Suku Bunga Acuan Naik jadi 3,75 Persen, Apersi: Time To Buy KPR

Rabu, 24 Agustus 2022 10:15 WIB

Petugas menawarkan properti pada pengunjung dalam acara Indonesia Property Expo (IPEX) 2019 di JCC, Senayan, Jakarta, 16 November 2019. Pameran ini digelar dalam rangka ulang tahun KPR ke-43. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan suku bunga acuan menjadi 3,75 persen yang diputuskan Bank Indonesia dinilai tidak terlalu berdampak pada pembiayaan kredit kepemilikan rumah atau KPR dalam waktu dekat. Apa sebabnya?

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengembang Rumah Sederhana/Sangat Sederhana Indonesia atau Apersi, Daniel Djumali, menilai kenaikan suku bunga yang hanya sebesar 25 basis poin itu tidak berdampak signifikan. Berbeda dengan halnya jika suku bunga naik hingga 1 persen misalnya.

"Kalau masih 25 basis poin masih belum (berdampak), tapi kalau sampai 1 persen sih agak lumayan. Jika dibandingkan dengan 2-3 tahun lalu, ini masih lebih bagus karena masih menguntungkan, masih termasuk rendah," kata Daniel ketika dihubungi, Selasa, 23 Agustus 2022.

Dalam hitungannya, jika bunga acuan naik 1 persen, maka dalam waktu dekat bunga deposito langsung terkerek naik dan bunga pinjaman juga dipastikan naik.

Namun dengan kondisi saat ini, menurut Daniel, kenaikan suku bunga terbilang kecill dan justru cenderung menguntungkan. Ia menilai pembeli rumah komersil atau nonsubsidi dengan pembiayaan KPR saat ini akan diuntungkan.

Advertising
Advertising

"Yang beli sekarang ini diuntungkan karena bunganya masih bunga yang lama. Dan juga bunga KPR itu naiknya pelan-pelan, mungkin sebulan atau setelah itu," ucapnya.

Selanjutnya: "Yang transaksi KPR di bulan-bulan ini bisa menguntungkan."

<!--more-->

Oleh karena itu, ia menyarankan para calon pembeli rumah yang ingin menggunakan skema pembayaran KPR untuk segera melakukannya sekarang. Apalagi, menurut Daniel, transaksi KPR di bulan ini masih terbilang menguntungkan karena banyaknya promo bunga rendah.

"Yang transaksi KPR di bulan-bulan ini bisa menguntungkan, tuh. Time to buy," kata Daniel. "Karena dia gak akan dapat lagi bunga semurah seperti sekarang ke depannya."

Apalagi, menurut Daniel, berkaca dari pengalaman beberapa waktu lalu ketika terjadi penurunan suku bunga acuan, bunga KPR tidak turun begitu banyak. "Jadi sekarang ini waktunya membeli rumah komersil, karena bunga dari bank-bank itu lagi bagus sekali dan mungkin dalam 3-4 bulan ke depan belum tentu harga sebagus ini," tuturnya.

Lebih jauh, Daniel memperkirakan dalam 3-4 bulan yang akan datang, bunga KPR bakal naik merespons suku bunga acuan BI tersebut. Hal berbeda terhadap rumah subsidi yang bunga kreditnya sudah dipatok oleh pemerintah.

Menurut dia, yang jauh lebih mengkhawatirkan adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bila jadi direalisasikan. Sebab, kalangan pengembang bakal langsung terimbas ketimbang kenaikan suku bunga acuan. "Nah kalau Pertalite atau BBM dinaikkan, itu pengaruhnya cukup lumayan, tergantung berapa persen kenaikannya," ujarnya.

BISNIS

Baca: Jokowi Soal Harga Pertalite: Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak, Harus Diputuskan Hati-hati

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

10 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

5 hari lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya