Harga TBS Anjlok, Indef: Petani Sawit Low Bargaining Power

Kamis, 23 Juni 2022 18:20 WIB

Petani Sawit. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Program Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan daya tawar petani sawit masih rendah. Petani tidak pernah mengatur harganya sendiri dan mendapat keuntungan paling kecil dalam rantai pasok industri sawit.

"Petani (sawit) kan memang low bargaining power dari dulu. Harga komoditas tidak pernah di set up oleh petani. Harga komoditas biasanya ditentukan oleh perusahaan eksportir dengan mengacu harga international," kata Esther saat dihubungi pada Kamis, 23 Juni 2022.

Inilah yang membuat kesejahteraan petani sawit terus tergerus, bahkan saat harga tandan buan segar (TBS) anjlok. Para petani mengalami stres dan memotong pohon tanamannya sendiri.

Menurut Esther, pemerintah harus memberi pelatihan kepada petani sawit untuk mengolah hasil kebunnya sendiri. Langkah itu bertujuan agar petani mendapatkan nilai tambah dan tidak tergantung pada pabrik pengolahnya.

"Langkah agar bisa meningkatkan harga TBS adalah dengan hilirisasi industri. Artinya, petani diajari mengolah sawit menjadi produk final misalnya menjadi minyak sawit seperti salmira atau produk lainnya," kata Esther.

Advertising
Advertising

Komoditas yang diolah langsung petani, menurut dia, harganya akan meningkat dan lebih awet. "Di sinilah pentingnya teknologi pasca-panen sehingga petani tidak tergantung dengan industri atau perusahaan eksportir," ucapnya, mengimbuhkan.

Esther menjelaskan meski ada sertifikasi untuk para petani sawit, kebijakan tersebut tetap belum meningkatkan kesejahteraan petani. Padahal, harga internasional kelapa sawit ditentukan permintaan dan penawaran.

"Jika ada penurunan demand dari pasar global seperti India dan Cina yang mengurangi konsumsi sawit, ‌ini bisa menurunkan harga sawit," ujarnya.

Esther menambahkan ada tiga konsekuensi dari harga TBS tidak kunjung membaik. Salah satunya membuat ketimpangan ekonomi semakin lebar.

"Petani tidak akan mau menanam sawit lagi, terjadi kelangkaan supply sawit akan meningkatkan harga sawit. Ini skenario paling buruk," katanya.

Risiko kedua, pendapatan petani sawit akan turun drastis. Sedangkan ketiga, kemiskinan semakin banyak.

Sebelumnya dalam sepekan, harga TBS kelapa sawit di sejumlah tempat anjlok. Harga TBS turun di bawah Rp 300 per kilogram sehingga membuat petani frustrasi dan memotong pohonnya sendiri.

Baca juga: Harga TBS Anjlok, Petani Sawit Banyak yang Depresi dan Tebang Pohon Milik Sendiri

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

6 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

44 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

45 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

52 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya

Berharap pada Minyak Makan Merah

53 hari lalu

Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

54 hari lalu

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

54 hari lalu

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

6 Maret 2024

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

5 Maret 2024

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

4 Maret 2024

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.

Baca Selengkapnya