Ancaman Badai Inflasi, Analis: Perlu Sinergi Kebijakan Pemerintah dan BI

Kamis, 6 Oktober 2022 17:09 WIB

Sopir angkutan kota menunggu penumpang di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Ahad, 4 September 2022. Sejumlah sopir angkutan kota di kawasan tersebut meminta kepada pemerintah untuk segera membuat regulasi penyesuaian tarif angkutan umum seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan laju inflasi akan meningkat. Ramalan ini sejalan dengan second round effect atau dampak lanjutan penyesuaian harga BBM atau bahan bakar minyak bersubsidi, tekanan inflasi dari sisi permintaan yang tinggi, serta masih melambungnya harga energi dan pangan global.

“Merujuk ke data BPS, kenaikan BBM jenis pertalite merupakan penyulut utama inflasi dengan andil sebesar 0,89 persen terhadap inflasi September 2022,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 6 September 2022.

Ibrahim melihat penyebab inflasi berikutnya ditopang oleh kelompok harga yang diatur pemerintah, seperti tarif transportasi. Tarif angkutan dalam kota sebelumnya pun tercatat menyumbang inflasi 0,09 persen; Solar 0,03 persen; dan angkutan antarkota 0,03 persen.

Baca juga: Sudah 11 Hari Rupiah di Atas 15.000 per USD, Pengusaha Khawatirkan Beban Harga Pokok Produksi

Ibrahim juga menyebut beberapa komoditas pangan yang turut menyumbang inflasi September. Terutama komoditas cabai merah, telur ayam ras, minyak goreng, cabai rawit, serta beras. Namun, ada pula komoditas pangan yang menghambat inflasi bulan lalu. Misalnya, bawang merah, meski andil deflasi hanya sebesar 0,05 persen.

Advertising
Advertising

Dengan perkembangan tersebut, Ibrahim memprakirakan inflasi 2022 melebihi batas atau sasaran 3,0±1 persen. “Untuk itu diperlukan sinergi kebijakan yang lebih kuat antara pemerintah pusat dan daerah dengan BI—baik dari sisi pasokan maupun sisi permintaan—untuk memastikan inflasi kembali ke sasarannya pada paruh kedua 2023.” ujar Ibrahim.

Baca juga: Rupiah Melemah ke Level 15.200 per USD, Analis Yakin Bakal Berbalik Menguat karena..

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

15 jam lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

3 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

3 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

4 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

4 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

5 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya