Bayar Pajak Kendaraan di NTB Kini Bisa Pakai QRIS

Senin, 18 Juli 2022 22:57 WIB

Petugas mengecek dokumen STNK milik warga yang akan membayar pajak kendaraan secara daring melalui sepeda motor Sijempol di Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, 22 Oktober 2021. Kehadiran Sijempol diharapkan selain mempermudah masyarakat membayar pajak juga bisa meningkatkan capaian pendapatan pajak kendaraan yang secara otomatis mengurangi jumlah kendaraan yang menunggak pajak di Aceh. ANTARA FOTO/RAHMAD

TEMPO.CO, Mataram - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat (KPw BI NTB) meresmikan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB). Layanan tersebut dikerjasamakan dengan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) NTB dan Bank NTB Syariah.

"Layanan ini diluncurkan untuk kemudahan pelayanan bagi wajib pajak, ‘’ kata Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) NTB Eva Dewiyani, Senin, 18 Juli 2022.

Eva mengatakan penggunaan QRIS dapat memudahkan masyarakat untuk membayar pajak. Selain itu, ada kepastian terhadap nominal pembayaran pajak serta menekan angka tunggakan.

Adapun pemakaian QRIS juga bertujuan menggali potensi pendapatan pajak. Selama ini, menurut Eva, 70 persen pendapatan asli daerah (PAD) berasal dari pajak kendaraan bermotor. Target PAD 2022 pun ditetapkan sebesar Rp 2,5 triliun.

Target itu berasal dari pajak kendaraan sebesar Rp 546,7 miliar dan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) Rp 417 miliar. Menurut Eva, potensi pajak di tahun ini berasal dari 1,7 juta objek kendaraan yang meningkat 9,5 persen dari tahun lalu.

Advertising
Advertising

Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakana perubahan pembayaran dari tunai menggunakan QRIS menjadi tantangan agar masyarakat bisa beradaptasi di era teknologi. Seperti saat era kertas berganti, lambat laun masyarakat akan mengerti kemudahan dan keuntungannya.

‘’Pembayaran pajak non-tunai dengan aplikasi ini nantinya juga akan mengubah kebiasaan masyarakat sehingga tujuan perubahan akan terwujud,’’ ujarnya.

Kepala Perwakilan BI NTB, Heru Saptaji, mengatakan selain memberikan kenyamanan, kemudahan, dan percepatan pelayanan, penggunaan aplikasi digital QRIS dimaksudkan agar data ekonomi di daerahnya dapat dikelola dengan baik. Terlebih, pertumbuhan ekonomi NTB diklaim tinggi.

"Agar pertumbuhan ekonomi juga mengadopsi digitalisasi yang berpotensi besar di masa depan, di antaranya sistem pembayaran," ucap Heru. Dia pun mencontohkan penggunaan QRIS untuk parkir di Mataram. Proyeksi target retribusi pun naik hingga Rp 8 miliar.

SUPRIYANTHO KHAFID (NTB)

Baca juga: Kecelakaan Truk Pertamina di Jalan Alternatif Cibubur, Polda Metro: Sementara 8 Meninggal

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

13 jam lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

2 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Polres Bima Tangkap Pengoplos LPG 3 Kilogram, Sita Puluhan Tabung Gas

2 hari lalu

Polres Bima Tangkap Pengoplos LPG 3 Kilogram, Sita Puluhan Tabung Gas

Personel Polres Bima Kota mengungkap kasus pengoplosan gas bersubsidi di Kelurahan Jatibaru Barat, Asakota, Bima, NTB

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

3 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

3 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Gempa Lombok 2018: Rekor Gempa Paling Parah di Pulau Lombok

4 hari lalu

Kilas Balik Gempa Lombok 2018: Rekor Gempa Paling Parah di Pulau Lombok

Gempa Lombok 2018 meninggalkan duka yang mendalam di hati masyarakat.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

6 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

6 hari lalu

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

Nahdlatul Wathan (NW) menjadi organisasi massa Islam pertama yang membangun ekosistem di Ibu Kota Nusantara (IKN). Begini profilnya?

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

7 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya