Banggar DPR Sepakat Anggaran Subsidi Energi Rp 211,9 Triliun, Ini Rinciannya

Selasa, 27 September 2022 19:05 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 24 Mei 2022. Rapat tersebut membahas pembicaraan pendahuluan RAPBN tahun anggaran 2023 dan rencana kerja pemerintah tahun 2023, dengan agenda keterangan pemerintah atas KEM PPKF RAPBN 2023 dan RKP Tahun 2023 serta Proyeksi Ekonomi Tahun 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membacakan kesepakatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 tingkat I. Alokasi subsidi energi yang disetujui dalam pembahasan itu sebesar Rp 211,9 triliun.

Angka ini lebih tinggi dari usulan dalam Rancangan Undang-undang APBN (RAPBN) 2023 sebesar Rp 210,6 triliun.

"Kami menyadari bahwa dinamika global masih akan berlangsung. Karena itu dengan rendah hati, memohon kepada DPR untuk menjaga hubungan baik, agar kami bersama-sama mampu terus menjaga APBN sebagai instrumen yang sangat penting di dalam menjaga masyarakat dan perekonomian," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di gedung DPR RI pada Selasa, 27 September 2022.

Alokasi subsidi energi tersebut terdiri atas subsidi bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan LPG tabung 3 kilogram sebesar Rp 139,4 triliun. Kemudian, subsidi listrik Rp 72,6 triliun.

Adapun volume subidi LPG sebesar 8,0 juta metrik ton (MT), termasuk cadangan LPG sebesar 0,5 juta MT. Sedangkan volume BBM sebesar 17,5 juta kiloliter (KL), termasuk cadangan minyak solar sebesar 1 juta KL.

Advertising
Advertising

Subsidi tetap minyak solar ditetapkan Rp 1.000 per liter. Sri Mulyani menjelaskan, arah kebijakan subsidi BBM dan LPG tabung 3 kilogram pada 2023 ialah untuk menutup selisih harga minyak tanah. Selain itu, subsidi ini menutup gap harga untuk BBM solar.

Sri Mulyani menyatakan kebijakan pemberian subsidi akan disertai denan pengendalian volume dan pengawasan atas golongan atau sektor-sektor yang memanfaatkannya. Seiring dengan itu, pemerintah berencana melakukan transformasi subsidi LPG tabung 3 kilogram menjadi berbasis target penerima.
Penyaluran ini rencananya bakal terintegrasi dengan program perlindungan sosial secara bertahap dengan mempertimbangkan pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat. Sementara itu, subsidi listrik pada 2023 disepakati sebesar Rp 72,6 triliun--lebih besar ketimbang angka yang diusulkan sebelumnya.

Arah kebijakan subsidi listrik pada 2023 adalah memberikan subsidi listrik tepat sasaran dengan diselaraskan pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat. Sri Mulyani menuturkan subsidi listrik untuk rumah tangga harus diberikan secara tepat sasaran bagi rumah tangga miskin dan rentan. Kebijakan subsidi listrik juga diharapkan mendorong pengembangan energi baru terbarukan yang lebih efisien.

Adapun DPR meminta pemerintah segera melakukan pembayaran subsidi untuk Pertamina dan PLN sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah, menurut DPR, perlu menyiapkan skema pergeseran penggunaan energi fosil, seperti batu bara ke energi yang ramah lingkungan.

Ihwal pemberian subsidi listrik, Badan Anggaran memberikan beberapa catatan. Pertama, DPR menyatakan sebanyak 9,55 juta rumah tangga berdaya listrik 450 VA dan sebanyak 8,4 juta pelanggan berdaya listrik 900 VA yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dengan kategori sangat miskin harus tetap mendapatkan subsidi. Kedua, Kementerian Sososial, Badan Pusat Statistik (BPS), PLN, dan Pemerintah Daerah diminta bersinergi untuk memperbarui dan mengintegrasikan data. Badan Anggaran DPR mendorong agar BPS segera melakukan percepatan registrasi sosial ekonomi.

Terakhir, DPR meminta berbagai reformasi subsidi energi diselaraskan dengan pemulihan ekonomi dan memperhatikan daya beli masyarakat. "Pemerintah sangat menghargai dan menyambut positif seluruh masukan-masukan yang disampaikan. Kami akan tetap mempelajari dan merespon pada saat pembicaraan tingkat dua, maupun di dalam pelaksanaan APBN 2023," ujar Sri Mulyani.

RIANI SANUSI PUTRI

Baca juga: Banggar DPR dan Sri Mulyani Sepakati RAPBN 2023, Defisit Rp 598,2 Triliun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

19 jam lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

21 jam lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

1 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

2 hari lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

2 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

2 hari lalu

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan kepada Presiden Jokowi terkait sorotan publik terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

2 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan Bea Cukai di era pesatnya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

3 hari lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

3 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

3 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

Sri Mulyani mengungkapkan pertemuannya dengan SBY membahas berbagai hal

Baca Selengkapnya