Jokowi Minta Stok Beras Nasional Cukup untuk Dua Tahun Sebelum Ekspor

Minggu, 14 Agustus 2022 17:15 WIB

Presiden Joko Widodo memeriksa beras di Gudang Bulog di Kelapa Gading, Jakarta Utara, 18 Maret 2020. Inspeksi mendadak itu dilakukan untuk memastikan ketersediaan bahan pangan utamanya beras. Foto: BPMI Setpres

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan untuk memastikan dulu kecukupan stok dan kebutuhan beras Nasional bahkan hingga dua tahun ke depan, sebelum memutuskan ekspor.

Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo usai Presiden Joko Widodo menerima penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) atas keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada beras dan baiknya sistem ketahanan pangan yang dimiliki.

"IRRI tadi menyampaikan Indonesia sebaiknya melakukan ekspor, tetapi ekspor beras-beras berkualitas tinggi. Tapi perintah Presiden, pastikan dulu stok nasional dan kebutuhan nasional itu tersedia, baru berpikir untuk ekspor," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu 14 Agustus 2022.

Syahrul menjelaskan ekspor dimungkinkan jika kebutuhan beras Nasional terpenuhi, terutama di tengah tantangan krisis pangan yang dihadapi dunia, termasuk Indonesia. Adapun perkiraan kebutuhan konsumsi beras Nasional sebesar 30,03 juta ton per tahun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik.

Menurut Syahrul, jika keputusan ekspor diambil, Kementerian Pertanian, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Pangan Nasional harus memastikan betul bahwa stok beras benar-benar aman.

"Kalau toh harus ekspor, maka ekspor dalam batas-batas saya dengan Pak Arief (Badan Pangan Nasional), dengan Bappenas, harus merencanakan betul, jangan sampai...Kita harus punya stok sampai dua tahun yang kita anggap aman," kata Mentan.

Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa stok beras Nasional hingga April 2022 mencapai 10,2 juta ton yang membuktikan bahwa Indonesia memiliki sistem ketahanan pangan yang baik.

"Stok (beras) kita di lapangan jumlahnya di akhir April 2022 tertinggi, yaitu 10,2 juta ton. Kalau ditanya barangnya ada di mana? ada di masyarakat, di petani, di restoran-restoran juga di Bulog plus beberapa industri-industri pangan," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu.

Presiden menjelaskan bahwa surplus atau stok beras yang dimiliki di tengah krisis pangan dunia, menjadi salah satu indikator Indonesia berhasil meraih penghargaan atas sistem ketahanan pangan yang baik dari IRRI.

Di sisi lain, Presiden juga mendorong agar produktivitas beras dapat ditingkatkan sehingga Indonesia bisa memasuki pasar ekspor.

"Kita juga harus terus dorong ini agar kita tidak hanya memproduksi yang hanya bisa kita konsumsi oleh rakyat kita saja, tetapi nanti apabila produksi meningkat, kita juga harus mulai masuk ke pasar-pasar ekspor," kata Presiden.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

2 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

5 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

5 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

5 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

5 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Demi Lobster Kawan Vietnam

6 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

6 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

7 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

Indonesia perlu meningkatkan volume ekspor untuk menghindari kenaikan harga komoditas akibat konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya