Siap-siap, Jokowi dan 3 Menteri Beri Sinyal Harga Pertalite Naik

Jumat, 19 Agustus 2022 05:01 WIB

Antrean pengisian BBM jenis Pertalite di SPBU Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa 7 Juni 2022. Pemerintah mengisyaratkan mengatur pembelian BBM subsidi caranya dengan membatasi konsumsi masyarakat mampu menikmati Pertalite dan Solar, ini bertujuan untuk meringankan beban keuangan negara lewat penyaluran BBM subsidi yang dilakukan PT Pertamina (Persero). Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menyatakan bahwa sinyal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite sudah semakin terang.

Sinyal pertama diberikan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Berikutnya, tiga menteri yakni Menteri Investasi Bahllil Lahadalia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan terakhir Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga memberi sinyal sangat mengarah ke kenaikkan harga pertalite.

“Bahkan dia (Sri Mulyani) mengatakan masih ada uang fiskal begitu, tapi untuk tahun depan sudah diturunkan untuk anggaran RAPBN-nya itu Rp 370-an triliun,” dia melalui sambungan telepon pada Kamis, 18 Agustus 2022.

Dari hasil analisisnya soal harga pertalite, menurut Fahmy, ada sejumlah asumsi berlaku. Pertama, dengan asumsi harga minyak dunia tahun depan akan turun, pemerintah tidak perlu menaikan harga pertalite. Dengan begitu, anggaran pendapatan belanja negara (APBN) secara otomatis akan terselamatkan karena harga BBM turun.

Asumsi kedua, pemerintah membatasi penggunaan pertalite. Pembatasan bisa dilakukan Pertamina atau badan lain yang dianggap efektif sehingga dapat menurunkan subsidi BBM. “Dan lagi-lagi tidak perlu menaikan harga pertalite,” katanya.

Advertising
Advertising

Berikutnya, asumsi ketiga, pemerintah memutuskan menaikkan harga pertalite agar disparitas harganya dengan pertamax tidak terlalu tinggi. “Paling tinggi naiknya itu Rp 9.250 (naik dari Rp 7.650) untuk pertalite,” ujar Fahmy.

Menurut Fahmy, dengan selisih harga pertalite dan pertamax yang makin kecil, maka sebagian konsumen akan bermigrasi ke pertamax. Sebaliknya, jika harga pertalite naik menjadi Rp 10.000 per liter, makan akan sangat berat bagi konsumen. Dampak lanjutan ke inflasi pun tak terelakkan.

Rentetan imbas ke inflasi yang akan menurunkan daya beli masyarakat dan memperburuk pertumbuhan ekonomi ini, menurut dia, yang bakal membuat Persiden Joko Widodo alias Jokowi bimbang dan ragu. "Karena tidak ingin momentum pertumbuhan yang mencapai 5,44 persen itu terganggu dengan kenaikan harga pertalite,” kata dia.

Oleh karena itu, menurut perhitungan Fahmy, kenaikan harga pertalite menjadi Rp 9.250 per liter adalah angka yang ideal. Apalagi dengan data pengguna bahan bakar tersebut mayoritas penggunanya atau 60 persen sesungguhnya tidak berhak memperoleh subsidi.

Artinya, hanya 40 persen saja yang sebenarnya berhak mendapatkan BBM subsidi itu. “Nah perkara itu kenapa Rp 9.250, supaya disparitas dengan pertamax tidak terlalu tinggi. Sehingga kemudian yang 60 persen pengguna pertalite itu akan pindah ke pertamax. Harapannya adalah seperti itu,” ucap Fahmy.

Baca: Seluruh Direksi Pembangunan Jaya Ancol Diberhentikan, Tom Lembong: Penyegaran untuk Perbaikan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

8 menit lalu

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

15 menit lalu

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

Presiden Jokowi juga akan meresmikan Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

54 menit lalu

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

Rencana Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 menuai respons dari sejumlah kalangan. Mereka ingatkan Prabowo soal ini.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

1 jam lalu

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

Presiden Jokowi dan putra sulungnya yang juga Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menyambut baik pembentukan presidential club.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

1 jam lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

1 jam lalu

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

Apa kata Jokowi mengenai wacana penambahan menteri di Kabinet Prabowo hingga partai baru setelah tidak dianggap PDIP.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

2 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

2 jam lalu

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

Berita soal Sri Mulyani masuk radar PDIP untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta masuk menjadi berita politik terpopuler di kanal Nasional.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

3 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

4 jam lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya