Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan 3,5 Persen

Kamis, 21 Juli 2022 15:53 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan sambutan didampingi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) saat pertemuan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat, 15 Juli 2022. ANTARA FOTO/POOL/Fikri Yusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7- Day Reverse Repo rate (BI-7DRR) pada level 3,5 persen.

“Rapat Dewan Gubernur BI pada 20-21 Juli 2022 memutuskan mempertahankan BI 7- Day Reverse Repo rate (BI-7DRR) sebesar 3,5 persen,” kata Perry Warjiyo saat konferensi pers virtual Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis, 21 Juli 2022.

Bank Indonesia juga mempertahankan deposit facility sebesar 2,75 persen dan suku bunga lending facility 4,25 persen. Perry melihat keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

“BI terus mewaspadai risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti ke depan, serta memperkuat respons bauran kebijakan moneter yang diperlukan, baik melalui stabilisasi nilai tukar rupiah, penguatan operasi moneter, dan suku bunga,” katanya.

Adapun penguatan bauran kebijakan yang disiapkan oleh bank sentral. Pertama, memperkuat operasi moneter untuk memitigasi risiko kenaikan inflasi dan inflasi inti melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang dan penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Advertising
Advertising

Kemudian, BI akan memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas dengan didukung penguatan operasi moneter. Ketiga, melanjutkan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan pendalaman pada suku bunga kredit konsumsi.

Keempat, memperluas Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) antarnegara melalui akselerasi implementasi piloting dengan penyelesaian transaksi menggunakan mata uang lokal bersama negara-negara di Asia.

“BI juga menggelar Pekan QRIS Nasional untuk pencapaian target 15 juta pengguna batu,” katanya.

Kelima, BI akan memastikan operasionalisasi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP), khususnya pada penyedia jasa pembayaran first mover berjalan lancar. Bank sentral akanmengimplementasikan target second mover pada Desember tahun ini serta memperluas QRIS cross border.

Keenam, BI memperkuat kebijakan internasional dengan kerja sama bank sentral negara lain, serta bersama Kementerian Keuangan untuk mensukseskan enam agenda prioritas G20 Presidensi Indonesia. “BI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah serta instansi terkait melalui tim pengendalian inflasi untuk mengelola tekanan inflasi dari sisi suplai, dan mendorong produksi, serta mendukung ketahanan pangan,” kata Perry.

Baca juga: IHSG Anjlok 0,78 Persen Menjelang Rapat Dewan Gubernur BI

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

12 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

Samuel Sekuritas Indonesia menyebut IHSG masih kembali melemah pada sesi pertama hari ini. Sempat naik cukup tinggi di awal sesi, tapi ditutup melemah

Baca Selengkapnya

Jokowi: Kekurangan Air Bisa Perlambat Pertumbuhan Ekonomi Hingga 6 Persen sampai 2050

14 jam lalu

Jokowi: Kekurangan Air Bisa Perlambat Pertumbuhan Ekonomi Hingga 6 Persen sampai 2050

Presiden Jokowi mengatakan, secara ekonomi, kekurangan air bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen sampai 2050.

Baca Selengkapnya

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

18 jam lalu

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 15.900 - Rp 15.990.

Baca Selengkapnya

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

1 hari lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

2 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

2 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

3 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

4 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

4 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya