Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur, Luhut: Ada Asistensi dengan UNESCO
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 10 Juni 2022 06:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menanggapi hujan kritik yang dialamatkan pada rencana kenaikan harga tiket masuk ke area stupa Candi Borobodur.
Ia menyatakan rencana pemerintah menaikkan harga tiket tersebut sudah melalui kajian komprehensif. Bahkan, salah satu di antaranya dengan bekerja sama dengan UNESCO.
"Studi yang komprehensif sudah dilakukan. Kami ada asistensi dari UNESCO juga," kata Luhut di Jakarta, Kamis, 9 Juni 2022.
Meski begitu, ia menyatakan kenaikan harga tiket ke Candi Borobudur tersebut tidak akan diberlakukan tergesa-gesa. Setelah menerima banyak masukan dari masyarakat, pemerintah kini mempertimbangkan ulang wacana tersebut.
Ramai pemberitaan rencana kenaikan harga tiket masuk ke Candi Borobudur untuk wisatawan lokal berhembus sejak akhir pekan lalu. Lewat unggahan di media sosial Instagramnya, Luhut menyatakan pemerintah bakal membatasi jumlah pengunjung ke kawasan tersebut menjadi 1.200 orang per hari.
Salah satu cara membatasi jumlah pengunjung itu dengan menaikkan harga tiket masuk untuk wisatawan lokal menjadi Rp 750.000 per orang dan turis asing US$ 100 atau sekitar Rp 1,46 juta (asumsi kurs Rp 14.620 per dolar AS). Adapun harga tiket untuk pelajar Rp 5.000 per orang.
Sejumlah kalangan pun merespons rencana tersebut dengan berbagai pandangan. Kepala Wihara Mendut Biksu Sri Pannyavaro Mahathera, misalnya, menilai, kenaikan harga tiket sangat memberatkan.
"Rakyat kecil (umat Buddha pedesaan cukup banyak) sampai meninggal pun tentu tidak akan mampu naik ke atas candi melakukan puja atau pradaksina karena harus membayar sangat mahal bagi mereka Rp 750.000 per orang," kata Pannyavaro dalam siaran pers di Magelang, Senin, 6 Juni 2022.
Lebih jauh, Luhut menyatakan sebetulnya rencana kenaikan harga tiket masuk untuk mengantisipasi lonjakan turis di masa mendatang. "Karena dengan jalan tol yang lewat Semarang situ, pengunjung Borobudur bisa jadi jutaan. Itu harus kita tata."
<!--more-->
Luhut menjelaskan saat ini kawasan wisata Candi Borobudur sedang dalam proses revitalisasi. Kawasan tersebut masih ditutup untuk memperbaiki objek wisata itu agar lebih tertata.
"Sekarang ini masih kita tutup, tapi sekarang Borobudur sudah berubah, landscape-nya itu sudah very good," ujar Luhut.
Beberapa bangunan-bangunan candi yang letaknya tidak proporsional sedang dipindahkan. "Itu kita pindahin, jadi 360 hektare semua murni untuk Candi Borobudur. Sampai kabel pun tidak ada, semua di bawah tanah," tuturnya.
Wacana pembatasan pengunjung sampai 1.200 orang per hari, menurut dia, dicetuskan karena sudah terjadi kerusakan pada Candi Borobudur saat ini. Padahal Candi Borobudur sangat langka dan wajar jika dibatasi penggunaannya.
Oleh karena itu, Luhut menyatakan, penerapan harga tiket masuk ke Candi Borobudur
"Kita bandingkan dengan seluruh dunia, ya harganya kira-kira segitu. Jadi kita jangan jadi bangsa yang nyinyir gitu," ucapnya.
Adapun Luhut menyinggung anggota DPR yang ikut mengkritik wacana kenaikan harga tiket Borobudur ini. Ia mengimbau agar pejabat negara jangan berlebihan dalam meresponsnya.
"Saya bilang juga sama temen-temen DPR, jangan overreacted. Apalagi pejabat negara, seakan kami tidak melakukan studi dengan baik," ujar Luhut.
RIANI SANUSI PUTRI | ANTARA
Baca: DPR: Ada Fee Robot Trading Tiap Bulan Disetor ke Bappebti
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.