Indonesia Belum Merdeka dari Energi Fosil, Ini 4 Saran dari Greenpeace

Kamis, 18 Agustus 2022 17:29 WIB

Foto udara progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 di Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa 16 November 2021. Progres pembangunan PLTU mulut tambang terbesar di Asia Tenggara ini memiliki kapasitas 2 X 660 Megawatt telah mencapai 92,84 persen dan ditargetkan dapat selesai pada 7 Maret 2022 mendatang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Climate and Energy Campaigner Greenpeace Indonesia, Adila Isfandiari, menilai Indonesia belum merdeka dari energi fosil meski sudah bebas dari penjajahan selama 77 tahun.

“Untuk keluar dari ketergantungan ini kita perlu adanya keberanian politik, terus inovasi, dan juga kerja sama dengan berbagai pihak seperti kita mencapai kemerdekaan dahulu,” ujar Adila dalam diskusi daring bertajuk Merdeka dari Energi Fosil yang digelar pada Kamis, 18 Agustus 2022.

Saat ini, Indonesia merupakan pengekspor batu bara terbesar. Menurut Adila, ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar pemanfaatan energi fosil dapat ditekan. Pertama, pemerintah mesti mempercepat transisi energi dan coal phase-out hingga 2040.

Upaya tersebut dianggap membutuhkan kepemimpinan yang serius, termasuk saat membangun infrastruktur atau Ibu Kota Nusantara (IKN). “Dalam hal IKN, pemerintah sangat aktif membuat undang-undangnya dan mencarikan dananya. Jadi bayangkan jika kepemimpinan model itu ada untuk trasisi energi dan juga phase-out, pasti lebih mudah,” katanya.

Kedua, pemerintah mesti menghentikan pembangunan 13,8 Digawatt pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara agar tidak terjadi oversupplay dan carbon lock. Jika PLTU batu bara dibangun, operasionalnya akan memakan biaya yang semakin mahal dan tidak bisa bersaing dengan energi terbarukan.

Advertising
Advertising

“Biaya bahan bakarnya mahal, mau pensiun juga mahal, dan banyak penekanan dari kebijakan internasional maupun domestik untuk mempercepat phase-out,” tutur Adila.

Ketiga, pemerintah diminta mempercepat pembangunan energi terbarukan. Saat ini, Adila berujar, energi fosil masih banyak mendapatkan kemudahan dan subsidi. Karena itu, energi baru terbarukan belum dapat bersaing.

Guna mengurangi pemanfaatan energi fosil, pemerintah disarankan memprioritaskan insentif untuk energi terbarukan. Misalnya, menerapkan pungutan ongkos lingkungan, ongkos krisis iklim, dan ongkos kesehatan terhadap harga dari energi fosil atau batu bara melalui pajak karbon.

“Tentunya yang sesuai agar semankin bersaing dengan energi terbarukannya. Dan untuk menetralisir pajak karbon, harus ada insetif untuk energi terbarukan itu sendiri. Jadi shifting itu terjadi dari energi fosil ke energi terbarukan,” kata dia.

Keempat, Adila meminta agar pemerintah tidak memberikan solusi palsu. "Jika tetap seperti itu, kita tidak akan bisa merdeka dari energi fosil dan (tak bisa menghindari) krisis iklim,” ucap Adila.

Baca juga: Jokowi Sebut Infrastruktur 11 Kali di Pidato Nota Keuangan, Ekonom: Kontradiktif

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

6 jam lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

14 jam lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

1 hari lalu

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw membenarkan banjir menggenangi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Progres Pembangunan Bandara VVIP IKN Sudah 18 Persen, Diklaim Tak Ada Masalah Lahan

2 hari lalu

Progres Pembangunan Bandara VVIP IKN Sudah 18 Persen, Diklaim Tak Ada Masalah Lahan

Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN memastikan tidak ada permasalahan lahan untuk pembangunan runway Bandara VVIP di ibu kota.

Baca Selengkapnya

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

2 hari lalu

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

Kementerian Kominfo yakin kedatangan investor asing seperti Starlink tak akan mengganggu bisnis perusahaan penyedia layanan telekomunikasi eksisting.

Baca Selengkapnya

Masih Ada 2.086 Hektare Lahan Bermasalah di IKN, Basuki Hadimuljono: Pasti Clear

2 hari lalu

Masih Ada 2.086 Hektare Lahan Bermasalah di IKN, Basuki Hadimuljono: Pasti Clear

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono buka suara soal 2.086 hektare lahan di IKN yang masih bermasalah.

Baca Selengkapnya

Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024

2 hari lalu

Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024

Kemenpan RB menyiapkan jumlah formasi yang cukup besar bagi kejaksaan agung dan MA untuk formasi rekrutmen CPNS pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

2 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

3 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

3 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya