PT Bursa Efek Indonesia Bukukan Pendapatan Usaha Rp 2,29 Triliun pada 2021

Rabu, 29 Juni 2022 16:26 WIB

Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 4 Januari 2021. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta -PT Bursa Efek Indonesia (BEI) secara konsolidasi berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 2,29 triliun pada 2021 atau meningkat 41 persen dari pendapatan usaha pada 2020, yakni Rp 1,62 triliun, dalam pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian BEI Tahun 2021 dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BEI 2022 pada Rabh, 29 Juni 2022.

Secara keseluruhan, jumlah total pendapatan BEI sebesar Rp 2,63 triliun atau meningkat 36,8 persen dari 2020, yakni Rp 1,92 triliun. Adapun jumlah beban BEI pada 2021 sebesar Rp 1,52 triliun atau naik 18,8 persen dari 2020.

“BEI juga berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 881,41 miliar di tahun 2021 atau tumbuh 80,8 persen dari tahun 2020,” kata Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia Yulianto Aji Sadono setelah RUPST pada Rabu, 29 Juni 2022.

Pada 2021, BEI membukukan nilai total aset sebesar Rp 9,45 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 6,9 persen dari tahun 2020 dan total kewajiban (liabilitas) sebesar Rp 3,45 triliun atau menurun 7,4 persen dari 2020. Terakhir, total ekuitas BEI pada 2021 sebesar Rp 5,99 triliun atau mengalami kenaikan 17,4 persen dari tahun 2020.

Selain pengesahan laporan keuangan perseroan 2021, agenda RUPST BEI 2022 hari ini juga meliputi persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan, penunjukan akuntan publik perseroan untuk Tahun Buku 2022, pengangkatan dan penetapan honorarium bagi anggota direksi perseroan periode 2022-2026, serta pemberian uang jasa pengabdian kepada anggota direksi perseroan yang berakhir masa baktinya.

Advertising
Advertising

Pemegang saham sepakat mengangkat Iman Rachman sebagai Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama enam anggota dewan direksi untuk periode 2022-2026 dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Iman Rachman menggantikan Dirut PT BEI sebelumnya, Inarno Djajadi, yang terpilih masuk ke dalam Jajaran Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK). Pemegang saham juga mengangkat kembali I Gede Nyoman Yetna sebagai Direktur Penilaian Perusahaan, serta memilih Jeffery Hendrik sebagai Direktur Pengembangan BEI menggantikan Hasan Fawzi.

Selanjutnya, Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy menjadi Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa yang sebelumnya dijabat Laksono W. Widodo. Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI akan dijabat oleh Sunandar, menggantikan Fithri Hadi.

Adapun Risa Effenita Rustam tetap menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Bursa Efek Indonesia, dan juga Kristian Sihar Manullang tetap menjabat Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI.

Baca Juga: Iman Rachman Resmi Diangkat Jadi Direktur Utama BEI, Berikut Susunan Direksi Baru

Berita terkait

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

1 hari lalu

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

3 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

3 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

4 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

6 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

9 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

10 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

10 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

11 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya