Rupiah Berhasil Menguat Sore Ini, Sentimen Inflasi RI dan Pengetatan Bank Sentral Eropa

Selasa, 4 Oktober 2022 16:18 WIB

Karyawan bank mengitung uang 100 dolar amerika di Bank Mandiri Pusat, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa, semakin tertekan dampak wabah COVID-19. Rupiah ditutup melemah 240 poin atau 1,61 persen menjadi Rp15.173 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.933 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat pada sore ini, Selasa, 4 Oktober 2022. Di pasar spot, kurs rupiah berada di level Rp 15.247 per dolar AS, menguat 0,36 persen dari level penutupan perdagangan kemarin Rp 15.302 per dolar AS.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia juga menujukkan penguatan. Per sore ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang diperdagangkan antar bank domestik itu di level Rp 15.276, menguat dari level hari sebelumnya Rp 15.293.

"Dalam perdagangan sore hari ini rupiah kembali mengalami penguatan," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari keterangannya, Selasa.

Ibrahim menjelaskan, pergerakan rupiah itu didorong sentimen pelaku pasar keuangan terhadap tingkat inflasi di dalam negeri yang lebih rendah dari ekspektasi. Terakhir, data inflasi yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin menunjukkan, inflasi 1,17 persen secara bulanan pada September 2022.

"Ekspektasi ekonom di 1,2 persen, tapi kenyataannya 1,17 persen. Ini mengindikasikan bahwa pemerintah bekerja sama dengan BI terus bahu membahu dalam strategi bauran ekonomi untuk menangani inflasi. Ini yang membuat rupiah kembali lagi hari ini menguat," kata Ibrahim.

Advertising
Advertising

Di Inggris, kata Ibrahim, keringanan pajak bagi kalangan pengusaha telah disahkan oleh parlemen. Keringanan pajak pengusaha menandakan reformasi terjadi secara besar-besaran di Inggris walaupun ekonominya pada kuartal II 2022 lolos resesi, setelah tidak terjadi kontraksi dan malah tumbuh 0,2 persen.

"Artinya bahwa Inggris ini dalam kondisi aman walaupun saat ini terjadi inflasi cukup tinggi di 10 persen. Ada harapan bank of england pun juga masih akan menaikkan suku bunga," kata Ibrahim.

Uni Eropa sendiri, kata dia, inflasinya 10 persen yang mengindikasikan bank sentral eropa akan melakukan pengetatan secara agresif. Pengetatan bank sentral Eropa yang akan membuat indeks dolar kembali lagi akan mengalami pelemahan.

Ibrahim mengatakan pada perdagangan besok rupiah berpotensi mengalami pelemahan yang cukup signifkan, yaitu bisa 50-60 basis poin. Pelemahan inu kata dia akan dipicu sentimen pelaku pasar keuangan terhadap kebijakan bank sentral AS pada pekan ini yang kemungkinan kembali menaikkan suku bunga acuan.

"Bank sentral AS pun juga akan melalukan pertemuan tentang kenaikan suku bunga yang kemungkinan besar 75 basis poin, di sisi lain kita tahu inflasi Amerika Serikat kemungkinan di September 8,5 persen," ujar Ibrahim.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

12 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

1 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

2 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

2 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya