Harga Minyak Naik di Tengah Kekhawatiran Pasokan, Tertinggi 13 Minggu

Reporter

Antara

Rabu, 8 Juni 2022 08:30 WIB

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Vivek Prakash

TEMPO.CO, New York - Harga minyak naik sekitar satu persen pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat atau Rabu pagi, 8 Juni 2022.

Minyak mentah AS menetap di level tertinggi 13 minggu di tengah kekhawatiran pasokan, termasuk tidak adanya kesepakatan nuklir dengan Iran, dan prospek pertumbuhan permintaan di Cina, yang melonggarkan penguncian untuk mengendalikan pandemi.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus terangkat 1,06 dolar atau 0,9 persen, menjadi menetap di 120,57 dolar AS per barel, tertinggi sejak 31 Mei.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 91 sen atau 0,8 persen, menjadi ditutup di 119,41 dolar AS, penyelesaian tertinggi sejak 8 Maret yang menyamai penyelesaian tertinggi pada Agustus 2008.

Ke depan, para analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah AS turun pekan lalu. Penurunan stok minyak mentah lebih lanjut dapat mendukung harga.

American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, akan mengeluarkan laporan persediaannya pada Selasa pukul 20.30 GMT. Badan Informasi Energi AS (EIA) akan melaporkan persediaan minyak AS pada Rabu pukul 14.30 GMT.

Robert Yawger, direktur eksekutif energi berjangka di Mizuho, mengatakan "beberapa angka" dalam laporan EIA "dalam jarak mencolok dari posisi terendah historis," termasuk kemungkinan penyimpanan minyak mentah untuk negara itu, penyimpanan minyak mentah di Cushing, Oklahoma dan penyimpanan minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve (Cadangan Minyak Strategis).

Amerika Serikat mengatakan tuntutan Iran tentang pencabutan sanksi mencegah kemajuan dalam kebangkitan kembali kesepakatan nuklir 2015. Para analis mengatakan kesepakatan bisa menambah 1 juta barel per hari pasokan minyak dunia.

EIA AS memproyeksikan produksi minyak mentah AS dan permintaan minyak akan meningkat pada 2022. Harga juga mendapat dukungan dari ekspektasi permintaan akan pulih di Cina, di mana ibu kota Beijing dan pusat komersial Shanghai telah kembali normal setelah dua bulan dikunci.

Juga, para analis meragukan pasokan minyak global akan meningkat pesat menyusul keputusan OPEC+ minggu lalu untuk memajukan peningkatan produksi.

Peningkatan kuota dari OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen sekutu termasuk Rusia, lebih rendah dari kehilangan minyak mentah Rusia akibat sanksi Barat, kata para analis, menambahkan bahwa itu juga gagal mengatasi kekurangan produk minyak.

CEO Trafigura mengatakan harga minyak bisa segera mencapai 150 dolar AS per barel dan naik lebih tinggi tahun ini, dengan kehancuran permintaan kemungkinan pada akhir tahun.

Goldman Sachs meningkatkan perkiraan harga minyak Brent sebesar 10 dolar AS menjadi 135 dolar AS per barel untuk periode antara paruh kedua 2022 dan paruh pertama tahun depan, dengan alasan defisit pasokan struktural yang belum terselesaikan.

Dalam masalah pasokan lainnya, ladang minyak Sharara di Libya dihentikan lagi pada Senin malam, 6 Juni 2022 malam dan di Norwegia lebih dari satu dari 10 pekerja minyak dan gas lepas pantai merencanakan aksi mogok mulai Minggu, 12 Juni 2022 jika mediasi upah yang ditengahi negara gagal.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Indonesia Mei USD 109,61 Per Barel Dampak Geopolitik Global

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Donald Trump: Israel Harus Serang Situs Nuklir Iran!

22 jam lalu

Donald Trump: Israel Harus Serang Situs Nuklir Iran!

Donald Trump membuat pernyataan kontroversial terkait rencana Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Amerika Dalam Penggunaan Iron Dome

1 hari lalu

Peran Besar Amerika Dalam Penggunaan Iron Dome

Dalam pembangunan Iron Dome, Israel mendapat banyak bantuan Amerika

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Tambang Ilegal di Kawasan Hutan Produksi Terbatas NTB Raup Keuntungan Rp 1,08 Triliun per Tahun

1 hari lalu

KPK Sebut Tambang Ilegal di Kawasan Hutan Produksi Terbatas NTB Raup Keuntungan Rp 1,08 Triliun per Tahun

Direktorat Koordinasi dan Supervisi Wilayah V KPK mengungkapkan aktivitas tambang ilegal di kawasan Hutan Produksi Terbatas NTB.

Baca Selengkapnya

Khotbah Jumat Ali Khamenei: Serangan Rudal Iran terhadap Israel 'Legal' dan 'Sah'

1 hari lalu

Khotbah Jumat Ali Khamenei: Serangan Rudal Iran terhadap Israel 'Legal' dan 'Sah'

Di tengah-tengah kabar ia disembunyikan, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei muncul dalam khotbah Jumat di Teheran.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Ini Perbandingan Teknologi Rudal Iran dan Sistem Pertahanan Udara Israel

1 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Ini Perbandingan Teknologi Rudal Iran dan Sistem Pertahanan Udara Israel

Berikut perbandingan kekuatan persenjataan rudal balistik Iran dan sistem pertahanan udara Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel Menargetkan Perbatasan Lebanon Suriah

1 hari lalu

Serangan Israel Menargetkan Perbatasan Lebanon Suriah

IDF menuduh Iran menggunakan wilayah perbatasan untuk mengirimkan peralatan militer ke Lebanon.

Baca Selengkapnya

Israel Klaim Bom Markas Intelijen Hizbullah di Beirut

1 hari lalu

Israel Klaim Bom Markas Intelijen Hizbullah di Beirut

Militer Israel mengklaim pada Kamis menyerang markas intelijen Hizbullah di ibu kota Lebanon, Beirut

Baca Selengkapnya

PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

1 hari lalu

PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

PBB memastikan pasukan perdamaian di Lebanon (UNIFIL)akan melanjutkan misinya.

Baca Selengkapnya

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

1 hari lalu

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

Presiden AS Joe Biden mengatakan tidak percaya akan ada "perang habis-habisan" di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Setelah Menyerang Hamas dan Hizbullah, Israel Menghadapi Lawan Terberat: Kemerosotan Ekonomi

2 hari lalu

Setelah Menyerang Hamas dan Hizbullah, Israel Menghadapi Lawan Terberat: Kemerosotan Ekonomi

Setelah konfrontasi dengan Hamas dan Hizbullah melibatkan Iran, perang lebih berat dihadapi Israel, yakni kemerosotan ekonomi.

Baca Selengkapnya