Bos Blibli Ungkap Alasan Percaya Diri IPO di Tengah Ancaman Resesi Global

Selasa, 18 Oktober 2022 17:13 WIB

Jajaran direksi Blibli menggelar Paparan Publik Penawaran Umum Sahan Perdana di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2022. TEMPO/Arrijal Rachman

TEMPO.CO, Jakarta - CEO dan Co-Founder Blibli Kusumo Martanto mengungkapkan alasan perusahaannya percaya diri untuk tetap melantai di Bursa Efek Indonesia atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia meskipun kondisi perekonomian tengah dihadapi ancaman resesi global pada 2023 dan tekanan inflasi yang tinggi hingga saat ini.

Kusumo menjelaskan, ini tak lain karena konsistensi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus terjaga di level atas 5 persen. Selain itu berbagai indikator ekonomi seperti indeks keyakinan konsumen yang masih tinggi serta Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur yang masih terus ekspansif.

"Kita beruntung di Indonesia. Bisa dilihat dari data yang ada di seluruh dunia, Indonesia masih negara yang paling baik dari sisi pertumbuhan ekonomi," kata Kusumo saat konferensi pers di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2022.

Paling sederhana melihat bagaimana masih kuatnya perekonomian Indonesia saat ini, kata Kusumo adalah masih sangat macetnya jalan-jalanan di Indonesia, khususnya di Ibu Kota. Dengan catatan itu, maka menurutnya perekonomian di Indonesia masih terus bergerak dan konsumsi Indonesia masih tinggi.

"Artinya aktivitas ekonomi itu terus berputar. Jadi kita melihat bahwa Indonesia ini masih sangat-sangat bagus. Apakah akan ada dampakndari inflasi yang luar biasa di luar negeri atau segala macam yang ada di berita, kita akan terus memintor secara closely, tapi kita tetap optimistis," ujar dia.

Advertising
Advertising

Di sisi lain, dia mengatakan, Bursa Efek Indonesia juga merupakan salah satu bursa di dunia yang masih mampu mencatatkan pertumbuhan indeks dalam satu tahun terakhir. Berdasarkan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam satu tahun terakhir memang masih tumbuh 2,68 persen secara tahunan menjadi 6.834,49 per hari ini dari level 19 Oktober 2021 di level 6.656.

"Jadi secara makro kita melihat hal-hal yang ada di Indonesia masih mendukung yang membuat kami memutuskan terus melangkah maju dan masuk ke bursa," ujar dia.

Di sisi lain, berdasarkan kajian pihak ketiga, kata dia, potensi pasar ekonomi digital di Indonesia masih sangat kuat. Pada 2020, angka nilai pasar yang dapat diraup dari pasar ini menurutnya masih mencapai US$ 257 miliar dan pada 2025 menjadi US$ 436 miliar.

Di sektor e-commerce Blibli, kata dia, telah menjadi pemimpin dengan menguasai US$ 150 miliar angka pasar yang dapat di raup di sektor itu. Sementara itu, di pasar travel dan lifdata-style telah dikuasai Tiket.com, sebagai perusahaan yang telah diakuisisi Blibli, dengan angka US$ 41 miliar, dan di sektor grosir atau ritel oleh Ranch Market sebesar US$ 245 miliar.

Jadi sudah melengkapi strategi omnichannel kami karena kebutuhan groceries bisa tiap hari. Dari semua kategori itu saat ini kita bisa memenuhi hampir 90 persen dari konsumsi masyarakat Indonesia dan ini sudah secara terintegrasi," tuturnya.

Sebelumnya, Entitas Grup Djarum ini, PT Global Digital Niaga Tbk. atau Blibli, telah mengumumkan akan melakukan paparan publik penawaran saham perdana atau IPO pada Selasa 18 Oktober 2022.

Direksi Global Digital Niaga mengundang dalam acara konferensi pers paparan publik penawaran umum saham perdana PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) pada Selasa 18 Oktober 2022, pukul 14.00 WIB, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.

IPO Blibli menjadi pembicaraan publik karena jumlah emisinya yang besar, yakni maksimal Rp8,17 triliun. Blibli juga merupakan entitas Grup Djarum, milik orang terkaya di Indonesia, keluarga Hartono.

Dalam prospektus, PT Global Digital Niaga Tbk. atau Blibli bakal menerbitkan sebanyak-banyaknya 17,77 miliar saham dengan nilai nominal Rp250 per saham dalam IPO. Jumlah itu setara dengan 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum saham perdana.

Saham perdana Blibli dibanderol dengan rentang Rp410 hingga Rp460 per saham. Dengan demikian, Blibli berpotensi menggalang dana Rp7,28 triliun hingga Rp8,17 triliun dari IPO.

Berikut Jadwal IPO Blibli:
Masa Penawaran Awal : 17-24 Oktober 2022
Efektif : 28 Oktober 2022
Masa Penawaran Umum : 1-3 November 2022
Tanggal Penjatahan : 3 November 2022
Distribusi Saham Elektronik : 4 November 2022
Tanggan pencatatan saham di BEI : 7 November 2022

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek ialah PT BCA Sekuritas (terafiliasi) dan PT BRI Danareksa Sekuritas. Penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

Baca Juga: Blibli IPO Hari Ini, Komisaris Utama Martin Hartono Jelaskan Alasannya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

2 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

2 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

3 hari lalu

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo meninggal dunia dalam usia 96 tahun. Simak profil perusahaan jamu dan kecantikan tersebut berikut ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

3 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

6 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

9 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

9 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

9 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

11 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya