Kata Ekonom Soal Bank Tutup 6.565 Kantor Cabang

Senin, 22 Agustus 2022 09:43 WIB

Ilustrasi bank digital. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Tren perampingan kantor cabang bank terus berlanjut di tengah era digitalisasi. Berdasarkan data statistik perbankan Indonesia (SPI) dibandingkan dengan Desember 2021, jumlah kantor cabang bank umum berkurang atau tutup 6.565 kantor cabang pada April 2022 menjadi 25.771 kantor cabang.

Penutupan jumlah kantor cabang oleh bank umum pada periode Maret-April 2022 lebih rendah dibandingkan dengan periode Februari-Maret 2022. Jumlah kantor cabang yang dinonaktifkan pada Maret-April 2022 sebanyak 254 kantor cabang. Sementara itu, pada Februari-Maret 2022 mencapai 10x lipat lebih banyak atau mencapai 2.505 kantor cabang.

Berdasarkan kategori, bank persero atau bank milik negara paling agresif dalam merampingkan kantor cabang. Selama periode Desember 2021-April 2022, jumlah kantor cabang bank persero berkurang 4.884 atau 74,39 persen dari total kantor cabang yang ditutup pada periode tersebut. Per April 2022 jumlah kantor cabang di bank persero sebanyak 13.298 kantor.

Sementara itu, jumlah kantor cabang swasta nasional berkurang 587 selama 4 bulan pertama 2022. Total pada April 2022 terdapat 8.443 kantor cabang bank swasta nasional.

Lebih lanjut, jumlah kantor cabang bank pembangunan daerah (BPD) mencapai 4.007 kantor per April 2022, berkurang 1.120 kantor cabang. Terbesar kedua yang mengalami perampingan setelah bank milik negara.

Pengamat Ekonomi Perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto mengatakan perampingan atau penutupan kantor cabang yang dilakukan bank menandakan bahwa bank tersebut makin sangat adaptif di era digital.

Dia mengaku terkejut dengan adopsi digital di bank-bank milik negara. Pasalnya, selama ini BUMN diasumsikan paling lambat dalam bertransformasi ke digital. Namun kondisi yang terjadi di bank-bank persero mematahkan asumsi tersebut.

“Saya menduga bank milik negara telah berubah paradigmanya. Dahulu bank-bank negara suka membangun kantor cabang. Karena untuk memperbesar pasar harus bangun kantor. Sekarang sudah berbeda di era digital,” kata Doddy.

Di tengah era digital, kata Doddy, di wilayah-wilayah yang telah memiliki cakupan internet bagus seperti di Pulau Jawa dan Sumatra, bank milik negara mulai memangkas kantor cabang dan menggantinya dengan agen laku pandai.

Dengan agen laku pandai, lanjutnya, siapa saja dapat mengakses layanan perbankan hingga membuka tabungan tanpa harus ke kantor cabang.

“Bank negara geraknya cepat. Saya terkejut. Itu akan sangat memangkas ongkos. Bank yang dahulu digambarkan lambat, ternyata responsif terhadap perubahan. Bahkan lebih dari bank swasta,” kata Doddy.

Berdasarkan pengamatannya, sejak 2017 bank milik negara gencar dalam merampingkan kantor cabang. Jumlah kantor cabang, berdasarkan data yang dimiliki Doddy, berkurang 20 persen setiap tahunnya.

Dia mengatakan ke depan era bank akan mengarah pada bank satelit. Dalam satu lokasi, tidak dibangun kantor cabang yang butuh ongkos besar, melainkan sebuah smart atm yang di sana terdapat 1-3 orang pegawai bank saja.

“Bukan sekadar tarik tunai, layanan perbankan seperti membeli valas, bertanya tentang kredit, bunga dan lain-lain bisa di sana semuanya,” ujar Doddy.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Maksimalkan Ekosistem BRI, Laba Kuartal Pertama Bank Raya Capai Rp 9,16 M

1 hari lalu

Maksimalkan Ekosistem BRI, Laba Kuartal Pertama Bank Raya Capai Rp 9,16 M

Bank Raya mencetak laba bersih pada kuartal I 2024 sebesar Rp 9,16 miliar atau tumbuh 109,56 persen yoy.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

5 hari lalu

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

PT Bank KB Bukopin menurunkan rasio kredit berisiko hingga di bawah 35 persen.

Baca Selengkapnya

Pengacara Ungkap Rekening Sandra Dewi yang Sempat Diblokir Kejagung Sudah Dibuka Aksesnya

7 hari lalu

Pengacara Ungkap Rekening Sandra Dewi yang Sempat Diblokir Kejagung Sudah Dibuka Aksesnya

Kuasa hukum Sandra Dewi dan Harvey Moeis menyebutkan rekening yang diblokir oleh Kejagung biasa digunakan oleh kliennya untuk pinjaman bank.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

8 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

8 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

9 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

11 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

17 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

19 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya