IHSG Ditutup Menguat di 7.050 Usai Kenaikan Bunga The Fed

Kamis, 16 Juni 2022 17:35 WIB

Tampilan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/10/2017).Foto Agung Rahmadiansyah/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG ditutup menguat pada akhir perdagangan hari ini, Kamis, 16 Juni 2022. IHSG menguat usai pasar mencerna kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) sebesar 75 basis poin semalam.

IHSG akhirnya parkir pada posisi 7.050,32 atau menguat 0,62 persen. Adapun sepanjang hari ini indeks bergerak di kisaran 7.025-7.138.

Selama perdagangan hari ini tercatat 326 saham menguat, 206 saham melemah dan 154 saham bergerak di tempat. Adapun investor asing tercatat membukukan aksi net foreign buy Rp 391 miliar.

Investor asing terlihat mengincar saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar Rp 313,6 miliar, atau yang terbanyak pada hari ini. Berikutnya ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 136,6 miliar dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) senilai Rp 36 miliar.

Sementara itu, saham PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) naik 11,54 persen atau mencatat kenaikan tertinggi hari ini. Berikutnya ada PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Rukun Raharha Tbk (RAJA) dengan naik masing-masing 7,97 persen dan 7,5 persen.

Advertising
Advertising

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang sebelumnya menyatakan selama 5 hari berturut-turut indeks DJIA turun tajam sebesar 2.815,3 poin atau 8,77 persen, dan akhirnya berbalik menguat sebesar 1 persen dalam perdagangan Rabu kemarin, 15 Juni 2022.

Hal tersebut, menurut dia, menandakan pasar menyambut kenaikan Fed Fund Rate (FFR) atau suku bunga AS sebesar 75 bps yang sudah diperkirakan sebelumnya. The Fed juga mengisyaratkan akan kembali menaikkan FFR sebesar 75 bps dalam pertemuan bulan Juli mendatang.

Menurut Edwin, bila rebound DJIA dikombinasikan dengan naiknya EIDO sebesar 0,31 persen serta naiknya harga beberapa komoditas seperti batu bara naik 4,31 persen, emas naik 1,45 persen dan nikel sebesar 2,39 persen di tengah penurunan yield obligasi AS sebesar 0,54 persen untuk tenor 10 tahun bakal berpotensi menjadi sentimen positif bagi penguatan IHSG.

"Dan naiknya harga obligasi dalam perdagangan Kamis ini," kata Edwin, Kamis, 16 Juni 2022.

Sementara itu, menurut dia, potensi sentimen negatif yang perlu diantisipasi akan berasal dari turunnya harga beberapa komoditas seperti minyak, CPO, serta timah. Penurunan ini terjadi di tengah berlanjutnya penurunan nilai tukar rupiah atas dolar AS serta net sell investor asing.

BISNIS

Baca: Zulkifli Hasan Minta Minyak Goreng Curah Tak Dijual Pakai Plastik Kiloan, tapi..

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

2 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

Samuel Sekuritas Indonesia menyebut IHSG masih kembali melemah pada sesi pertama hari ini. Sempat naik cukup tinggi di awal sesi, tapi ditutup melemah

Baca Selengkapnya

Cek Rekomendasi IHSG Pekan Ini, Sentimen Harga Nikel Berlanjut

7 jam lalu

Cek Rekomendasi IHSG Pekan Ini, Sentimen Harga Nikel Berlanjut

Angga Septianus dari IPOT memperkirakan IHSG pekan ini akan dipengaruhi oleh sentimen harga nikel. Dia merekomendasikan saham-saham ini padapekan ini.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

IHSG menutup sesi di level 7,328.1 atau +1,12 persen.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

3 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

4 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

4 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia menyebutkan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG melanjutkan pergerakan positifnya

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Modal Utama Membangun IKN dari Dalam Negeri, Beda Strategi dengan Jokowi?

4 hari lalu

Prabowo Sebut Modal Utama Membangun IKN dari Dalam Negeri, Beda Strategi dengan Jokowi?

Presiden terpilih Prabowo menilai modal utama untuk memindahkan dan membangun IKN harus dari sumber daya yang ada di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

4 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

5 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya