Ancaman Resesi 2023, Target Indonesia Jadi Negara Maju 2045 Realistis?

Jumat, 30 September 2022 11:40 WIB

Foto udara cahaya gedung bertingkat saat peringatan Earth Hour di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu, 26 Maret 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira Adhinegara melihat tekanan ekonomi global yang terus berlanjut di tengah ancaman resesi 2023 berpotensi membuat Indonesia terjebak sebagai negara berpendapatan menengah. Jebakan itu makin dalam jika pemerintah tidak ada upaya ekstra memperkuat ekonomi domestik.

"Indonesia terancam masuk jebakan kelas menengah," kata Bhima saat dihubungi, Jumat, 30 September 2022.

Meski dunia telah pulih dari pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia masih menghadapi dampak tekanan ekonomi global. Pada 2023, ekonomi domestik dihadapkan dengan potensi resesi dunia setelah tingginya inflasi dan tren kenaikan suku bunga acuan bank sentral negara-negara maju.

Kondisi ini membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tak kunjung menyentuh angka 6 persen. Padahal, berdasarkan perhitungan Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) atau Bappenas, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata harus 6-7 persen untuk mencapai target Indonesia sebagai negara maju pada 2045 dan terlepas dari middle income trap.

Bhima pun memandang target Indonesia maju pada 2045 sulit tercapai. Beberapa faktor mempengaruhinya, seperti status Indonesia yang telah turun menjadi lower middle income country akibat dampak Pandemi Covid-19. Padahal sebelumnya, Indonesia dikategorikan sebagai negara upper middle income country.

Advertising
Advertising

Adapun pada 2021 lalu, Bank Dunia atau World Bank kembali menempatkan Indonesia ke dalam golongan lower middle income country atau negara dengan penghasilan menengah ke bawah. Posisi ini membuat Indonesia turun kelas.

Oleh sebab itu, supaya Indonesia bisa kembali ke posisinya semula dan bertahan, Bhima mengatakan pemerintah perlu berfokus menjaga pendapatan per kapita masyarakat. Dengan demikian, target menuju Indonesia sebagai negara maju pada 2045 dapat tekejar.

"Sekarang jangka pendek kejar dulu status upper middle income country atau GNI (gross national income) per kapita US$ 4.046-12.535," ujar Bhima.

Motor pertumbuhan ekonomi Indonesia, kata dia, sebenarnya masih tergantung pada naik-turunnya harga komoditas. Ini membuat ekonomi sangat berisiko. Ketika harga komoditas mulai mengalami moderasi pada 2023, surplus perdagangan hingga lapangan kerja yang meningkat karena serapan disektor pertambangan dan perkebunan, bisa kembali menurun.

"Perlu diversifikasi ke sektor industri manufaktur yang punya nilai tambah tinggi," kata Bhima.

Di sisi lain, sumber daya manusia (SDM) juga juga dipandang sebagai kunci mengejar ketertinggalan itu. Namun persoalan ini, kata Bhima, tidak bisa hanya dilakukan dalam jangka pendek, perlu perencanaan pendidikan, korelasi materi pengajaran dengan skill yang tengah dibutuhka.

"Contohnya, skill digital dan transisi energi ke EBT yang butuh banyak SDM berkualitas," kata dia.

Kualitas pertumbuhan ekonomi pun, ia melanjutkan, juga perlu menjadi fokus utama selain tinggi nya GNI per kapita. Musababnya, masih terdapat 24 persen bayi dengan prevalansi menderita stunting atau gagal tumbuh. Selain itu, terdapat 115 juta penduduk kelas menengah rentan atau aspiring middle class.

Bahkan, dia melanjutkan, Bank Dunia mengategorikan 13 juta orang miskin baru di Indonesia akibat perubahan garis kemiskinan versi Bank Dunia beberapa hari lalu. Kalau ketimpangan makin dalam, motor pertumbuhan jangka panjang juga terganggu.

"Kita mau kejar bonus demografi 2030, tapi bayi masih stunting yang artinya sudah kalah bersaing dalam 1.000 hari pertama kehidupan dengan negara lain yang gizi bayinya bagus. Itu kontradiksi," ujar Bhima.

Sebelum masa Pandemi Covid-19, yaitu pada 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di posisi 5,02 persen secara tahunan. Lalu, pada 2020, pertumbuhan ekonomi menjadi minus 2,07 persen akibat pagebluk. Selanjutnya pada 2021, ekonomi Indonesia mampu kembali tumbuh 3,69 persen. Pada 2022, pemerintah menargetkan pertumbuhannya di level 5,2 persen dan 2023 sebesar 5,3 persen.

Baca juga: Sindiran Jokowi untuk Pejabat: Krisis Malah ke Luar Negeri, Dipamerin di Instagram

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

9 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

14 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

23 jam lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

5 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

10 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

10 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya