Mengenal Lebih Jauh Abenomics, Warisan Shinzo Abe yang Sukses Pulihkan Jepang

Sabtu, 9 Juli 2022 07:15 WIB

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengunjungi Japan House untuk menyambut atlet dan delegasi Olimpiade negaranya, di Rio de Janeiro 21 Agustus 2016. Shinzo Abe memang dua kali keluar masuk rumah sakit karena penyakit yang dideritanya, Kolitis Ulseratif atau peradangan pada usus besar. REUTERS/Bruno Kelly/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Shinzo Abe tak hanya sebagai perdana menteri Jepang terlama, tapi juga sosok yang menerapkan kebijakan Abenomics dan sukses memperbaiki sejumlah indikator perekonomian negeri matahari terbit itu.

Lalu, apa yang dimaksud dengan Abenomics?

Dalam pemerintahan Abe, stabilitas ekspor menjadi fokus pemerintah sehingga disebut Abenomics. Abenomics mulai ditetapkan pada 2012 dengan target pertumbuhan dan instrumen mengatasi deflasi secara keseluruhan.

Situs Investopedia yang dikutip pada Jumat, 8 Juli 2022 menjelaskan Abenomics awalnya digambarkan sebagai pendekatan tiga panah.

Panah pertama, mencetak mata uang tambahan sehingga menghasilkan inflasi moderat. Kebijakan membanjiri uang ke pasar ini akhirnya mendorong produk Jepang lebih terjangkau oleh konsumen akibat nilai tukar yang melemah untuk ekspor.

Advertising
Advertising

Panah kedua, mencetak uang di pasar untuk merangsang permintaan dan konsumsi. Hal ini dilakukan untuk memicu pertumbuhan jangka pendek maupun mencapai surplus anggaran dalam jangka panjang.

Panah ketiga adalah reformasi berbagai peraturan. Reformasi dilakukan guna mendorong industri Jepang lebih kompetitif dan untuk mendorong investasi di dan dari sektor swasta.

Termasuk di dalamnya adalah reformasi tata kelola perusahaan, pelonggaran pembatasan mempekerjakan staf asing di zona ekonomi khusus dan memudahkan perusahaan untuk memecat pekerja yang tidak efektif. Selain itu, reformasi yang dilakukan adalah meliberalisasi sektor kesehatan, dan menerapkan langkah-langkah bantuan pengusaha domestik dan asing.

Tak hanya itu, sejumlah Undang-undang diusulkan untuk merestrukturisasi industri utilitas dan farmasi dan memodernisasi sektor pertanian. Akibatnya, inflasi Jepang menjadi terkendali. Negara yang terkenal dengan mahalnya biaya hidupnya itu berhasil menciptakan lapangan pekerjaan dan memangkas pengangguran.

<!--more-->

Kebijakan-kebijakan tersebut menstimulus pasar ekspor atas produk Jepang menjadi lebih terjangkau dan meningkatkan PDB. Selain itu, laba sebelum pajak serta pendapatan pajak perusahaan melonjak signifikan.

Kebijakan cetak uang pun berpengaruh hingga ke negara mitra basis produksi Jepang, termasuk ke Indonesia. Kebijakan tersebut juga disebut-sebut berhasil meredam pengaruh Cina ke dunia yang terkenal dengan kebijakan Jalan Sutera Baru. Pembiayaan jumbo di sepanjang jalan sutra untuk menopang pertumbuhan ekonomi Cina.

Saat menjabat, Abe juga meningkatkan peran Jepang melalui penguatan militer. Tantangan Abenomics sendiri adalah populasi Jepang yang semakin menua sehingga kecendrungan belanja melemah dan lebih meningkatkan tabungan.

Majalah Forbes menempatkan Abe sebagai salah satu orang paling berpengaruh dunia (powerful people) di peringkat 38 pada 2018. Namun majalah ekonomi itu tidak mencantumkan kekayaan Abe.

Shinzo Abe wafat setelah ditembak salah satu mantan anggota angkatan laut Jepang kemarin. Suami dari Akie Abe itu menjadi Perdana Menteri termuda sejak perang dunia ke II dengan pemerintahan pertama pada 2006-2007.

Selanjutnya Abe terpilih pada 2012-2014, 2014-2017 serta 2017-2020. Dengan capaian ini maka total pemerintahan Abe sepanjang 9 tahun.

Namun begitu, periode pertama dan berakhirnya pemerintahan Shinzo Abe tidak berjalan mulus sehingga menantu salah satu raksasa perusahaan Jepang Morinaga & Co itu mengundurkan diri. Salah satu alasan pengunduran dirinya adalah faktor kesehatan.

BISNIS

Baca: Bupati Ingin Pungut Rp 25 per Kilogram Panen Sawit, Petani: Sangat Menyayat Hati

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Teten Masduki Protes Aturan Impor Terlalu Longgar Dibanding Ekspor: Kirim Pisang ke Luar Negeri Butuh 21 Sertifikat

4 jam lalu

Teten Masduki Protes Aturan Impor Terlalu Longgar Dibanding Ekspor: Kirim Pisang ke Luar Negeri Butuh 21 Sertifikat

Menteri Koperasi Teten Masduki memprotes longgarnya aturan impor yang berbanding terbalik dengan aturan ekspor.

Baca Selengkapnya

Menkeu Pangkas Tarif Ekspor Kelapa Sawit, Pengusaha Berharap Industri Bisa Bangkit

18 jam lalu

Menkeu Pangkas Tarif Ekspor Kelapa Sawit, Pengusaha Berharap Industri Bisa Bangkit

Gapki berharap ekspor kelapa sawit dan produk turunannya bisa segera naik setelah pemerintah memangkas pungutan ekspor.

Baca Selengkapnya

Soroti Masalah Ketenagakerjaan, Jokowi: Terlalu Sedikit Pekerjaan untuk Terlalu Banyak Orang

1 hari lalu

Soroti Masalah Ketenagakerjaan, Jokowi: Terlalu Sedikit Pekerjaan untuk Terlalu Banyak Orang

Jokowi mengatakan bahwa ke depan, peluang kerja akan lebih sedikit dibanding jumlah tenaga kerja yang membutuhkan.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Tolak Ekspor Pasir Laut: Lebih Baik untuk Tinggikan Wilayah Pantura

1 hari lalu

Susi Pudjiastuti Tolak Ekspor Pasir Laut: Lebih Baik untuk Tinggikan Wilayah Pantura

Susi Pudjiastuti menolak langkah pemerintah membuka keran ekspor pasir laut. Dorong untuk perbaiki wilayah yang terkena abrasi seperti Pantura Jawa.

Baca Selengkapnya

Ridwan Kamil-Suswono Janjikan Pinjaman Tanpa Bunga untuk Warga yang Terdampak PHK

2 hari lalu

Ridwan Kamil-Suswono Janjikan Pinjaman Tanpa Bunga untuk Warga yang Terdampak PHK

Ridwan Kamil-Suswono (Rido) berjanji akan kurangi masalah pengangguran dengan program pinjaman terutama bagi mereka yang terdampak PHK

Baca Selengkapnya

Kemendag: Trade Expo Indonesia ke-39 untuk Tingkatkan Nilai Ekspor

3 hari lalu

Kemendag: Trade Expo Indonesia ke-39 untuk Tingkatkan Nilai Ekspor

Trade Expo Indonesia akan dilaksanakan selama 4 hari tanggal 9 hingga 12 Oktober 2024 di The Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD CIty.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Neraca Perdagangan Indonesia Agustus 2024 Surplus US$ 2,90 Miliar, Surplus 52 Bulan Berturut-turut

3 hari lalu

BPS Catat Neraca Perdagangan Indonesia Agustus 2024 Surplus US$ 2,90 Miliar, Surplus 52 Bulan Berturut-turut

BPS mencatat Indonesia alami surplus perdagangan US$ 2,90 miliar pada Agustus 2024. Capaian ini membuat perdagangan konsisten surplus sejak Mei 2020.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kembali Ekspor Pasir Laut, Jokowi: Sedimentasi Itu Beda, Meski Wujudnya Pasir

3 hari lalu

Pemerintah Kembali Ekspor Pasir Laut, Jokowi: Sedimentasi Itu Beda, Meski Wujudnya Pasir

Menurut Presiden Jokowi, pemerintah tidak mengekspor pasir laut, tetapi sedimentasi yang mengganggu alur jalannya kapal.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Arsjad Rasjid Optimistis Selasa Sudah Temukan Kantor Lain, Susi Pudjiastuti Menangis di X Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut

4 hari lalu

Terpopuler: Arsjad Rasjid Optimistis Selasa Sudah Temukan Kantor Lain, Susi Pudjiastuti Menangis di X Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengaku optimistis Selasa pekan depan timnya bisa menemukan tempat lain untuk berkantor.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Jokowi Kembali Buka Keran Ekspor Pasir Laut, Walhi: Ngebet Nyari Duit

5 hari lalu

Pemerintah Jokowi Kembali Buka Keran Ekspor Pasir Laut, Walhi: Ngebet Nyari Duit

Pemerintah kembali membuka keran ekspor pasir laut, Walhi mengatakan bahwa Pemerintah hanya ingin mencari keuntungan secara jangka pendek.

Baca Selengkapnya