Inflasi AS Meroket ke 9,1 Persen, 3 Indeks Utama Wall Street Ambruk Seketika

Rabu, 13 Juli 2022 21:13 WIB

Suasana di Bursa Efek Chicago (3/3). Nilai saham rata rata industri Dow Jones turun hampir 300 poin, dan merupakan yang pertama dalam 11 tahun. Foto: AP/M. Spencer Green

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga indeks utama Wall Street ambruk karena pasar merespons pengumuman data inflasi AS per Juni 2022 yang melonjak menjad 9,1 persen. Pada perdagangan Rabu pagi waktu setempat (malam WIB), indeks S&P 500 Futures, Dow Jones Futures dan Nasdaq seketika jeblok usai pengumuman inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan untuk bulan Juni, mengutip Yahoo Finance.

Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (CPI) AS naik 9,1 persen pada Juni 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Lonjakan kenaikan harga barang dan jasa itu merupakan level terbesar sejak November 1981 dan jauh di atas perkiraan 8,8 persen dari konsensus analis.

Dilansir Bloomberg pada Rabu, 13 Juli 2022, Ketimbang bulan sebelumnya, CPI AS naik 1,3 persen, terbesar sejak 2005. CPI inti, yang menghilangkan komponen makanan dan energi yang lebih mudah berubah, naik 0,7 persen mom dan 5,9 persen yoy.

Usai pengumuman itu, Indeks Nasdaq berjangka jeblok hingga 1,8 persen, S&P 500 berjangka turun lebih dari 1 persen, dan Dow berjangka melemah 0,8 persen. "Untuk pasar yang telah menghadapi ketakutan resesi, saya pikir minggu ini akan membawa ketakutan baru tentang peningkatan inflasi," Kepala Ekonom Deutsche Bank AS Matthew Luzzetti mengatakan awal pekan ini.

Dengan data perkembangan inflasi tersebut, Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan bakal memperketat kebijakan moneter dalam upaya untuk memulihkan stabilitas harga. Bank sentral juga diprediksi akan mengerek suku bunga sebesar 75 basis poin lagi pada pertemuan penetapan kebijakan berikutnya pada pertemuan 26-27 Juli 2022.

Advertising
Advertising

CEO Pepsico, Hugh Johnston, memperkirakan kenaikan harga yang terkait dengan inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi akan menjadi fokus di kalangan investor karena nama-nama besar lainnya di antara hasil rilis Corporate America.

Selain berimbas ke kinerja bursa saham, meroketnya inflasi AS juga semakin memperkuat nilai tukar dolar AS dan kian melemahkan kurs Euro. Hingga Rabu sore, Euro terjerembab di 1,0036 per dolar AS.

Mata uang tunggal itu sebelumnya anlok hingga hampir 12 persen tahun ini dan tergelincir ke level terendah 20 tahun pada Selasa lalu, 12 Juli 2022. Hal itu disebabkan perang di Ukraina yang telah memicu krisis energi yang telah merusak prospek pertumbuhan benua itu.

Pada hari itu, Greenback menguat di perdagangan Asia dan dolar Selandia Baru maupun won Korea Selatan tidak mendapat banyak dukungan dari kenaikan suku bunga 50 basis poin oleh bank sentral mereka.

Ahli Strategi Commonwealth Bank of Australia, Joe Capurso, memprediksi kurs dolar AS akan terus meningkat bila inflasi Amerika Serikat lebih besar dari yang diharapkan. "Pasti ada peluang yang sangat bagus bahwa euro jatuh di bawah paritas," ucapnya.

BISNIS | ANTARA

Baca: Kronologi Juragan 99 Kalah Gugatan Merek MS Glow dan Harus Bayar Ganti Rugi Rp 37,9 Miliar

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

3 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

5 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

5 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

5 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

6 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

7 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

7 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya