Paket Kompor Listrik Rp 1,8 Juta Akan Dibagikan Gratis ke 300.000 Orang, Begini Penjelasan ESDM
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 21 September 2022 13:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pada tahun ini pemerintah akan membagikan paket kompor listrik ke 300.000 orang secara gratis. Pembangian paket kompor listrik ini merupakan pelaksanaan program konversi kompor listrik dari kompor yang menggunakan elpiji 3 kilogram.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menjelaskan, masyarakat yang menjadi target pemberian paket kompor listrik ini adalah mereka yang namanya masuk di dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Mereka juga sebelumnya harus memiliki listrik.
Rida menyebutkan, harga paket kompor listrik itu sekitar Rp1,8 juta. Satu paket kompor listrik itu terdiri atas dua tungku, satu alat masak, dan satu miniature circuit breaker atau MCB.
“Jadi satu rumah itu dikasih satu paket, kompornya sendiri, alat masaknya sendiri, dayanya (listrik) dinaikkin,” ujar Rida usai menghadiri Rapat Banggar di Kompleks Parlemen, Selasa, 20 September 2022.
Lebih jauh, Rida menyatakan harga paket kompor listrik itu dalam perkembangannya bisa saja berubah. Sebab ada usulan agar salah satu tungku dinaikkan dayanya, dari sebelumnya 800 VA menjadi 1.000 VA lebih.
Meski begitu, ia menyatakan belum bisa memastikan berapa perubahan daya listrik sebagai konsekuensi program konversi ke kompor listrik tersebut. “Rp 1,8 juta itu rencana awal dengan dua tungku yang sama kapasitasnya," tuturnya.
Ia menyatakan saat ini program konversi tersebut masih dalam tahap uji coba. "Ada juga usulan satu tungkunya diubah lebih gede. Nah, masih dikalkulasi berapa harganya. Seharusnya kan nggak Rp 1,8 juta lagi, pasti lebih naik,” ucap Rida.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana sebelumnya menyatakan program migrasi kompor gas elpiji ke kompor listrik 1.000 watt itu akan dilakukan di Solo dan Bali.
Selanjutnya: Migrasi ke kompor listrik disebut-sebut bisa menghemat APBN Rp 16,8 triliun.
<!--more-->
“Belum ada yang dibagikan oleh Pemerintah. Saat ini baru uji coba oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN untuk melihat penerimaan di masyarakat dan memastikan aspek keteknikannya. Termasuk kapasitas kompor yg cocok,” ujar Dadan kepada Tempo, Sabtu, 17 September 2022.
Saat ini, kata Dadan, PLN sedang menyiapkan jaringan khusus di rumah. “Saat ini masih dalam perencanaan, dengan memastikan bahwa masyarakat tidak menambah biaya apabila nanti programnya berjalan."
Direktur PLN, Darmawan Prasojo, sebelumnya mengklaim migrasi kompor elpiji ke kompor listrik mampu menghemat anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) karena harga keekonomian listrik lebih murah daripada elpiji.
“Dari sampel 23 keluarga penerima manfaat, ada saving APBN sekitar Rp 20 juta per tahun,” kata Darmawan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu, 14 September 2022.
PLN juga telah menghitung konversi dalam skala lebih besar akan mengehamat APBN Rp 330 miliar per tahun untuk 300 ribu keluarga penerimaan manfaat pada tahun 2022. Sementara pada program konversi tahun depan yang menyasar 5 juta keluarga penerimaan manfaat, diproyeksikan bisa menghemat Rp 5,5 triliun per tahun.
Artinya, jika jumlah keluarga penerimaan manfaat mencapai 15,3 juta, maka proyeksi penghematan APBN akibat program migrasi ke kompor listrik bisa mencapai Rp 16,8 triliun per tahun.
BISNIS | ANTARA | RIRI RAHAYU
Baca: UU Perlindungan Data Pribadi Disahkan, Efektifkah Menghilangkan Peretasan?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini