Hikayat Bursa Efek Indonesia, Kelanjutan Pasar Modal Pertama Zaman Kolonial 1912

Minggu, 28 Agustus 2022 12:35 WIB

Suasana Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (12/6). Membaiknya bursa regional menjelang penutupan indeks menguat 11,281 poin (0,62 persen) ke 1.842,022 dari posisi sehari sebelumnya 1.830,741. TEMPO/Nickmatulhuda

TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia merupakan bursa efek yang sangat penting bagi perekonomian di Indonesia. Tak hanya itu, banyak yang tidak mengetahui bahwa Bursa Efek Indonesia telah didirikan sejak jaman kolonial Belanda.

Dilansir dari laman resmi idx.co.id, instrumen pasar modal atau bursa efek telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Sejarah mencatat bahwa pasar modal pertama yang bernama Bursa Efek Jakarta atau Vereniging Voor de Effectenhandel telah didirikan sejak 14 Desember 1912 oleh pemerintah kolonial Belanda di Batavia. Latar belakang didirikannya pasar modal ini adalah untuk penunjang kepentingan Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC.

Mengutip jurnal yang diterbitkan oleh repository.uir.ac.id, pada waktu itu sistem perdagangan yang ditawarkan oleh Bursa Efek Jakarta berbentuk lelang di mana tiap pialang mengajukan penawaran dari efek yang dijual hingga ditentukan bersama kesepakatan mengenai harga. Bursa efek pada saat itu bersifat demand-following yang dimana menuruti kebutuhan para investor dan para pedagang efek perusahaan.

Perjanalanan dari Bursa Efek Jakarta atau BEJ memiliki banyak hambatan di beberapa periode akibat banyak faktor eksternal, seperti meletusnya perang dunia pertama dan kedua, transisi pemerintahan dari pemerintahan kolonial Belanda ke pemerintahan Orde Baru, hingga berbagai faktor internal yang menyebabkan Pasar Modal Indonesia (BEI) tidak tumbuh dan berkembang seperti yang diharapkan.

Selanjutnya, melansir dari idx.co.id, pada 1914 hingga 1918 Bursa Efek Jakarta ditutup selama terjadinya Perang Dunia Pertama. Kemudian, Bursa Efek Jakarta kembali dibuka bersamaan dengan dibukanya Bursa Efek Semarang dan Bursa Efek Surabaya pada 1925 hingga 1942.

Advertising
Advertising

Lalu pada 1942, Bursa Efek Jakarta kembali ditutup akibat adanya Perang Dunia Kedua selama 1942 hingga 1952. Sedangkan, Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Semarang telah ditutup terlebih dahulu pada 1939 akibat isu politik Perang Dunia Kedua. Keberadaan bursa efek terakhir yang dimiliki oleh pemerintah kolonial adalah pada 1956 sebelum diberlakukannya program nasionalisasi perusahaan oleh pemerintahan Orde Lama dan vakum hingga 1977.

BEJ dan BEI

Dilansir dari idx.co.id, 10 Agustus 1977 merupakan peresmian Bursa Efek Jakarta oleh Presiden Soeharto. Keberadaan BEJ ini dinaungi oleh Badan Pelaksana Pasar Modal atau BAPEPAM yang ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama. Pada awal kemunculannya, BEJ tidak mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat, karena masyarakat pada waktu itu lebih memilih instrumen perbankan. Hingga 1987, aktivitas perdagangan di BEJ menjadi lesu dengan hanya memiliki 24 emiten selama 10 tahun.

Akibat lesunya perdagangan, akhirnya pemerintah Orde baru melakukan deregulasi terkait peraturan perundang-undangan pasar modal yang akan memudahkan emiten dan para investor. pada 1987, pemerintah Indonesia menyusun Paket Desember 1987 yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia. Selanjutnya, pemerintah Indonesia juga meluncurkan Paket Desember 1988 yang juga memberikan kebijakan positif bagi pertumbuhan pasar modal di Indonesia.

Lalu, pada 2 Juni 1988 terbentuk Bursa Paralel Indonesia yang diprakarsai oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek atau PPUE. Kemudian, pada 16 Juni 1989 juga dibentuklah Bursa Efek Surabaya yang dikelola oleh PT Bursa Efek Surabaya. Pada 1995, Bursa Paralel Indonesia melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya.

idx.co.id, juga mencatat terjadinya swastanisasi Bursa Efek Jakarta pada 1992 dan perubahan fungsi dari Badan Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

Melansir jurnal dari repository.uir.ac.id, pada 2007 menjadi titik penting bagi perkembangan pasar modal di Indonesia. Pada tahun itu, Bursa Efek Indonesia melakukan penggabungan dengan Bursa Efek Jakarta yang kemudian sepakat untuk menjadi Bursa Efek Indonesia hingga saat ini.

MUHAMMAD SYAIFULLOH

Baca: Jumlah Investor Bursa Efek Indonesia Lebih dari 9 Juta, Lokal Masih Mendominasi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

14 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

23 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

IHSG menutup sesi di level 7,328.1 atau +1,12 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Regional Surabaya Buka Lowongan Kerja, Fresh Graduate Bisa Lamar

1 hari lalu

BRI Regional Surabaya Buka Lowongan Kerja, Fresh Graduate Bisa Lamar

Bank BRI membuka rekrutmen Brilian Banking Officer Program (BPOP) Batch 2 tahun 2024 periode 15-22 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Sejak Akhir 2023, OJK Blokir 5.000 Rekening yang Terlibat Judi Online

5 hari lalu

Sejak Akhir 2023, OJK Blokir 5.000 Rekening yang Terlibat Judi Online

OJK memblokir ribuan rekening yang berhubungan dengan judi online.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fitch Ratings dan BBB yang Diraih Bank Mandiri untuk Peningkatan Peringkat

7 hari lalu

Mengenal Fitch Ratings dan BBB yang Diraih Bank Mandiri untuk Peningkatan Peringkat

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mendapatkan kenaikan peringkat pada level BBB dari lembaga internasional, Fitch Ratings. Apa artinya?

Baca Selengkapnya

Federasi Serikat Pekerja Sebut Pembayaran Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata yang di PHK Senin

7 hari lalu

Federasi Serikat Pekerja Sebut Pembayaran Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata yang di PHK Senin

Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia memastikan pesangon 233 pekerja pabrik Sepatu Bata yang terkena PHK dibayarkan Senin.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

19 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

19 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

28 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya