Harga Minyak Merosot, Investor Khawatir Kenaikan Suku Bunga The Fed Picu Resesi

Reporter

Antara

Kamis, 23 Juni 2022 07:17 WIB

Ilustrasi Kilang Minyak. shutterstock.com

TEMPO.CO, New York - Harga minyak merosot sekitar tiga persen pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat atau Kamis pagi, 23 Juni 2022. Sebabnya para investor khawatir kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dapat mendorong ekonomi Amerika Serikat ke dalam resesi, sehingga mengurangi permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus merosot 2,91 persen atau 2,5 persen, menjadi menetap di 111,74 dolar AS per barel. Patokan minyak global mencapai terendah sesi di 107,03 dolar, level terendah sejak 19 Mei.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus tergelincir 3,33 dolar AS atau 3,0 persen, menjadi ditutup pada106,19 dolar AS per barel. WTI mencapai terendah sesi di 101,53 dolar AS, level terendah sejak 11 Mei.

Investor menilai pada Rabu (22/6/2022) bahwa kenaikan suku bunga yang dirancang untuk mendinginkan lonjakan inflasi dapat menghambat pemulihan ekonomi.

Namun, harga minyak memangkas kerugian selama sesi setelah Ketua Fed Jerome Powell menjanjikan "fokus menyeluruh" untuk menurunkan inflasi dan menegaskan kembali bahwa kenaikan suku bunga bank sentral yang sedang berlangsung akan sesuai, dengan kecepatan tergantung pada prospek ekonomi.

"Powell tampaknya mengubah suasana pasar dengan tampak yakin tentang ekonomi AS," kata Phil Flynn, analis Price Futures. "Kata-katanya telah menenangkan pasar dan menurunkan harga untuk jangka pendek."

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden meminta Kongres untuk meloloskan penangguhan pajak bensin federal selama tiga bulan guna membantu memerangi rekor harga di SPBU dan memberikan bantuan sementara bagi keluarga Amerika musim panas ini.

Sementara harga di SPBU yang lebih rendah sebenarnya dapat meningkatkan permintaan bahan bakar dan mendukung harga minyak mentah, analis PVM Stephen Brennock mengatakan para pedagang dapat khawatir bahwa pemerintahan Biden mungkin mengambil tindakan lebih lanjut untuk mendinginkan harga energi yang tinggi.

Anggota parlemen dari kedua partai besar telah menyatakan penolakannya untuk menangguhkan pajak bensin federal.

Gedung Putih meminta kepala eksekutif tujuh perusahaan minyak untuk pertemuan pada Kamis guna membahas cara-cara untuk meningkatkan kapasitas produksi dan mengurangi harga bensin yang mencapai sekitar 5 dolar AS per galon.

Biden secara terbuka mengkritik Big Oil karena menyimpan keuntungan besar tetapi dia jarang berbicara langsung dengan kepala perusahaan energi atau perwakilan mereka, menurut catatan Gedung Putih dan wawancara dengan sumber-sumber industri.

CEO Chevron Michael Wirth mengatakan mengkritik industri minyak bukanlah cara untuk menurunkan harga bahan bakar dan pemerintah harus mengubah pendekatannya. Biden menjawab bahwa dia tidak menyadari bahwa para eksekutif minyak bisa "membuat perasaan mereka terluka semudah itu."

Kapasitas penyulingan minyak AS turun pada 2021 untuk tahun kedua berturut-turut, data pemerintah menunjukkan, karena penutupan pabrik pengolahan minyak terus mengurangi kemampuan mereka untuk memproduksi bensin dan solar.

Stok minyak mentah AS naik sekitar 5,6 juta barel pekan lalu, persediaan bensin meningkat 1,2 juta barel, sementara stok sulingan turun sekitar 1,7 juta barel, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Rabu, 22 Juni 2022.

Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan data minyak mingguannya, yang dijadwalkan untuk dirilis pada Kamis, akan tertunda karena masalah sistem setidaknya sampai minggu depan. Tidak jelas kapan EIA akan mempublikasikan laporan tersebut.

Dana senilai 2,4 triliun dolar AS yang akan diinvestasikan secara global dalam energi tahun ini mencakup rekor pengeluaran untuk energi terbarukan, tetapi tidak mampu menutup kesenjangan pasokan dan mengatasi perubahan iklim, kata Badan Energi Internasional.

Baca Juga: Arcandra Tahar Jelaskan Penyebab Sulitnya Harga Minyak Dunia Stabil

Berita terkait

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

3 jam lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

12 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

13 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

15 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

17 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

21 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

1 hari lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

3 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

4 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya