OJK: Masih Ada 61 Perusahaan yang Ingin Menjadi Emiten Baru BEI

Jumat, 4 November 2022 04:00 WIB

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 28 April 2022. IHSG parkir pada posisi 7.246,25 atau naik 0,69 persen. IHSG sempat mencatatkan posisi tertinggi pada level 7.267,11. Tercatat, 317 saham menguat, 200 saham melemah dan 163 saham bergerak stagnan pada akhir sesi I perdagangan. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta -Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mencatat, minat perusahaan-perusahaan dalam negeri untuk mencari dana di pasar modal masih sangat tinggi. Meskipun di tingkat global terjadi pengetatan likuiditas.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan hingga kini minat untuk penghimpunan dana di pasar modal masih terjaga cukup tinggi, yaitu Rp 190,9 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 48 emiten.

Bahkan, ia berujar, masih cukup banyak perusahaan yang antre untuk menjadi emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tergambar dari 61 perusahaan yang masuk pipeline untuk menjadi emiten baru.

"Di pipeline masih terdapat 99 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 83,32 triliun, dengan rencana penawaran umum oleh emiten baru sebanyak 61 perusahaan," kata dia saat konferensi pers bulanan OJK, Kamis, 3 November 2022.

Inarno mengatakan, di tengah pengetatan likuiditas global, dari sisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mampu menguat 0,10 persen sepanjang bulan lalu hingga 25 Oktober 2022 ke level 7.048,38. aliran modal asing pun kata dia masih tercatat sebesar Rp 7,74 triliun pada periode itu.

Advertising
Advertising

Adapun secara tahun berjalan, IHSG juga tercatat menguat 7,09 persen dengan non residen membukan net buy Rp 77,22 triliun, meski di pasar SBN non residen outflow Rp 16,04 triliun. Kondisi ini, kata Inarno, mendorong rerata yield SBN naik sebesar 23,27 basis poin di seluruh tenor.

"Secara year to date rerata yield SBN telah meningkat sebesar 103 bps dengan non residen mencatatkan net sale sebesar Rp 177,13 triliun," ujar Inarno.

Sementara itu, kinerja reksadana per 25 Oktober 2022 kata dia mengalami penurunan. Tercermin dari penurunan nilai aktiva bersih atau NAB sebesar 1,14 persen secara month to date (mtd) di Rp 524,61 triliun dan tercatat net redemption sebesar Rp 7,67 triliun mtd

Secara ytd NAB turun sebesar 9,31 persen dan masih tercatat net redemption sebesar Rp 61,66 triliun. Namun minat masyarakat untuk membeli reksadana masih tinggi ditandai dengan subscription sebesar Rp 777,86 triliun.

Baca Juga: OJK Mulai Normalisasi Kebijakan saat Covid-19 Meski Risiko Ekonomi Global Masih Menghantui

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

52 menit lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

4 jam lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

21 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

2 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

2 hari lalu

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan alasannya mengangkat tokoh buruh, Andi Gani Nena Wea, sebagai salah satu staf ahlinya.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

2 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

3 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

4 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

6 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

7 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya