Kurs Rupiah Tembus Rp 15 Ribu per Dolar AS, Analis: Cermin Kekhawatiran Investor
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 5 Juli 2022 16:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berpendapat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menunjukkan kekhawatiran para investor akan kondisi perekonomian saat ini. Dalam beberapa hari terakhir kurs rupiah melemah dan tembus Rp 15.000 per dolar AS.
Bhima menilai pelemahan rupiah terjadi karena masih dibayangi sentimen negatif di pasar saham. Dua mencatat dana asing jual bersih Rp 572 miliar di seluruh pasar pada penutupan perdagangan kemarin.
"Investor memang mencermati risiko kenaikan Fed Fund Rate terhadap indonesia sehingga melakukan penjualan aset berisiko tinggi," kata Bhima saat dihubungi pada Selasa, 5 Juli 2022.
Data inflasi Juni yang cukup tinggi sejak 2017, kata dia, juga memicu kekhawatiran akan terjadinya stagflasi. Apalagi BI masih menahan suku bunga acuan dan berimbas makin tinggi risiko di pasar.
Selain itu, cadangan devisa diperkirakan akan makin tertekan di saat arus modal keluar tinggi sekaligus kinerja ekspor komoditas mulai terkoreksi.
Bhima berpendapat seharusnya bank sentral mulai menaikkan suku bunba acuan seiring dengan yang dilakukan oleh bank sentral Amerika Serikat atau The Fed secara agresif. "Ditahannya suku bunga acuan membuat spread imbal hasil US Treasury dengan surat utang SBN semakin menyempit," ujarnya.
Pada hari ini kurs rupiah sempat menembus level 15.962 per dolar AS. Level itu menunjukkan penguatan dolar Amerika Serikat 40 poin atau 0,27 persen dari awal perdagangan hari ini. Adapun nilai tukar mata uang Garuda itu bergerak di kisaran 15.922 hingga 15.966 per dolar AS.
<!--more-->
Bila dibandingkan dengan pergerakan sejak bulan lalu, hari ini dolar Amerika Serikat berada di level peningkatan paling tinggi terhadap rupiah. Pada awal Juni, kurs rupiah berada di level Rp 14.454 per dolar AS dan melemah pada pertengahan Juni di rentang 14.600 hingga 14.800. Berikutnya dolar AS terus menguat sejak akhir Juni hingga saat ini.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan sinyal kebijakan baru dalam menyikapi perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan mempengaruhi kondisi dalam negeri.
Hal ini ditandai dengan risiko stagflasi seiring kenaikan suku bunga dan kebijakan secara global di tengah ekonomi yang baru pulih, serta makin luasnya kebijakan proteksionisme oleh berbagai negara.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan BI telah memberikan sinyal kebijakan baru dalam beberapa bulan ke depan. "Untuk menyikapi perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan mempengaruhi kondisi dalam negeri," tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa, 5 Juli 2022.
Ia memprediksi kurs rupiah bakal melemah di kisaran Rp14.990-15.050 per dolar AS. Pada perdagangan esok hari, nilai tukar rupiah akan bergerakan fluktuatif.
HENDARTYO HANGGI | BISNIS
Baca: Berangkat Tanpa Antre Lewat Haji Furoda, Jemaah Diingatkan: Risiko Kuota Unpredictable
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini