Ingatkan Inflasi 2023 Bisa Lebih dari 4 Persen, Bank Indonesia: Harga Pangan dan Energi Meningkat

Senin, 3 Oktober 2022 12:46 WIB

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Peningkatan tingkat inflasi ini terutama didorong oleh peningkatan baik harga energi dan harga pangan. Yang kemudian ditransmisikan dalam peningkatan komponen volatile food dan administered price. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S Budiman menyebut risiko inflasi melebihi empat persen secara tahunan masih tinggi hingga 2023.

“Kami masih melihat tekanan inflasi masih berlanjut, harga pangan dan energi masih terus mengalami peningkatan. Disrupsi pasokan juga terus terjadi sehingga risiko inflasi kita berada di atas empat persen di 2022 dan 2023 masih tinggi,” katanya dalam webinar Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) yang dipantau di Jakarta, Senin 3 Oktober 2022.

Pada Agustus 2022, inflasi secara tahunan tercapai mencapai 4,69 persen atau lebih rendah dari inflasi tahunan pada Juli 2022 sebesar 4,94 persen, tetapi inflasi itu masih disumbang oleh kelompok harga bergejolak atau volatile food dan harga energi yang masuk kelompok administered price atau diatur pemerintah.

“Yang masih menjadi PR (pekerjaan rumah) kita adalah menjaga transmisi harga energi dan komoditas dalam negeri. Pada Agustus 2022 inflasi secara tahunan kita mencapai 4,69 persen,” katanya.

Sementara itu, inflasi dari permintaan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi baru mencapai 3,04 persen atau masih di bawah target pemerintah yang sebesar 3-4 persen.

Advertising
Advertising

Di dalam negeri, pengendalian harga komoditas pangan dan energi sebagai dampak transmisi kenaikan harga komoditas global masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan BI ketimbang menjaga indikator perekonomian lain seperti pertumbuhan ekonomi dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Bank Indonesia memastikan keberlanjutan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNP IP) yang diharapkan bisa membantu menjaga laju inflasi secara nasional.

“Seperti arahan Presiden Jokowi, penting melanjutkan GNP IP untuk menjaga perekonomian dari ketidakpastian global. Kita lihat dalam RDG BI pada 21-22 September 2022 lalu, perekonomian global diwarnai oleh terus berlanjutnya prospek perekonomian yang menurun,” katanya.

Di beberapa negara saat ini telah muncul istilah resesi dengan inflasi yang tinggi.

“Percepatan normalisasi moneter dari negeri maju juga menimbulkan ketidakpastian di pasar global,” ucapnya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

10 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya