Hilirisasi Tambang Serap Pekerja Lokal, Wamenaker Dukung Jokowi Larang Ekspor Timah
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Francisca Christy Rosana
Minggu, 30 Oktober 2022 19:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Ferry Noor mendukung pelarangan ekspor bahan mentah. Salah satunya larangan ekspor timah yang baru-baru ini dicetuskan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
“Itu bagus sekali. Harus kita dukung melalui Kementerian ESDM, Kementerian Investasi, dan lain-lain. Supaya hasil tambang di Indonesia bermanfaat untuk warga dan negara Indonesia,” ujar Ferry dalam diskusi publik bertajuk yang digelar Indonesia Mining and Energy Studies (IMES), di Bakoel Coffe Cikini, Minggu, 30 Oktober 2022.
Ferry mencontohkan hiliriasi industri tambang nikel di Morowali, Sulawesi Tengah, yang mampu menyerap puluhan ribu tenaga kerja lokal. Angka penyerapan tenaga kerja lokal jauh lebih banyak ketimbang serapan tenaga kerja asing (TKA) yang hanya berjumlah 4.000 orang.
“Serapan tenaga kerja lokal ada 45 ribu di IMIP (PT Indonesia Morowali Industrial Park). TKA diperlukan hanya sewaktu-waktu. Misal 6 bulan lalu ada yang diperpanjang dua atau lima tahun,” tutur Sekjen Partai Bulan Bintang itu.
Ferry juga mengatakan Kemnaker mempersiapkan tenaga kerja dengan kemampuan khusus dan memiliki daya saing. Di Samarinda, kata dia, ada balai latihan kerja (BLK) di bidang tambang. Di sana, tenaga kerja yang disiapkan akan dilatih menggunakan eskavator maupun alat-alat pertambangan lain yang membutuhkan keterampilan khusus.
Jokowi sebelumnya memberi sinyal penutupan keran ekspor timah seiring dengan segera rampungnya proyek smelter PT Timah Tbk. Jokowi mengaku ingin semua komoditas tambang bisa masuk ke industri hilirisasi. Hal itu demi meningkatkan nilai tambang di dalam negeri dan lapangan kerja bisa bertambah luas.
“Kalau sudah matang kalkulasinya, akan saya umumkan, setop tahun depan atau setop tahun ini, bisa terjadi,” kata dia, Kamis, 20 Oktober 2022.
Baca juga: Jokowi Segera Setop Ekspor Timah: Kalau Sudah Matang, Saya Umumkan
<!--more-->
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, pun buka suara soal keputusan Presiden Jokowi mempercepat larangan ekspor timah. Ia mengatakan pemerintah telah memperhitungkan dampak dari rencana tersebut.
“Kami sudah hitung bahwa hilirisasi terhadap timah akan memberikan dampak positif bagi pembangunan nasional,” ujar Bahlil saat ditemui di kantor Kementerian Investasi, Jakarta Selatan pada Senin, 24 Oktober 2022.
Ia mengungkapkan Indonesia merupakan penghasil timah terbesar kedua di dunia setelah Cina. Adapun Cina telah melakukan hilirisasi timah sebesar 70 persen. Sementara itu, Indonesia baru mencapai 5 persen.
Menurut Bahlil, penyetopan ekspor timah mentah bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah. Apalagi, saat ini harga komoditas tersebut dikendalikan oleh negara lain yang penghasil timahnya tidak sebesar Indonesia.
Meski banyak pihak yang tak setuju dengan penyetopan keran ekspor timah, ia menilai pemerintah tak akan gentar mengambil langkah. “Tahu banyak yang enggak setuju itu, aku pun tahu siapa 'pemain-pemainnya', tapi negara enggak akan mungkin gemetar sedikit pun. Sampai kapan negara kita mau dimainin seperti itu, jangan lah,” kata dia.
Semakin cepat keran ekspor timah Indonesia ditutup, ucapnya, kebijakan itu akan semakin baik. “Insya Allah akan lebih cepat dan kita sudah membuat roadmap-nya,” kata Bahlil.
RIRI RAHAYU | FAJAR PEBRIANTO | RIANI SANUSI PUTRI
Baca juga: Jokowi Bakal Larang Ekspor Timah, Bahlil: Banyak yang Tak Setuju, tapi Aku Tahu Pemainnya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.