Harga Batu Bara Acuan Turun, Pengusaha: Masih 3 Kali Lipat dari Tahun Lalu

Minggu, 15 Mei 2022 15:15 WIB

Foto udara kapal tongkang bermuatan batu bara melintasi aliran Sungai Batanghari di Jambi, Selasa 8 Maret 2022. Pemerintah Daerah setempat kembali mewacanakan pemaksimalan Sungai Batanghari sebagai alternatif pengangkutan batu bara guna mengurai kepadatan angkutan hasil tambang di jalur darat provinsi itu, tapi terkendala laju pendangkalan di sejumlah titik. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) menilai, harga batu bara acuan saat ini masih lebih baik ketimbang tahun lalu. Direktur APBI Hendra Sinadia mengatakan pada periode yang sama 2021, harga komoditas tak menembus US$ 90 per ton.

“(Sekarang) Masih sangat tinggi. Persis Mei tahun lalu bahkan harganya sekitar US$ 88. Jadi sekarang sebetulnya lebih besar tiga kali lipat,” ujar Hendra kepada Tempo, Ahad, 15 Mei 2022.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan harga batu bara acuan atau HBA pada Mei 2022 turun US$ 12,76 per ton. Harga komoditas dipatok menjadi US$ 275,64 per ton.

Hendra menuturkan rata-rata harga batu bara acuan pada 2022 telah membaik ketimbang selama masa pandemi Covid-19. Sepanjang kuartal I, harga batu bara mencapai US$ 210 per ton. Sedangkan pada tahun sebelumnya, harga komoditas itu rata-rata hanya US$ 85 per ton.

Meski demikian, di tengah gejolak geopolitik akibat perang Rusia dan Ukraina, ia menyebut harga batu bara masih akan bergerak fluktuatif. Harga bahkan berpotensi mengarah ke kondisi tak wajar. Ia memperkirakan harga komoditas bakal mengalami tekanan.

Advertising
Advertising

Karena itu, Hendra menyebut para pengusaha perlu menyusun strategi untuk memaksimalkan produksi dan ekspor batu bara. Apalagi, bulan-bulan sebelumnya, perdagangan batu bara terkendala masalah cuaca dan kebijakan larangan ekspor.

“Mumpung sekarang harganya sedang tinggi (dibandingkan tahun lalu), maksimalkanlah produksi dan ekspor,” kata Hendra.

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan penurunan harga batu bara acuan terjadi akibat peningkatan pasokan komoditas tersebut di dunia.

"Cina dan India telah meningkatkan jumlah produksi batu bara dalam negerinya untuk mengurangi impor," katanya saat menjelaskan soal harga batu bara dalam keterangan tertulis, Sabtu, 14 Mei 2022.

Baca juga: Harga Batu Bara Acuan Turun pada Mei Jadi 275,64 dolar AS per Ton

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

14 jam lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

19 jam lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

1 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

1 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

2 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

4 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

9 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

18 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

18 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

28 hari lalu

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.

Baca Selengkapnya