Hewan Ternak Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku Meluas di Bima dan Sumbawa

Reporter

Antara

Jumat, 12 Agustus 2022 16:19 WIB

Dokter hewan dari Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kota Palembang dibantu peternak menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada sapi saat Vaksinasi PMK Hewan Ternak di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 28 Juni 2022. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mendapatkan bantuan 12.200 dosis vaksin PMK dari Pemerintah Pusat yang akan digunakan untuk mengendalikan penyebaran PMK di 17 kabupaten di Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Mataram - Jumlah hewan terjangkit penyakit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Sumbawa dan Bima di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin meluas.

Sekretaris Daerah Provinsi NTB, H Lalu Gita Ariadi mengatakan per11 Agustus 2022, temuan kasus PMK di Kabupaten Sumbawa sebanyak 523 ekor dan Kabupaten Bima sebanyak 764 kasus.

"Padahal beberapa hari sebelumnya, kasus di daerah tersebut hanya puluhan kasus saja," ujarnya, di Mataram, Jumat, 12 Agustus 2022.

Gita mengatakan Pemprov NTB bersama pemerintah kabupaten terus bekerja keras mengendalikan secara total kasus PMK di Pulau Sumbawa agar bisa hijau dalam waktu yang singkat.

Salah satu caranya, kata Miq Gita--sapaannya, yakni dengan melokalisir daerah yang menjadi episentrum kasus PMK dengan cara vaksinasi ternak serta menerapkan "biosecurity" atau keamanan hayati.

Advertising
Advertising

"Kalaupun ada beberapa titik yang saat ini merah harus segera dihijaukan kembali dengan cara-cara yang sesuai dengan petunjuk yang ada," kata dia.

Ia mengakui bahwa saran pemerintah agar peternak segera melakukan potong paksa terhadap ternak yang terkena PMK tidak bisa serta-merta semuanya dilakukan di lapangan.

Sebab masih banyak peternak yang enggan memotong hewan ternak-nya meskipun mereka akan dapat kompensasi. Namun menurutnya, banyak kebijakan yang baru muncul tidak mudah diterima oleh masyarakat, sehingga harus berproses.

"Kita terus yakinkan masyarakat, tika ada yang mudah, semuanya harus berproses," katanya.

Sesuai data pada 11 Agustus 2022, temuan kasus PMK di Kabupaten Sumbawa sebanyak 523 ekor, ternak yang masih sakit sebanyak 312 ekor, sembuh 195 ekor, potong bersyarat sebanyak 12 ekor dan mati 4 ekor.

Sementara di Kabupaten Bima, temuan kasus PMK melonjak menjadi 764 kasus. Ternak yang masih sakit sebanyak 661 ekor, dan sembuh 103 ekor. Adapun ternak yang potong bersyarat dan mati di Kabupaten Bima hingga kini belum ada laporan.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB Ahmad Nur Aulia mengatakan, sejak munculnya kasus PMK di Pulau Sumbawa, atensi Dinas Peternakan sudah cukup tinggi ke daerah tersebut.

Ia sudah memberikan penanganan pengobatan, melokalisir daerah yang menjadi episentrum kasus PMK dengan cara vaksinasi dan tindakan biosecurity.

Biosecurity merupakan program yang dirancang untuk melindungi ternak dari berbagai serangan penyakit atau sebagai langkah awal dalam pengendalian wabah penyakit dengan cara pembersihan dan desinfeksi, isolasi/pemisahan, pengendalian lalu lintas, pengendalian hewan dan hama dan lainnya.

"Kita ingin melokalisir daerah yang sekarang ini menjadi episentrum-nya dengan cara melakukan "biosecurity" ketat dan membuat ring vaksinasi sehingga tidak menyebar," kata Aulia.

Ia mengatakan pemusnahan atau potong bersyarat ternak yang terkena PMK dianjurkan oleh pemerintah pusat untuk mencegah penularan PMK ini. Peternak tinggal memasukkan data di iSIKHNAS untuk melaporkan kebijakan potong bersyarat tersebut.

"Potong bersyarat memang membutuhkan persetujuan pemilik ternak. Kami lakukan pendekatan ke peternak agar mereka melakukan prosedur tersebut," ujarnya.

Secara umum, berdasarkan perkembangan kasus PMK di NTB per tanggal 11 Agustus 2022, jumlah kasus yang muncul sebanyak 92.647 kasus, ternak yang sudah sembuh sebanyak 87.189 ekor, masih sakit sebanyak 4.987 ekor, potong bersyarat 249 ekor dan mati sebanyak 222 ekor.

Baca Juga: Australia Kucurkan Rp 103 Miliar untuk Bantu Indonesia Atasi Penyakit Mulut dan Kuku

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

2 jam lalu

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

Tiktokers @awbimax atau Bima viral mengakui ditawari menjadi buzzer Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Viral TikTokers Bima Unggah Penawaran jadi Buzzer Bea Cukai, Begini Tanggapan Bea Cukai

8 jam lalu

Viral TikTokers Bima Unggah Penawaran jadi Buzzer Bea Cukai, Begini Tanggapan Bea Cukai

Bima tidak ingin menjadi pembohong karena harus berbicara testimoninya tentang Bea Cukai menggunakan skrip yang dibuat oleh agensi.

Baca Selengkapnya

Perluas Jangkauan di NTB, Indosat Tambah 131 Mini Gerai IM3 dan 3Kiosk Baru

9 jam lalu

Perluas Jangkauan di NTB, Indosat Tambah 131 Mini Gerai IM3 dan 3Kiosk Baru

Seiring bertambahnya BTS 4G baru peningkatan trafik data Indosat di wilayah Nusa Tenggara tumbuh sampai 82 persen dibandingkan masa sebelum ekspansi

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

2 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

3 hari lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

3 hari lalu

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

Saat ini yang perlu dilakukan adalah menjaga keseimbangan harga di tingkat petani maupun di tingkat peternak.

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

4 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

4 hari lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

4 hari lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya