PMN Telat Cair, Bos Garuda: Mudah-mudahan Tidak Pengaruh ke Layanan

Jumat, 12 Agustus 2022 21:39 WIB

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra di The Ritz-Carlton Jakarta pada Jumat malam, 12 Agustus 2022. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra mengakui telah terjadi keterlambatan pencairan dana penyertaan modal negara atau PMN dari pemerintah ke perseroan. Penundaan terjadi karena sebelumnya Garuda melakukan proses restrukturisasi utang atau penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).

Dia mengatakan Garuda dan penerintah terus memperhatikan prinsip kehati-hatian agar pemberian PMN sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

"Pertemuan terakhir dengan Ibu Menkeu (Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati) juga beliau menyampaikan ini harus sesuai perundang-undangan yang berlaku baik di Kementerian Keuangan maupun dari pasar modal," kata Irfan dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di The Ritz-Carlton Jakarta pada Jumat malam, 12 Agustus 2022.

Kendati begitu, dia berharap belum cairnya PMN tidak akan berpengaruh terhadap layanan Garuda. "Apakah akan mempengaruhi servis Garuda? Mudah-mudahan tidak," ujarnya.

Dia mengatakan perseroan terus mencari solusi untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui penambahan jumlah pesawat. Mantan bos PT INTI itu berharap penambahan armada bisa tetap terjadi sesuai dengan rencana guna menyambut animo masyarakat untuk melakukan perjalanan dengan angkutan udara.

Advertising
Advertising

Ihwal penambahan jumlah pesawat, Irfan mengimbuhkan setelah proses pemulangan jemaah haji selesai pada pekan depan, beberapa armada yang dialokasikan untuk ibadah suci bisa digunakan untuk penerbangan reguler. Pesawat pun akan dioperasikan baik untuk penerbangan domestik, internasional, maupun kargo.

Adapun pemerintah berencana mengucurkan PMN kepada Garuda Indonesia sebesar Rp 7,5 triliun. Irfan berharap PMN tersebut dapat diterima oleh emiten berkode saham GIAA itu pada tahun ini.

"Harusnya tahun ini, tapi kemarin waktu dirapatkan semua sepakat bahwa Garuda sepakat ini, mohon diikuti prosesnya," kata Irfan.

Tenaga Pengkaji Restrukturisasi, Privatisasi, dan Efektivitas Kekayaan Negara Dipisahkan DJKN Dodok Dwi Handoko menjelaskan PMN kepada Garuda belum dicairkan karena landasan hukum pencairannya, yaitu Rancangan Peraturan Presiden (RPP), masih dalam tahap pembahasan. "Untuk PMN BUMN belum ada yang dicairkan karena proses RPP penambahan PMN-nya," kata Dodok dalam kesempatan terpisah.

Dodok menuturkan saat ini komponen yang ada dalam RPP masih dalam tahap analisis. "Hingga hari ini Garuda kita sedang dalam proses refinement kajiannya angka Rp 7,5 triliun. Nanti kita lihat progres percepatan analisis dari penggunaan maupun proses legalnya," kata Dodok.

HENDARTYO HANGGI | ARRIJAL RACHMAN

Baca juga: Garuda Tunjuk Mantan Bos Anak Usaha Krakatau Steel Jadi Direktur Human Capital

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

40 menit lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

20 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

3 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

4 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

4 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya