Rupiah Melemah Dekati 15.400 per Dolar AS, karena Risiko Resesi 2023 atau The Fed?

Rabu, 12 Oktober 2022 14:00 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah melemah dan kian mendekati level 15.400 per dolar AS pada Rabu siang, 12 Oktober 2022. Pada pukul 13.40 WIB, nilai tukar rupiah berada di level 15.355 per dolar AS.

Pelemahan nilai tukar rupiah di antaranya karena terjaganya prospek kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed). Bahkan sebelumnya, pada pagi hari ini, rupiah melemah 20 poin atau 0,13 persen ke posisi 15.378 dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.358 per dolar AS.

Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya menyebut outlook dolar AS masih menguat seiring masih terjaganya prospek kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve setelah adanya pernyataan dari Presiden Fed Cleveland Loretta Mester semalam.

Baca: Rupiah Melemah, Wamendag Sebut Kinerja Perdagangan RI Masih Surplus

"Yang mengatakan bahwa Federal Reserve perlu untuk terus menaikkan suku bunga," tulis Tim Riset Monex Investiondo Futures, di Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2022.

Advertising
Advertising

Sebelumnya The Fed mengisyaratkan akan melanjutkan pengetatan moneter agresif untuk mengendalikan inflasi. Data tenaga kerja AS yang dirilis baru-baru ini juga telah memupuskan ekspektasi pelaku pasar bahwa The Fed dapat memperlambat laju kenaikan suku bunga.

Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mendukung pandangan itu pada Selasa, 11 Oktober 2022, kemarin dengan mengatakan bank sentral belum mengendalikan lonjakan inflasi dan perlu terus menaikkan suku bunga. Merespons hal itu, indeks dolar AS naik 0,16 persen menjadi 113,52, setelah menyentuh level tertinggi sejak 29 September di 113,54.

Adapun kekhawatiran pasar terhadap resesi semakin kuat usai Dana Moneter Internasional atau IMF yang memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global mereka untuk tahun depan menjadi 2,7 persen. Proyeksi tersebut 0,2 persen lebih rendah dari perkiraan mereka pada Juli dan menyarankan bahwa pada 2023 akan terasa seperti resesi bagi jutaan orang di seluruh dunia.

Sementara itu, pelaku pasar kecewa dengan pernyataan dari Gubernur Bank of England Andrew Baileys yang menakuti investor dengan menegaskan bahwa bank sentral akan mengakhiri program pembelian obligasi pada Jumat mendatang, 14 Oktober 2022.

Baileys juga menyatakan kepada para manajer dana pensiun untuk menyelesaikan penyeimbangan kembali posisi mereka dalam jangka waktu tersebut.

Adapun kemarin rupiah ditutup melemah 40 poin atau 0,26 persen ke posisi 15.358 per dolar AS. Pada sehari sebelumnya, rupiah berada di level 15.318 per dolar AS.

ANTARA

Baca: Rupiah Melemah, Airlangga: Banyak Negara Lebih Rendah, Depresiasi Poundsterling 20 Persen

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

13 jam lalu

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

BI optimistis rupiah akan terus menguat sesuai fundamental.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

1 hari lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

2 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

5 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

5 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

5 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya