Resesi Juga Ancam Negara Maju, Sri Mulyani Minta Negara G20 Kompak Sinkronisasi Kebijakan

Jumat, 14 Oktober 2022 17:15 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin the 8th Ministerial Meeting of Coalition of Finance Minister for Climate Action di Washington D.C., 12 Oktober 2022. Instagram/Sri Mulyani

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan dalam forum G20 bahwa kondisi ekonomi global menjadi terus semakin menantang. Bukan hanya negara miskin dan berkembang, negara maju pun menghadapi risiko besar seperti resesi.

Sri Mulyani bahkan menyampaikan bahwa tidak berlebihan jika menyebut dunia saat ini ada dalam kondisi yang berbahaya. Konflik geopolitik di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai membuat tekanan ekonomi muncul dari berbagai sisi.

Menurutnya, seluruh negara harus membuat respons kebijakan yang spesifik, jelas, terkoordinasi, dengan komunikasi yang baik kepada negara-negara lain. Hal-hal itu penting karena seluruh negara menghadapi dilema dalam mencapai stabilitas atau mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Baca: Sri Mulyani Harap G20 Bantu Navigasi Krisis yang Memporakporandakan Situasi Global

Sri Mulyani menyebut bahwa tingginya harga komoditas dan inflasi yang terus menanjak membawa tekanan yang sangat besar. Kondisi itu diikuti oleh kenaikan bunga dan pengetatan likuiditas, sehingga bukan hanya negara miskin yang terdampak.

"Ini menciptakan risiko yang sangat besar bagi negara yang sudah dalam kondisi kesulitan utang. Bukan hanya bagi negara berpendapatan rendah, tetapi juga negara berpendapatan menengah, bahkan negara maju," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers The 4th FMCBG Meeting di Washington D.C, Amerika Serikat, Kamis 13 Oktober 2022, waktu AS.

Dia menyebut bahwa kondisi global yang kompleks bukan semata-mata persoalan ekonomi, tetapi juga geopolitik. Oleh karena itu, seluruh negara perlu bekerja sama lebih baik dalam mengoordinasikan dan sinkronisasi kebijakan, terutama melalui G20.

Bauran kebijakan fiskal dan moneter sendiri menjadi salah satu diskusi utama dalam pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20. Mereka mewaspadai pelemahan ekonomi yang akan terjadi pada 2023, agar tidak berlanjut ke tahun-tahun selanjutnya.

"Kami memperkirakan situasi global ini akan tetap sulit pada tahun ini, dan mungkin berlanjut hingga 2023. Kita tidak bisa mengabaikan kemungkinan dari naiknya risiko resesi," ujar Sri Mulyani.

BISNIS

Baca: Ekonomi Global Penuh Tantangan, Sri Mulyani Sebut Aksi Nyata Negara G20 Sangat Dibutuhkan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

14 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

17 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

17 jam lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

1 hari lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

2 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

2 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya