6 Hal tentang Elon Musk Batal Beli Twitter: Alasan hingga Denda
Reporter
Tempo.co
Editor
Francisca Christy Rosana
Minggu, 10 Juli 2022 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bos Tesla, Elon Musk, dikabarkan batal membeli Twitter. Musk menarik tawarannya senilai US$ 44 miliar atau Rp 660 triliun untuk mengakuisisi media sosial berlogo burung biru tersebut melaui surat yang dikirimkan pengacara kepada pihak Twitter.
Musk menganggap Twitter telah gagal memberikan informasi tentang akun palsu. Dalam surat pengajuan melalui pengacara, Musk mempersoalkan Twitter yang dianggap tidak menanggapi beberapa permintaan informasi tentang akun palsu atau spam di platform tersebut.
Berikut ini fakta-fakta tentang rencana kuisisi Twitter oleh Musk.
1. Elon Musk sudah mengancam mundur
Musk, sejak awal mengancam akan mundur dari kesepakatan setelah mengeluh lantaran Twitter tidak jujur tentang jumlah akun palsu di situs tersebut. Twitter mengatakan bahwa Musk telah menerima informasi yang benar dari perusahaan dan berencana untuk menahannya pada perjanjian tersebut.
"Twitter melakukan pelanggaran material terhadap beberapa ketentuan perjanjian itu, tampaknya telah membuat pernyataan palsu dan menyesatkan yang diandalkan oleh Musk ketika memasuki Perjanjian Penggabungan," berikut kalimat yang tertera dalam surat pengajuan itu.
2. Elon Musk minta akun palsu Twitter kurang dari 5 persen
Orang terkaya di dunia ini sebelumnya telah meminta jaminan dari Twitter untuk memastikan jumlah akun pengguna media sosial tersebut yang merupakan akun palsu atau spam alias bot kurang dari 5 persen. Dalam surat pengajuan disebutkan Musk dan penasihat keuangannya di Morgan Stanley telah meminta informasi penting dari Twitter sejak 9 Mei 2022 mengenai hal itu. Elon Musk bahkan menunda pembelian sampai perusahaan media sosial itu membuktikan bahwa akun bot kurang dari persentase yang ia harapkan dibandingkan dengan total penggunanya.
3. Twitter akan ke pengadilan
Pada Jumat sore, 8 Juli 2022, Ketua Twitter Bret Taylor mengatakan niat perusahaan untuk mau ke pengadilan setelah Musk membatalkan akuisisnya. "Dewan Twitter berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati dengan Mr. Musk dan berencana untuk mengambil tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger. Kami yakin kami akan menang di Pengadilan Negeri Delaware,” katanya.
<!--more-->
4. Denda yang harus dibayar
Persyaratan kesepakatan mengharuskan Musk membayar biaya pemutusan US$ 1 miliar jika dia tidak menyelesaikan transaksi. Musk telah mengancam untuk menghentikan kesepakatan kecuali perusahaan menunjukkan bukti bahwa akun spam dan bot kurang dari 5 persen pengguna yang melihat iklan di layanan media sosial.
Akuisisi ini awalnya diumumkan oleh Musk pada 14 April. Pemilik Tesla itu mengatakan ia akan membayar US$ 54,20 tunai untuk setiap saham Twitter, 38 persen premium dari harga penutupan saham pada hari sebelumnya.
5. Skema pembiayaan
Sesuai rencananya mengempit mayoritas saham Twitter, Elon Musk telah meningkatkan komitmen pembiayaannya di perusahaan media sosial menjadi US$ 33,5 miliar (Rp 489 triliun) dari US$ 27,25 miliar (Rp 398 triliun). Ini termasuk pendanaan US$ 7,14 miliar (Rp 104 triliun) yang diumumkan sebelumnya pada Mei.
Selain itu, ia menerima pinjaman margin Morgan Stanley yang berkaitan dengan saham Tesla-nya. Nilainya mencapai US$ 6,25 miliar (Rp 91,2 triliun) dan telah dihapus dari persamaan pembiayaan. Elon telah mendapatkan komitmen dari bank sebesar US$ 13 miliar (Rp 189,8 triliun) dalam bentuk pinjaman yang dijamin dengan saham Twitter.
6. Rencana Twitter berbayar
Sebelum akuisisi batal, Musk menyebutkan ada kemungkinan bakal mengenakan tarif untuk sebagian pengguna Twitter. Pendiri Tesla dan SpaceX itu mengungkapkan tarif berbayar bakal ditujukan untuk pengguna tujuan komersial maupun pemerintah.
Rencana itu disampaikan Elon Musk untuk menggenjot sumber pendapatan platform media sosial itu. “Twitter akan tetap gratis untuk pengguna biasa. Namun mungkin akan ada sedikit biaya tambahan untuk akun komersial dan pemerintah,” cuitnya dalam cuitannya di akun pribadi resmi @elonmusk.
Seperti ditulis di Channel News Asia, Musk dikabarkan telah menyampaikan rencana monetisasi cuitan pengguna kepada pihak perbankan. Selain itu, ia berencana mengkaji gaji para eksekutif Twitter untuk menekan beban biaya platform. Ada juga rencana pengembangan fitur yang memungkinkan pertumbuhan pendapatan bisnis, termasuk usulan untuk memperoleh pemasukan dari cuitan atau tweet yang memuat informasi penting atau yang viral.
BISNIS
Baca juga: Begini Skema Pendanaan Elon Musk Beli Twitter
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini