,2 Juta Segera Cair, Cek Syarat dan Tahapan Mendaftar Secara Online

"Terutama yang ultra mikro, mereka pakai handphone jadul yang belum bisa mengakses Internet," tuturnya.

Kendala waktu juga menjadi penghambat pelaku UMKM mengadopsi teknologi digital. Zahra menjelaskan, pelaku UMKM dihadapkan dengan pilihan yang sulit ketika harus memilih antara meluangkan waktunya berbisnis atau berdagang untuk belajar teknologi.

Terlebih, banyak pelaku UMKM tradisional yang sudah tidak berusia muda lagi dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk belajar hal yang baru. Terbatasnya infrastruktur jaringan atau Internet juga pun menjadi kendala bagi pelaku usaha UMKM. Terutama, bagi mitra binaan yang bertempat tinggal di daerah-daerah yang bukan kota besar. Menurut Zahra, meski banyak kementerian atau lembaga yang memiliki program-program untuk pelaku UMKM, persebarannya masih tidak merata.

Berdasarkan hasil survei UKM Center FEB UI, banyak mitra UMKM binaan yang kekurangan informasi mengenai pengembangan usaha mikro, khususnya yang berbasis digital. Sementara itu bagi pelaku UMKM di kota besar yang telah mengetahui berbagai program pemerintah, mereka kewalahan dengan banyaknya informasi yang datang

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki tengah mendorong pelaku UMKM untuk terus mengadopsi teknologi digital. Bahkan, ia tak ingin UMKM hanya masuk ke ekosistem digital, tetapi juga digitalisasi dalam seluruh proses bisnis sektor tersebut.

Menurut dia, adaptasi dalam proses transformasi digital menjadi kunci UMKM memiliki resiliensi. Apalagi selama pandemi Covid-19, UMKM yang sudah terhubung ke ekosistem digital tercatat memiliki daya tahan lebih tinggi dan mengalami perkembangan bisnis.

“Potensi ekonomi digital kita terus tumbuh. Tahun ini, nilainya sekitar Rp 632 triliun, tapi diprediksi pada tahun 2030 akan terus tumbuh mencapai sekitar Rp 4.531 triliun atau delapan kali lipat hanya dalam waktu 10 tahun,” ucap dia.

Menyitir data McKinsey 2021, transaksi UMKM di loka pasar meningkat 26 persen dengan 3,1 juta transaksi per hari yang disertai kenaikan 35 persen di sektor pengiriman barang. Selain itu, pandemi menghasilkan 21 juta konsumen digital baru yang memperlihatkan adanya migrasi dari konsumen offline ke digital.

Teten pun mengklaim digitalisasi sudah sampai ke daerah lantaran 72 persen dari 21 juta konsumen digital baru bukan berasal dari metropolitan. Ia menilai bonus demografi yang didominasi anak muda sebesar 64,69 persen dari 270 penduduk juga berpeluang mendorong percepatan UMKM terdigitalisasi.

“Kami terus mendukung pengembangan wirausaha muda untuk percepatan digital. Selain kita dorong dengan masuk ke platform e-commerce, tapi juga social commerce, games commerce, bahkan ada TV commerce," kata dia.

RIANI SANUSI PUTRI

Baca juga: Ganjar Pranowo Ceramah di Masjid UGM, Sentil Soal Minyak Goreng

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

21 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

1 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

Solo Great Sale 2024 (SGS 2024) diharapkan menjadi sarana para pelaku UMKM memasarkan produknya.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

1 hari lalu

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta para pengusaha pangan untuk segera memenuhi standar sertifikasi halal hingga Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

4 hari lalu

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

Begini awal kasus munculnya larangan terhadap warung Madura untuk buka 24 jam.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

6 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

6 hari lalu

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

Menkop UKM Teten Masduki mengevaluasi pernyataan pejabatnya tentang pembatasan jam operasinal warung atau toko klontong milik masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

6 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

6 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

6 hari lalu

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

Selain suntikan pinjaman terdapat upaya pembinaan, pendidikan, dan peningkatan usaha koperasi dari LPDB-KUMKM

Baca Selengkapnya

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

6 hari lalu

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan wisata Danau Toba sudah mulai menerapkan sistem pembayaran melalui QRIS.

Baca Selengkapnya