4 Startup Besar yang Lakukan PHK Sepanjang 2022
Reporter
Tempo.co
Editor
Francisca Christy Rosana
Senin, 30 Mei 2022 05:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak awal tahun, tercatat empat perusahaan rintisan besar atau startup telah melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK terhadap karyawannya. Keempat perusahaan itu adalah JD.ID, LinkAja, Zenius, dan TanuHub.
Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia Rudiantara mengatakan fenomena pemutusan hubungan kerja di perusahaan digital bukan menggambarkan sebuah kondisi bubble burst atau ledakan.
“Mungkin lebih pas dibilang terjadi riak-riak atau letupan kegagalan digital sturtup, namun tidak bubble burst (ledakan),” kata Rudiantara saat dihubungi Tempo pada Kamis, 26 Mei lalu.
Rudiantara mengatakan umumnya 10 persen startup digital gagal melewati tahun pertama. Namun, 90 persen lainnya rontok saat berumur lebih dari lima tahun. Ini terjadi lantaran pendanaan dari investor semakin ketat.
Berikut datar empat startup yang melakukan PHK tersebut.
- JD.ID
JD.ID mengatakan keputusan untuk melakukan PHK karyawannya adalah upaya penyesuaian bisnis dan restrukturisasi perusahaan. Director of General Management JD.ID Jenie Simon mengatakan improvisasi dan pengambilan keputusan PHK ini dilakukan agar JD.ID dapat terus beradaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.
Upaya improvisasi yang JD.ID tempuh antara lain dengan melakukan peninjauan, penyesuaian, hingga inovasi atas strategi bisnis dan usaha.
"JD.ID juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan," kata Jenie Simon, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 26 Mei 2022.
Sehubungan dengan pengambilan keputusan ini, JD.ID mengatakan akan patuh dan tunduk terhadap regulasi ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan pemerintah. Jenie mengatakan JD.ID akan memperlakukan dan memberikan hak karyawan, sebagaimana diatur dalam regulasi tersebut.
<!--more-->
- Zenius
Startup pendidikan Zenius memberikan penjelasan atas PHK yang dilakukan kepada lebih dari 200 pegawainya.
"Setelah melalui evaluasi dan review peninjauan ulang komprehensif, Zenius mengumumkan bahwa lebih dari 200 dari karyawan harus meninggalkan Zenius," kata manajemen Zenius dalam keterangan tertulis yang diterima Kamis, 26 Mei 2022.
Karyawan yang menjadi bagian dari kebijakan ini, kata manajemen Zenius, akan mendapatkan pesangon sesuai dengan peraturan dan Undang-undang yang berlaku di Indonesia.
Salah satu alasan perusahaan melakukan PHK adalah kondisi makro ekonomi yang saat ini dinilai terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Untuk beradaptasi dengan dinamisnya kondisi makro ekonomi yang memengaruhi industri, Zenius perlu melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan.
<!--more-->
- LinkAja
PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja menanggapi ramai pemberitaan soal PHK yang dilakukan perusahaan terhadap 200 karyawannya. Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo mengungkapkan bahwa upaya reorganisasi yang tengah dilakukan berdampak pada PHK sejumlah sumber daya manusia (SDM).
“Jumlah yang direorganisasi jauh di bawah angka yang disebutkan tersebut (200 karyawan),” kata Reka Sadewo ketika dihubungi, Selasa, 24 Mei 2022.
Pernyataan tersebut menanggapi kabar 200 karyawan LinkAja terkena PHK atau diberhentikan. Beberapa karyawan diberitakan telah mendapat surat elektronik dari perusahaan.
Kendati tak menyebutkan jumlah pasti karyawan yang terdampak, Reka memastikan, jumlah karyawan yang di-PHK tidak mencapai 200 orang, tak seperti berita yang beredar.
Lebih jauh, Reka mengatakan perubahan adalah hal yang secara konstan terjadi dalam perusahaan yang sedang terus bertumbuh. Penyesuaian dalam perusahaan juga tentunya akan terus terjadi.
Sebagai perusahaan rintisan yang terus berkembang, menurut Reka, LinkAja diharapkan terus bisa lincah dan adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis. Hal ini untuk memastikan pertumbuhan perusahaan yang sehat, positif dan optimal.
<!--more-->
- TaniHub
Pada awal Maret 2022, TaniHub menghentikan semua layanan business to consumers (B2C). Manajemen TaniHub mengatakan keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan untuk mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan segmen B2B.
TaniHub pun mengakui dengan adanya penghentian operasional warehouse di Bandung dan Bali mengakibatkan adanya PHK bagi sejumlah pekerja TaniHub. TaniHub pun akan memfokuskan bisnis menjadi pemasok bagi hotel, restoran, catering dan cafe (Horeca). TaniHub juga disebut akan menyasar ke ara modern trade yaitu supermarket, hypermarket, dan pasar swalayan.
BISNIS | HENDARTYO HANGGI | EKA YUDHA | CAESAR AKBAR
Baca: Marak PHK di Startup, Rudiantara: Bukan Bubble Burst
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini