Rupiah Ditutup Menguat di Level 14.480 per Dolar AS, Bagaimana Prediksi Besok?
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 2 Juni 2022 18:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan besok, Jumat, 3 Juni 2022, bakal dibuka berfluktuatif.
"Namun akan ditutup menguat di rentang Rp 14.460 - Rp 14.520 per dolar AS," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 2 Juni 2022. Kurs rupiah ditutup menguat pada perdagangan seiring penguatan indeks dolar AS sebelum akhirnya berbalik arah ke zona merah.
Data Bloomberg pada hari ini menunjukkan rupiah menguat 0,37 persen atau 54 poin ke Rp 14.480 per dolar AS. Sedangkan indeks dolar AS pada pukul 15.30 WIB melemah 0,27 persen ke 102,21.
Bersama dengan rupiah, yuan Cina menguat 0,16 persen, dolar Hong Kong menguat 0,02 persen, dan yen Jepang menguat 0,15 persen.
Ibrahim menjelaskan dolar AS sempat naik dan mencapai level tertinggi tiga minggu terhadap mata uang lainnya. Hal ini didukung oleh kenaikan imbal hasil Treasury AS, yang mencapai puncak dua minggu.
Adapun imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan benchmark 10 tahun mencapai tertinggi dua minggu 2,951 persen pada Rabu kemarin dengan data menunjukkan aktivitas manufaktur AS meningkat pada Mei 2022 karena permintaan barang tetap kuat.
Sementara indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) di 57 dan IMP manufaktur ISM adalah 56,1. Lowongan pekerjaan AS juga tetap pada level tinggi, dengan indeks lapangan kerja manufaktur Institute of Supply Management (ISM) di 49,6 dan indeks pembukaan pekerjaan JOLT di 11,4 juta.
Ibrahim menyebutkan imbal hasil telah dalam tren naik karena bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve atau The Fed) telah menaikkan suku bunga dengan cepat dalam upaya untuk mengekang inflasi dan menghindari resesi ekonomi. "Imbal hasil 10 tahun adalah sentuhan yang lebih lembut di awal Asia pada 2,914 persen,” tuturnya.
<!--more-->
Ia mengungkapkan investor juga masih menunggu laporan pekerjaan AS esok hari, termasuk non-farm payrolls. Bank Sentral Eropa akan mengadakan pertemuan kebijakan pada minggu berikutnya, yang diharapkan untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang rencananya untuk kenaikan suku bunga.
Faktor internal turut memicu penguatan rupiah
Adapun faktor internal yang turut mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini berasal dari keyakinan pemerintah akan perekonomian nasional masih akan terus tumbuh dengan kuat dan semakin inklusif di masa depan. Dengan begitu, kesejahteraan diyakini menggapai seluruh lapisan masyarakat.
Pemerintah juga memandang prospek pemulihan ekonomi nasional terus menguat. Berkaca pada efek dari periode commodity boom pada tahun 2011 dan 2012, investasi akan menjadi pendorong pertumbuhan. Utamanya dalam memanfaatkan harga komoditas yang tinggi serta akselerasi transformasi ekonomi.
Sementara dari sisi investasi publik, keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional serta pengembangan IKN Nusantara akan mendorong pertumbuhan investasi sekaligus menstimulasi aktivitas investasi sektor swasta di masa depan. “Membaiknya intermediasi sektor keuangan yang ditandai oleh peningkatan pertumbuhan kredit perbankan, juga akan turut mendukung aktivitas investasi,” ujar Ibrahim.
Faktor internal lainnya adalah dorongan dari konsumsi masyarakat yang diperkirakan semakin kuat seiring dengan perbaikan tingkat kesejahteraan. Pola konsumsi juga akan mulai normal.
Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 oleh IMF terkoreksi ke level 3,6 persen akibat konflik geopolitik yang diprediksi akan membawa dampak berkepanjangan pada aktivitas perdagangan dunia. Selain itu, implementasi pengetatan kebijakan moneter, khususnya The Fed, yang lebih cepat juga akan mengakibatkan gejolak pasar keuangan global.
Akibatnya, kata Ibrahim, akan terjadi peningkatan cost of fund di semua sektor. Rentang asumsi pertumbuhan yang cukup lebar pun mencerminkan faktor ketidakpastian yang tinggi dari dinamika perekonomian global dan turut mempengaruhi kurs rupiah.
BISNIS
Baca: Resmi, Pemerintah Hapus Tenaga Honorer per 28 November 2023
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.