Aspirasinya Tak Ditanggapi, Serikat Petani Ancam Lakukan Reforma Agraria Versi Rakyat

Sabtu, 24 September 2022 17:23 WIB

Partai Buruh dan Serikat Petani Indonesia menggelar aksi demonstrasi di area Patung Kuda, Jalan Medan Medeka Barat, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 24 September 2022. TEMPO/Khory Alfarizi

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Buruh dan Serikat Petani Indonesia (SPI) menggelar demo Hari Tani Nasional di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Sekretaris Jenderal Serikat Petani Indonesia (SPI) Agus Ruli Ardiansyah mengatakan aksi demo terus digelar jika aspirasinya tidak ditanggapi Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Untuk persoalan lahan, SPI mengancam akan melakukan reforma agraria versi masyarakat untuk sebagai sumber kehidupan.

"Tentunya kita akan melakukan aksi langsung di lapangan menguasai lahan, merebut lahan, mengolah lahan, memproduksi lahan, sampai itu bisa mensejahterakan dan menghidupkan kita di lapangan. Artinya itulah reforma agraria versi rakyat kita lakukan sambil kita mendesak pemerintah," ujar dia di sela-sela demo pada Sabtu, 24 September 2022.

Aksi tersebut dimulai pada pukul 10.15 WIB dan massa sempat berjalan di Jalan Medan Medeka Barat melewati Monumem Nasional atau Monas lalu putar balik melewati Balai Kota DKI. Massa kembali tiba di depan Patung Kuda pada pukul 10.48 WIB. Mereka datang dipimpin oleh tiga mobil komando, dan beberapa orang bergantian melakukan orasi di atasnya.

Pendemo sebagian besar membawa bendera Partai Buruh berwarna oranye dan bendera SPI berwarna kuning. Selain itu ada juga yang membawa spanduk dan poster yang bertuliskam tuntutan. "Tolak kenaikan harga BBM, hentikan intimidasi, kriminalisasi, dan diskriminasi," tertulis dalam salah satu spanduk.

"Ada tiga tuntutan kita di aksi hari tani ini yang akan kita sampaikan langsung ke Presiden Jokowi. Dan rencananya kami dapat informasi akan diterima oleh pihak Sekretariatan Presiden. Mudah-mudahan perwakilan petani bisa masuk dan menyerahkan tuntutannya secara langsung," tutur Ruli.

Ruli menjelaskan tuntutan dari demo tersebut, pertama meminta agar pemerintah melaksanakan reforma agraria dan selesaikan konflik agraria. Menurut dia, pemerintah sudah berjanji akan meredistribusi 9 juta hektare tanah sesuai program prioritas yang akan dilaksanakan Pemerintahan Jokowi, tapi kenyataannya sampai saat ini masih sangat minim realisasinya.

"Bahkan kita banyak mengalami kriminalisasi, penggusuran terhadap perjuangan-perjuangan petani yang menuntut haknya terhadap hak atas tanah," ucap Ruli.

Tuntutan kedua menolak UU Cipta Kerja. Karena, kata Ruli, di dalamnya selain persoalan buruh, petani juga ikut menderita karena inti dari UU itu adalah penguasaan lahan untuk kepentingan pembangunan proyek-proyek infrastruktur atas nama proyek strategis ataubproyek pembangunan nasional. "Lahan-lahan petani digusur."

Tanah yang ada, Ruli berujar, akan ditampung di dalam bank tanah sebagaimana disebutkan dalam UU Cipta Kerja. Dan akan dijadikan sebagai komoditi untuk penyediaan lahan bagi kepentingan investasi bukan untuk kepentingan petani. "Sehingga kita menolak UU Omnibus Law atau Cipta Kerja itu," tutur Ruli.

Selain itu, UU Cipta Kerja juga memberikan kebebasan terhadap impor pangan karena tidak ada lagi batasan kepentingan dalam negeri atau produksi dalam negeri. Ruli menilai hal itu tidak lagi diperhatikan menjadi kebijakan bagaimana negara bisa melakukan impor pangan.

"Kita lihat jor-joran garam kita impor, bahkan minyak kelapa pun yang sawitnya mejadi kebun sawit terbesar di dunia kita juga mengalami persoalan," kata dia. "Jadi ini adalah persoalan penguasaan, kekayaan alam, agraria dari mulai hulu hingga hilir, kita mau persoalan pangan itu berbasiskan keluarga petani bukan berbasiskan korporasi."

Dan ketiga demo itu juga menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak atau BBM, karena jelas mempengaruhi harga produksi pertanian di petani. Kenaikan harga itu juga membuat pupuk mahal dan traktor mahal. "Sehingga menambah penderitaan petani," tutur.

Ketua Mahmakah Nasional Partai Buruh Riden Hatam Aziz menjelaskan hari ini tepat tanggal 24 September 2022 di mana hari ini adalah sebagai Hari Tani Nasional. "Saya hari ini bersama dengan SPI, melakukam aksi di depan istana negara dalam rangka menyuarakan, menyampaikan kepada pemerintah bahwa petani Indonesia sampai hari ini masih belum mendapatkan hak-haknya," ujar dia di sela-sela demo pada Sabtu, 24 September 2022.

Menurut Aziz, Partai Buruh concern kepada para petani, nelayan, dan buruh, sehingga ingin menyuarakan agar pemerintah mendengar tuntutan para petani khususnya. Aksi ini diikuti oleh para petani dari Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta, dengan jumlah masa kurang lebih 1.000 orang

"Sekira kurang lebih 1.000 peserta massa aksi dan juga didukung oleh anggota partai buruh lainnya dari serikat pekerja ada dari Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Tentu ini adalah senagai wujud kepedulian kami untuk bagaimana mendukung petani yang sampai hari ini haknya masih belum dipenuhi," kata Aziz.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

1 hari lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

1 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

2 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

2 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

3 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

9 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

11 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

11 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

13 hari lalu

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

Berikut ini daftar negara dengan harga BBM paling murah di dunia, ada yang hanya dijual Rp467 per liter. Apa Indonesia termasuk?

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

13 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya