Gandum Diganti Sorgum untuk Mi Instan, Indef: Masalah Lidah Perlu Diperhatikan

Jumat, 12 Agustus 2022 08:11 WIB

Tangkapan layar Presiden Joko Widodo memegang hasil panen sorgum saat memberikan keterangan pers di Kabupaten Sumba Timur, NTT, seperti ditayangkan dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (2/6/2022) (ANTARA/Mentari Dwi Gayati)

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rusli Abdulah, menjelaskan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika pemerintah ingin mengganti gandum dengan sorgum. Salah satunya adalah masalah rasa, karena itu berbicara selera atau lidah orang Indonesia.

“Misalnya mi instan menggunakan sorgum, eh ternyata masyarakat lidahnya belum siap. Itu perlu diperhatikan pemerintah,” ujar dia saat dihubungi pada Kamis, 11 Agustus 2022.

Sorgum adalah tanaman berbentuk biji-bijian sereal yang memiliki manfaat sebagai pakan ternak, bahan dasar energi biodiesel, hingga bahan pangan. Wacana penanaman sorgum dalam jumlah besar muncul setelah sembilan negara mengungumkan menyetop sementara ekspor gandum di tengah gejolak geopolitik Rusia-Ukraina yang menyebabkan rantai pasok pangan terganggu.

Sembilan negara yang menutup keran ekspor adalah Kazakhstan, Kirgizstan, India, Afghanistan, Aljazair, Serbia, dan Ukraina. Tersebab kondisi inilah Indonesia akhirnya mencari alternatif pengganti gandum bila stok komoditas itu terus menipis.

Meski serupa gandum, Rusli melihat sorgum tak serta-merta bisa menggantikan bahan pokok mi, kue, hingga roti tersebut. Dia meminta agar pemerintah menggandeng pihak perusahaan swasta untuk menjajal membuat bahan makanan seperti mi instan berbahan dasar sorgum.

Advertising
Advertising

“Ajak para pengusaha, misalnya buat mi pakai campuran gandum dan sorgum. Apakah diterima? Kalau rasanya bagus, berarti kan bagus. Kalau engak, bagaimana? Karena pengusaha juga mikir kalau jualian mi pakai sorgum lalu enggak laku, ya pengusaha enggak mau,” kata Rusli.

Menurut Rusli, pemerintah bisa bekerja sama dengan perusahaan swasta melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang memiliki laboratorium untuk membuat olahan sorgum. “Agar bisa mmebuat makanan kombinasi yang enak, sehingga kolaborasi itu tetap ada. Selain itu yang perlu diperhatikan juga adalah harga lebih murah dari gandum,” tutur Rusli.

<!--more-->

Rusli melihat permintaan gandum di Indonesia setiap tahun terus meningkat karena konsumennya semakin besar. Hal ini ditunjukkan dari data impor dari dua negara yang tengah berkonflik, seperti Rusia dan Ukraina, yang beberapa waktu ke belakangan naik. Bahkan, impor dari kedua negara itu mencapai 25 persen dari total keseluruhan volume impor gandum di Indonesia.

Besarnya pasar gandum di Indonesia disebabkan oleh melonjaknya kebutuhan industri seiring dengan pergeseran pola makan masyarakat. Saat ini, kata Rusli, banyak orang Indonesia yang memilih mengkonsumsi gandum, seperti pizza dan olahan roti, khususnya kelompok masyarakat kelas atas.

Rusli berujar, orang kaya di Indonesia yang jumlahnya semakin banyak pada akhirnya meningkatkan permintaan gandum. “Orang miskin enggak perlu makan gandum, yang penting ada beras, kan,” ucap Rusli.

Meski demikian, Rusli berpendapat niat pemerintah menanam sorgum perlu diapresiasi. Upaya itu, tutur dia, merupakan langkah pemerintah untuk mensubtitusi gandum. “Pokoknya harus kita apresiasi karena memang kita kan bukan penghasil gandum. Itu kan porsi impornya gede banget dan itu akan semakin meningkat. Jadi perlu diapresiasi,” ujar Rusli.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya mulai memerintahkan anak buahnya untuk mencetak lahan sorgum hingga 154 ribu hektare sampai 2024 nanti. Sorgum akan dikembangkan, termasuk sampai ke produk turunannya untuk konsumsi tepung sorgum, sekalipun harganya lebih mahal ketimbang tepung terigu yang biasa digunakan masyarakat.

Baca: Sri Mulyani Kembali Minta Pertamina Kendalikan Penjualan BBM Bersubsidi: Supaya APBN Tak Terpukul

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

2 menit lalu

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

Isu penambahan kementerian di Kabinet Prabowo mendapat respons dari Presiden Jokowi, Gibran, dan Partai Gerinda. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

21 menit lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

1 jam lalu

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

Berita terkini ekonomi dan bisnis pada Selasa siang, 7 Mei 2024, dimulai dari pesan Presiden Jokowi saat bertemu dengan bos Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

1 jam lalu

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

"Karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal," kata Jokowi soal fenomena pabrik tutup.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

2 jam lalu

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

Presiden Jokowi juga menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang Indonesia pakai masih didominasi barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

2 jam lalu

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan Presiden Jokowi yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Megawati dan Prabowo

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

2 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

3 jam lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Rencana Prabowo Tambah Kementerian hingga 40

3 jam lalu

Jokowi Respons Rencana Prabowo Tambah Kementerian hingga 40

Orang-orang dekat Prabowo menceritakan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar untuk menguasai DPR.

Baca Selengkapnya

Seputar Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

3 jam lalu

Seputar Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Jokowi mengharapkan pembukaan Indonesia Digital Test House (IDTH) di BBPPT dapat memperkuat ekosistem digital lokal. Berikut hal-hal seputar IDTH.

Baca Selengkapnya