IHSG Ditutup Menguat di 6.998, Samuel Sekuritas: karena Angin Segar RDG BI

Kamis, 23 Juni 2022 17:38 WIB

Seorang pialang saham mengamati monitor IHSG, di Jakarta, Selasa (22/12). IHSG ditutup menguat 36,248 poin (1,49%) ke level 2.467,637. TEMPO/Dinul MUbarok

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG sempat melemah di sesi pertama perdagangan sebelum akhirnya menutup sesi kedua di level 6.998,2. Indeks tercatat menguat 0,19 persen lebih tinggi dari angka penutupan kemarin di level 6.984,3.

"Pasar Indonesia mendapat angin segar dari keputusan rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI 7DRRR) di angka 3,5 persen selama 16 bulan berturut-turut," seperti dikutip dari analisi PT Samuel Sekuritas Indonesia, Kamis, 23 Juni 2022.

Keputusan bank sentral tersebut diapresiasi karena sejumlah bank sentral di negara lain malah mengerek suku bunga acuannya. Dalam pernyataannya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa kebijakan ini diambil untuk menjaga stabilitas rupiah dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah situasi yang tidak menentu saat ini.

Adapun sebanyak 191 saham menutup sesi perdagangan hari ini di zona hijau, sementara 341 saham melemah, dan 177 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 15,6 triliun. Di akhir sesi perdagangan hari ini, tercatat angka jual bersih investor asing di pasar reguler sebesar Rp 310 miliar. Sementara itu, di pasar negosiasi tercatat jual bersih asing sebesar Rp 1,37 triliun.

Advertising
Advertising

Saham dengan nilai net buy asing tertinggi di pasar reguler, yakni HRUM (Rp 50,1 miliar), ADMR (Rp 31,9 miliar), dan KLBF (Rp 31,3 miliar). Saham dengan nilai net sell asing tertinggi di pasar reguler, yaitu BBRI (Rp 163,8 miliar), TLKM (Rp 54,9 miliar) dan BMRI (Rp 54,7 miliar).

Sedangkan saham emiten telekomunikasi BUMN Telkom Indonesia (TLKM) menjadi saham pendorong terkuat IHSG di sesi perdagangan hari ini (top leading mover) dengan sumbangan naik 9,77 poin, disusul KLBF (naik 3,15 poin) dan CPIN (naik 2,94 poin).

<!--more-->

Sementara itu, saham emiten pertambangan nikel Vale Indonesia (INCO) yang pada awal pekan ini atau Selasa lalu mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan membagikan dividen dari laba tahun buku 2021 menjadi saham pemberat terbesar IHSG (top lagging mover) pada sesi perdagangan hari ini, mengurangi 3,11 poin, disusul ARTO (turun 2,76 poin) dan ADRO (turun 2,58 poin).

Indeks sektor infrastruktur (IDXINFRA) berhasil menjadi indeks sektoral yang menutup sesi perdagangan hari ini dengan penguatan paling tinggi atau naik 1,8 persen, didorong salah satunya oleh menguatnya saham sejumlah emiten konstruksi antara lain PTDU (naik 12,1 persen), ADHI (naik 8,2 persen), WSKT (naik 5,8 persen) dan PTPP (naik 4,9 persen).

Posisi kedua diisi oleh indeks konsumer non-cylical (IDXNONCYC) yang naik 1,1 persen dan indeks sektor kesehatan (IDXHEALTH) (naik 1,1 persen). Sementara itu, indeks sektor transportasi (IDXTRANS) menjadi indeks sektoral yang melemah paling dalam di sesi perdagangan hari ini atau turun 3,1 persen, disusul indeks sektor energi (IDXFINANCE) melemah 1,5 persen dan indeks sektor teknologi (IDXTECHNO) melemah 0,7 persen.

Adapun IHSG kemarin ditutup di posisi 6.984,3. Indeks tersebut turun 0,84 persen dari perdagangan Selasa, 21 Juni 2022, yang masih bertengger di level 7.044.

Baca: Susi Air Kecelakaan, Badan Pesawat Rusak Parah

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan PT Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

20 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

2 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya