Rupiah Masih Melemah, BI : Memang Indeks Dolarnya Menguat

Sabtu, 1 Oktober 2022 10:46 WIB

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Ubud - Bank Indonesia (BI) mencatat, pelemahan yang terjadi di nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga saat ini lebih disebabkan indeks dolar atau DXY yang memang menguat. Faktor sentimen pelaku pasar keuangan global menjadi penyebab menguatnya DXY.

Indeks Dolar yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang negara utama lainnya, yaitu EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, serta CHF, telah berada di level 112,25 per 29 September 2022. Meningkat dari level pada akhir pekan lalu di level 111,35.

"Pelemahan tidak hanya khusus Indonesia tapi di seluruh dunia tercermin dari indikator DXY posisinya meningkat sampai 112 ini level cukup tinggi," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Wahyu Agung Nugroho di Ubud, Bali, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Wahyu menuturkan, kondisi pelemahan yang terjadi di banyak mata uang negara ini, termasuk negara-negara emerging market seperti Indonesia akibat penguatan DXY lebih dipicu ekspektasi pelaku pasar keuangan global yang ingin mencari aman, sehingga mereka lebih memilih menempatkan dananya dalam bentuk dolar.

"Sehingga investor risk off, dia tidak ingin menempatkan dananya di negara berkembang, itu yang sebabkan tekanan tambahan di pasar keuangan domestik di berbagai negara termasuk Indonesia," kata Erwin.

Advertising
Advertising

Tapi, BI selama ini tidak pernah tinggal diam karena terus merespons kondisi itu, selain dengan menggunakan strategi kebijakan seperti kenaikan suku bunga acuan dan bauran kebijakan, intervensi juga terus dilakukan dengan mengombinasikan intervensi di pasar spot maupun Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).

Respons itu harus tetap dilakukan meskipun permasalahan yang menyebabkan kekhawatiran pelaku pasar itu bukan berasal dari kondisi ekonomi Indonesia. Sebab, kondisi yang terjadi adalah potensi resesi ekonomi global akibat kenaikan inflasi dan agresifnya kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

Adapun kondisi ekonomi domestik menurut Wahyu masih terus membaik. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi kuartal III - 2022 akan berada di level 5,5 persen, lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II - 2022 sebesar 5,44 persen.

"Memang yang menjadi masalah Indonesia sebagai small open economy tidak punya pilihan selain merespons, jadi siapa yang salah siapa yang menanggung risikonya itu beda hal," ucap Wahyu.

Sebagai informasi, per akhir pekan ini, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar Rp 15.232 per dolar AS. Membaik dibanding hari sebelumnya, 29 Septenber 2022, di level Rp 15.247 per dolar AS.

Baca: Kedubes AS di RI Kembali Buka Lowongan Kerja, Gaji Sampai Rp 745 Juta per Tahun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

19 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

2 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya