Meski Harga BBM Naik, Sri Mulyani Masih Kurang Bayar Subsidi Rp 100 Triliun
Reporter
Arrijal Rachman
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 3 September 2022 19:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah masih memiliki kekurangan pembayaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 100 triliun pada 2022. Kekurangan pembayaran subsidi BBM tetap besar meskipun per hari ini pemerintah menaikkan harga BBM subsidi.
Sri Mulyani menyatakan beban Rp 100 triliun itu akan masuk dalam tahun anggaran 2023. Dengan demikian, total anggaran subsidi BBM yang telah dicanangkan dalam Rancangan Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 sebesar Rp 336 triliun bisa jadi akan bertambah.
"Dengan kenaikan yang diumumkan Menteri ESDM, kita kemungkinan masih akan ada tambahan Rp 100 triliun lagi adanya kurang bayar tahun ini yang masuk ke 2023," kata Sri Mulyani saat konferensi pers, Sabtu, 3 September 2022.
Beban subsidi tersebut, menurut bendahara negara ini, adalah dampak kebijakan subsidi yang digelontorkan dalam bentuk komoditas. Walaupun harga minyak mentah dunia berada di level US$ 85 per barel saat ini, subsidi dan kompensasi energi pada 2022 masih berpotensi bertambah menjadi Rp 591 triliun dari semula di angka Rp 502,4 triliun.
Namun, dengan asumsi harga minyak mentah dunia bergerak di level US$ 99 per barel, maka besaran anggaran subsidi dan kompensasi energinya akan membengkak menjadi Rp 605 triliun, dan angkanya bertambah menjadi Rp 649 triliun jika harga minyak mentah melampaui US$ 100 per barel.
Adapun dengan kenaikan harga BBM subsidi hari ini, pembengkakan subsidi dan kompensasi diyakini tak bakal menyentuh Rp 698 triliun seperti proyeksi awal.
"Dana subsisi ini memang masih akan dinikmati oleh mereka yang punya mobil. Jadi memang subsidi yang melalui komoditas, seperti BBM, tidak bisa dihindarkan pasti dinikmati kelompok yang memeilki kendaraan yang mengonsumsi subsidi," kata Sri Mulyani.
Selanjutnya: Jokowi menyatakan kenaikan harga BBM adalah keputusan dalam situasi sulit.
<!--more-->
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengumumkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubdisi naik mulai pukul 14.30 WIB. Ini seiring telah diumumkannya kenaikan harga BBM pertalite, pertamax, hingga solar oleh Presiden Joko Widodo hari ini.
Arifin mengatakan, untuk harga Pertalite telah diputuskan naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Kemudian Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter mejadi Rp 6.800 per liter, Pertamax dari Rp 12.500 per liter jadi Rp 14.500 per liter.
"Ini berlaku satu jam saat diumumkan penyesuian harga ini dan akan berlaku pada pukul 14.30 WIB," kata Arifin saat konferensi pers.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya telah resmi menaikan tiga jenis BBM subsidi. Kenaikan tersebut diumumkan di Istana Merdeka oleh Jokowi bersama jajaran menterinya.
"Saat ini pemerintah harus membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terkahir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM," ujar Jokowi saat mengumumkan kenaikan harga BBM di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Baca: Harga BBM Naik, Erick Thohir Telepon Direksi Pertamina Minta Bersiaga 3 Hari ke Depan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.