INDEF: Inflasi Tinggi Bakal Berdampak Langsung ke Warga Miskin

Minggu, 7 Agustus 2022 15:33 WIB

Warga tengah beraktifitas di depan rumah mereka di pinggiran rel kereta kawasan Kampung Bandan, Jakarta, Kamis 30 Juni 2022. Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem. Inpres ini diterbitkan untuk mencapai target untuk menghapus kemiskinan ekstrem pada 2024. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad memberikan catatan serius terhadap angka inflasi di Indonesia yang terus naik beberapa bulan terakhir. Kondisi ini diperkirakan bakal berdampak langsung terhadap warga miskin.

"Dengan konsekuensi pertumbuhan ekonomi tinggi, inflasi tinggi, ini akan menimbulkan ketidakpastian, terutama bagi penduduk miskin," kata Tauhid saat konferensi pers virtual, Ahad, 7 Agustus 2022.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya merilis, indeks harga konsumen pada Juli 2022 mengalami inflasi sebesar 4,94 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 4,35 persen yoy.

Tauhid melanjutkan, inflasi Juli 2022 yang naik tersebut diikuti oleh tumbuhnya angka inflasi inti menjadi 2,86 persen dari bulan sebelumnya 2,63 persen secara tahunan. Di sisi lain, inflasi barang-barang bergejolak masih tinggi di level 10,07 persen.

"Ini kenaikan di angka bawang, cabai merah kriting, telur, dan daging ayam sampai akhir tahun akan menjadi satu problem yang cukup serius karena disebabkan cuaca dan iklim," ujar Tauhid.

Advertising
Advertising

Kondisi tersebut ditengarai bakal menambah ketidakpastian ekonomi kelompok masyarakat miskin, termasuk mereka yang bekerja di sektor perdagangan, pertanian, dan industri. Sebab, pertumbuhan ekonomi di sektor lapangan usaha itu selau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.

Pada kuartal II 2022 misalnya, saat pertumbuhan ekonomi di posisi 5,44 persen secara tahunan, pertumbuhan lapangan usaha perdagangan hanya 4,42 persen. Kemudian pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan 1,37 persen; sedangkan industri pengolahan hanya 4,01 persen.

"Dan penduduk miskin sangat tergantung selain dari komoditas pangan seperti beras, cabai merah, dan sebagainya, juga terkerek kenaikannya oleh kenaikan harga rokok kretek, sewa dan kontrak rumah, bensin, tarif uang sekolah, dan LPG 3 kilogram," kata Tauhid.

Dampak terhadap ekonomi masyarakat miskin ini, kata dia, juga akan semakin memburuk ketika Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak lagi mampu mengimbangi gap harga bahan bakar minyak (BBM) yang terus melebar. Apalagi tahun ini pemerintah menggelontorkan lebih dari Rp 500 triliun untuk subsidi BBM.

"Namun memang tampaknya anggaran pemerintah tidak mungkin bisa mensubsidi begitu besar ya dan ini berimplikasi sampai akhir tahun inflasi tinggi akan menjadi momok yang cukup berat bagi ekonomi kita," ujar Tauhid.

Di samping itu, di tengah kondisi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2022 yang masih ditopang oleh konsumsi masyarakat, Tauhid mengatakan pengeluaran konsumsi pemerintah justru terkontraksi. Belanja konsumsi pemerintah tercatat turun drastis hingga minus 5,24 persen pada kuartal II 2022.

"Artinya bahwa pemerintah tidak cukup cermat mengamati dan kurang serius untuk mendorng peran angaran negara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan ini sangat disedihkan dan seolah-olah bahwa ekonomi kita bekerja sendiri tanpa peran pemerintah yang cukup signifikan," ujar Tauhid.

Baca juga: Bocoran 10 Investor Korea Selatan yang Minat Benamkan Investasi di RI, Apa Saja?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

2 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

2 hari lalu

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

Untuk jadi negara maju Airlangga sebut pemerintah memproyeksikan ekonomi harus di atas 5 persen

Baca Selengkapnya

BPH Migas Minta PT KAI Optimalkan Pemanfaatan BBM Bersubsidi

2 hari lalu

BPH Migas Minta PT KAI Optimalkan Pemanfaatan BBM Bersubsidi

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi atau BPH Migas mendorong PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) memaksimalkan pemanfaatan BBM bersubsidi.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

3 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

3 hari lalu

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

Prabowo mengatakan Indonesia bisa dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 2-3 tahun mendatang.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

3 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

3 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya