Mengenal Inflasi, Kenaikan Harga Barang dan Jasa

Kamis, 15 September 2022 05:02 WIB

Ilustrasi Inflasi. kemenkeu.co.id

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal memberikan insentif sebesar Rp10 miliar untuk daerah yang mampu menahan laju inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM. Insentif ini tindak lanjut dari perintah Presiden Joko Widodo yang menginginkan agar inflasi di bawah lima persen pada akhir tahun 2022.

Apa itu inflasi?

Mengutip dari situs web Bank Indonesia atau BI, inflasi bisa diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Merujuk Badan Pusat Statistik, kenaikan harga barang dan jasa itu menyebabkan turunnya nilai uang. Inflasi juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap barang dan jasa secara umum.

Mengutip dari situs web Sikapi Uangmu OJK, inflasi umumnya tersebab beberapa faktor.

Advertising
Advertising

1. Kenaikan biaya produksi

Kenaikan biaya produksi yang disebabkan meningkatnya harga bahan baku dan upah pekerja mengakibatkan produsen harus menaikkan harga jual barang dan jasa.

2. Tinggi permintaan

Tinggi jumlah permintaan suatu jenis barang yang meningkat secara drastis, sementara stok atau suplai yang terbatas menimbulkan lonjakan harga. Di Indonesia, faktor ini biasanya terjadi menjelang Idulfitri, tahun ajaran baru, dan menjelang pergantian tahun.

3. Jumlah uang

Jumlah uang yang beredar cukup tinggi. Saat jumlah uang yang beredar meningkat, mengakibatkan daya beli masyarakat meningkat. Namun, hal ini tidak dibarengi suplai dari barang dan jasa yang meningkat. Akhirnya barang dan jasa pun mengalami kenaikan harga.

Dampak negatif inflasi

Inflasi hal yang baik bagi pertumbuhan ekonomi. Tapi inflasi yang tak terkendali bisa menyebabkan berbagai dampak negatif. Mengutip dari laman Bank Indonesia, terdapat beberapa dampak negatif dari inflasi.

1. Pendapatan menurun

Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan masyarakat terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat ikut merosot.

2. Ketakpastian

Inflasi yang tidak stabil akan membuat ketakpastian pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris, inflasi yang tidak stabil akan membuat keputusan yang tak maksimal dari masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi yang akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

3. Tingkat inflasi domestik

Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibandingkan di negara lain. Itu menjadikan tingkat inflasi domestik tidak kompetitif, sehingga memberikan tekanan nilai Rupiah.

Baca: Airlangga Sebut Ada 8 Usaha Ekstra untuk Mengendalikan Inflasi, Apa Saja?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

1 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

3 hari lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

6 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

7 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

7 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

7 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

7 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

8 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

8 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya