Ekonomi 2023 Masih Tak Menentu, Ada Rambu-rambu Inflasi Naik

Jumat, 16 September 2022 14:15 WIB

Febrio N Kacaribu. Feb.ui.ac.id

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menetapkan asumsi makro terbaru dalam desain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Dari situ tergambar kondisi ekonomi tahun depan. Diperkirakan, pemerintah masih menghadapi ketidakpastian.

“Kita pastikan kita harus siapkan buffer untuk antisipasi ketidakpastian yang masih akan cukup tinggi di tahun 2022 maupun 2023," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 16 September 2022.

Berdasarkan hasil rapat antara pemerintah dan Banggar pada awal pekan ini, ada perubahan sejumlah asumsi makro dalam RAPBN 2023 yang telah dibacakan Presiden Joko Widodo saat pidato kenegaraan pada 16 Agustus 2022. Di antaranya asumsi inflasi, nilai tukar rupiah, dan lifting gas.

Inflasi disepakati naik dari semula 3,3 persen menjadi 3,6 persen. Pemerintah mempertimbangkan tekanan inflasi global yang diperkirakan masih tinggi serta volatilitas dan ketidakpastian dari pergerakan harga komoditas global.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika pun berubah dari semula Rp 14.750 menjadi Rp 14.800. Perubahan ini menghitung tingginya ketidakpastian prospek ekonomi global serta ketatnya kondisi likuiditas global.

Advertising
Advertising

Sementara itu, dengan adanya peluang untuk mendorong peningkatan, lifting migas juga sedikit dinaikkan. Sebelumnya proyeksi lifting 1.050 barel setara minyak per hari atau barrel oil equivalent per day (BOEPD) menjadi 1.100 (BOEPD).

Adapun asumsi makro yang masih sama dengan rancangan awalnya adalah target pertumbuhan ekonomi yang dipatok di level 5,3 persen. Kemudian, harga minuak mentah yang dipatok di level US$ 90 per barel, lifting minyak tetap sebesar 660 ribu barel per hari, serta tingkat bungan Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun 7,9 persen.

Selain asumsi makro, pemerintah bersama DPR berkomitmen untuk mendorong pendapatan negara lebih optimal dengan menjaga iklim investasi tetap kondusif. Target pendapatan negara disepakati menjadi Rp 2.463,0 triliun atau naik Rp 19,4 triliun dari RAPBN 2023 yang sebesar Rp 2.443,6 triliun.

Pendapatan itu terdiri atas penerimaan perpajakan 2023 yang menjadi Rp 2.021,2 triliun atau lebih tinggi Rp 4,3 triliun dari target perpajakan yang diusulkan dalam RAPBN 2023. Ini karena ada usaha keras penerimaan pajak sebesar Rp 2,9 triliun dan penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp 1,4 triliun.

Adapun Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP meningkat Rp 15,1 triliun. Penerimaan ini terdiri atas Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) naik Rp 7,2 triliun; Penerimaan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) naik Rp 5,0 triliun; serta Pendapatan PNBP lainnya naik Rp 2,9 triliun.

Peningkatan tersebut juga dipengaruhi penyesuaian nilai tukar rupiah menjadi Rp 14.800 per dolar Amerika. Kemudian, peningkatan lifting gas menjadi 1.100 BOEPD, harga komoditas, serta perbaikan dan inovasi layanan.

Alokasi subsidi energi pada 2023 juga telah ditetapkan sebesar Rp 212,0 triliun atau naik Rp 1,3 triliun ketimbang dalam RAPBN 2023. Sementara itu, kompensasi energi, seperti untuk bahan bakar minyak atau BBM dan listrik, masih akan dibahas lebih lanjut.

Dengan kesepakatan tersebut, APBN 2023 dalam postur sementara tetap didorong menjaga komitmen konsolidasi fiskal. Defisit diperkirakan sebesar Rp 598,2 triliun atau 2,84 persen dari prduk domestik bruto (PDB). "Dalam konteks inilah, kita harus bisa memastikan bahwa daya beli masyarakat tetap terjaga akan tetapi di sisi lain APBN-nya juga tetap semakin sehat," kata Febrio.

Baca Juga: Kajian Cepat Ombudsman: Rencana Kenaikan Harga BBM Subsidi Tidak Tepat

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

44 menit lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

9 jam lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

21 jam lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

1 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

1 hari lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

2 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

3 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

3 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya