Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Diprediksi Mentok 5 Persen, Indef: Tak Ada Momentum

Minggu, 7 Agustus 2022 19:59 WIB

Sejumlah pengunjung memilih pakaian menjelang Hari Raya Idul Fitri di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Jumat, 29 April 2022. Menjelang lebaran, warga memadati mal yang menawarkan diskon Ramadan hingga 70 persen. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal kembali turun pada kuartal III 2022. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan berada di bawah kuartal II yang sebesar 5,44 persen.

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan pertumbuhan ekonomi hanya akan mentok di level 5 persen. Penyebabnya adalah faktor musiman yang menopang pertumbuhan ekonomi selama kuartal II sudah lewat, seperti Lebaran yang mendorong tingkat konsumsi masyarakat.

"Karena tidak adanya dorongan konsumsi masyarakat, tidak ada momentum yang besar membuat masyarakat belanja lebih banyak," kata Tauhid saat konferensi pers, Ahad, 7 Agustus 2022.

Di sisi lain, dia mengatakan, tren konsumsi pemerintah yang seharusnya bisa mendukung kinerja perekonomian di tengah perang Rusia Ukraina juga terus turun sejak awal tahun. Karena itu, dia menganggap, laju ekonomi akan melambat ke depan.

"Kondisi ini terjadi ketika terjadi peyesuaian inflasi yang cukup tinggi. Terutama volitile food, bahan makanan, maupun administered price, itu ada rokok kretek, ada tiket pesawat," ujar Tauhid.

Advertising
Advertising

Sementara itu, Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto menambahkan, kinerja konsumsi pemerintah pada kuartal II 2020 terkontraksi 5,24 persen secara tahunan. Penurunan itu melanjutkan rapor merah belanja pada kuartal I yang pertumbuhannya negatif 7,59 persen.

"Ini menurut saya masalah, saya rasa kapasitas birokrasi kita untuk merancang. Kalau memang konsumsinya tumbuh selalu negatif yaudah harusnya lebih efisien belanjanya, sekalian enggak usah utang terlalu banyak," kata Eko.

<!--more-->

Tekanan inflasi yang merata terjadi di berbagai negara, khususnya mitra dagang utama Indonesia, berisiko menggerus kinerja ekspor Indonesia ke depan. Ekspor tetap terancam walau pada kuartal II mampu tumbuh di level 19,74 persen secara tahunan dari kuartal sebelumnya 16,69 persen.

"Ketika daya beli negara mitra dagang utama tertekan, maka konsekuensinya permintaan barang dan jasa bisa saja berkurang. Persoalan berpotensi lebih rumit karena implikasinya dapat menjalar ke pundi-pundi cadangan devisa yang berisiko ikut menyusut," ujar Eko.

Karena itu, Eko berpendapat, pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan terobosan. Salah satunya meningkatkan belanja pemerintah dan mengendalikan inflasi harga bergejoplak serta inflasi yang diatur pemerintah.

"Belanja pemerintah perlu diakselerasi untuk membantu menjaga pertumbuhan ekonomi. Belanja yang perlu didorong pada kuartal III adalah belanja barang dan modal sehingga sumbangannya terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi positif," ucap Eko.

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari mengatakan laju konsolidasi fiskal yang dilakukan Kemenkeu dengan menekan belanja negara tetap sesuai jalur. Konsolidasi tersebut, kata dia, tidak mendisrupsi laju pemulihan ekonomi pada kuartal II 2022.

"Belanja pemerintah terkait dengan penanganan pandemi dapat ditekan seiring dengan terkendalinya tingkat penyebaran virus di sepanjang kuartal II 2022," kata Rahayu melalui siaran pers hari ini.

Selain itu, dia menganggap, pergeseran waktu pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan Gaji ke-13 kepada ASN juga berdampak pada laju pertumbuhan konsumsi pemerintah. Pada 2021, THR dan Gaji ke-13 dibayarkan pada April dan Juni. Sedangkan pada 2022, THR dan gaji ke-13 PNS dicairkan pada April dan Juli.

Berita terkait

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

2 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

2 hari lalu

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

Untuk jadi negara maju Airlangga sebut pemerintah memproyeksikan ekonomi harus di atas 5 persen

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

3 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

3 hari lalu

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

Prabowo mengatakan Indonesia bisa dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 2-3 tahun mendatang.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

3 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

3 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

4 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya