Lima Perusahaan yang Terancam Delisting dari Bursa Efek Indonesia

Kamis, 8 September 2022 15:17 WIB

Ilustrasi bursa saham. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak empat puluh emiten masuk daftar potensi delisting Bursa Efek Indonesia dan berisiko menjadi perusahaan tertutup kembali. Dari data yang dihimpun oleh Bisnis dari BEI, terdapat 40 emiten dari beragam sektor yang masuk dalam daftar berpotensi delisting.

Selain berpotensi terdepak dari pasar modal, saham-saham emiten itu pergerakannya juga telah dikunci BEI. Saham yang telah disuspensi selama 24 bulan berpotensi delisting.

Dilansir dari Sikapiuangmu OJK, delisting merupakan penghapusan emiten di bursa saham secara resmi yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia. Saham yang sebelumnya telah diperdagangkan di BEI akan dihapus dari daftar perusahaan publik, sehingga tidak akan dapat diperjual belikan lagi secara bebas di pasar modal.

Mengutip laman idxchannel.com, lima emiten itu adalah:

  1. PT Leyand International Tbk (LAPD)

Mengutip leyand.co.id, perusahaan ini awalnya didirikan dengan nama PT Lemahabang Perkasa yang kemudian berubah nama menjadi PT Leyand International pada 2007. Bisnis utamanya adalah bidang usaha industri kemasan plastik dan telah melakukan verifikasi usaha di bidang pembangkit tenaga listrik.

Advertising
Advertising

PT Leyand International telah disuspensi di seluruh bursa efek selama kurang lebih 18 bulan dan masa suspensi telah mencapai 24 bulan pada 2 Juli 2022.<!--more-->

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 28 April 2022. Tercatat, 317 saham menguat, 200 saham melemah dan 163 saham bergerak stagnan pada akhir sesi I perdagangan. Tempo/Tony Hartawan

  1. PT Cowell Development Tbk (COWL)

PT Cowell Development merupakan salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia yang mengkhususkan diri dalam pengembangan properti kelas menengah atas. Melansir laman cowelldev.com, saat awal berdiri pada 25 Maret 1981 perusahaan ini bernama PT Internusa Artacipta.

Saat ini, portofolio dari PT Cowell Development terdiri dari lima properti residensial, yaitu Melati Mas Residence, Serpong Park, Serpong Terrace, Laverde, dan Borneo Paradiso, serta gedung bertingkat seperti Westmark, The Oasis, dan Lexington Residence.

Efek dari pengembang properti ini telah disuspensi selama 18 bulan dan masa suspensi telah mencapai 24 bulan pada 13 Juli 2022.

  1. PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO)

Mengutip gtb.co.id, PT Garda Tujuh Buana didirikan pada 1996, menangani pemrosesan pertambangan batubara dan operasi logistik secara terintegrasi di bidang usaha pertambangan, konstruksi pertambangan, pemasaran dan perdagangan batubara.

Dilansir dari Bisnis.com, saham PT Garda Tujuh Buana telah disuspensi di seluruh bursa efek selama 18 bulan dan masa suspensinya telah mencapai 24 bulan pada 14 Juli 2022.

  1. PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM)

PT Dua Putra Utama Makmur merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perikanan yang memproduksi makanan laut dengan kualitas terbaik. Melansir laman duaputra.co.id, perusahaan ini didirikan pada 9 Mei 2021 yang telah berkembang hingga ke Tiongkok, Korea Selatan, Thailand, Jepang, dan Singapura.

Emiten ini telah disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia pada 16 Januari 2022 yang akan disuspensi selama 6 bulan.

  1. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA)

Dilansir dari laman buvagroup.com, PT Bukit Uluwatu Villa didirikan pada 2000 yang ditujukan sebagai pengembang terkemuka di Indonesia yang berfokus pada hotel dan resor ramah lingkungan.

Saham perusahaan yang terancam delisting ini telah disuspensi selama 6 bulan dengan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada 16 Juli 2023.

MUHAMMAD SYAIFULLOH


Baca juga: Tentang Listing, Delisting, dan Relisting di Bursa Saham

Berita terkait

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

2 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

2 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

3 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

5 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

9 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

9 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

9 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

11 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

11 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.

Baca Selengkapnya