Bahlil: Jangan Percaya Seolah-olah Ekonomi RI di Ujung Resesi, Kufur Nikmat
Reporter
Antara
Editor
Francisca Christy Rosana
Kamis, 11 Agustus 2022 14:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meminta masyarakat tidak mempercayai isu bahwa Indonesia akan mengalami resesi karena kesulitan ekonomi. Ia mengklaim ekonomi Indonesia termasuk yang terbaik di dunia di tengah ketidakpastian global jika dilihat dari pertumbuhannya.
"Bapak Ibu semua jangan percaya isu-isu yang seolah-olah ekonomi Indonesia ini di ujung resesi. Itu hoaks besar. Itu adalah orang-orang kufur nikmat," kata Bahlil Lahadalia dalam acara Pemberian Nomor Induk Berusaha (NIB) Pelaku Usaha Mikro Kecil (UMK) Perseorangan di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis, 11 Agustus 2022.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2022 mencapai 5,44 persen (yoy). Adapun laju inflasi tahunan negara pada Juni 2022 sebesar 4,35 persen (yoy).
Bahlil mengatakan inflasi di Indonesia berada di bawah rata-rata inflasi negara-negara anggota G20 yang sebesar 5 persen. Inflasi Amerika, misalnya, menembus 7 persen. Sedangkan Inggris 9 persen.
"Turki 70 persen lebih. Indonesia inflasinya di kuartal II terkendali di angka 4,35 persen dengan pertumbuhan ekonomi 5,44 persen. Ini salah satu pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia," kata Bahlil.
Dari sisi investasi, Bahlil mengatakan pertumbuhan investasi juga cukup melesat, bahkan di tengah kondisi global yang tidak menentu akibat pandemi, perang Rusia-Ukraina hingga gejolak politik Cina dan Taiwan. Data Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi sepanjang Januari-Juni 2022 mencapai Rp 586,4 triliun atau 58,4 persen dari target yang ditetapkan sepanjang 2022, yakni sebesar Rp1.200 triliun.
Realisasi investasi pada Semester I 2022 itu tumbuh 32 persen dibandingkan dengan capaian di periode yang sama pada 2021. Kita punya pertumbuhan investasi 32 persen dan penciptaan lapangan kerja pun terjadi," kata Bahlil.
<!--more-->
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah akan terus menjaga daya tahan ekonomi Indonesia menggunakan APBN melalui berbagai instrumen yang dimiliki. Termasuk, memperkuat subsidi energi.
“Belanja negara terutama subsidi dan kompensasi yang menjadi shock up sober dari gejolak harga-harga global terutama di bidang pangan dan energi,” kata dia.
Mantan Bos Bank Dunia ini melanjutkan, pemerintah juga akan terus mengendalikan inflasi dan melindungi daya beli masyakarat serta mejaga momentum pemulihan ekonomi. Pada saat yang sama, perbaikan kondisi APBN ditujukan untuk terus menjaga kesehatan dan keberlanjutan fiskal dalam jangka menengah panjang.
Selain itu, pemerintah bakal menjaga stabilisasi pasar surat berharga negara dengan menjaga disiplin APBN. “Dan menjaga kredibilitas APBN dan dengan menerapkan strategi pembiayaan yang fleksibel oportunis namun tetap hati-hati,” ujar Sri Mulyani.
ANTARA | KHORRY ALFARIZI
Baca juga: Sri Mulyani Waspada Tagihan Membengkak jika Penyaluran BBM Bersubsidi Tak Terkontrol
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.