Foto udara kendaraan terjebak kemacetan di KM 29 saat akan melintasi check point penyekatan di Tol Cikarang Barat KM 31, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat 7 Mei 2021. Pada Operasi Ketupat Jaya 2021 Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya telah memutarbalikkan 444 kendaraan pemudik di Gerbang Tol (GT) Cikarang Barat dengan perincian 346 kendaraan pribadi dan 98 kendaraan umum. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Operasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Fitri Wiyanti merincikan titik-titik kritis kepadatan lalu-lintas di jalan tol menuju arah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur pada puncak arus mudik H-3 Lebaran atau 29 April 2022.
Titik kritis pertama adalah Jalan Tol KM 48 sampai KM 66 Jakarta-Cikampek. Dia menyatakan akan terjadi kenaikan volume lalu-lintas sebanyak 39 persen di kilometer tersebut yang terdistribusi ke arah Cikampek sebanyak 70 persen dan Bandung 30 persen.
“Asumsi penambahan 39 persen ini perbandingannya dengan puncak mudik 2019 dan 18,9 persen pada puncak balik,” ujar Fitri dalam rapat bersama persiapan arus mudik Lebaran, Sabtu, 23 April 2022.
Fitri memperkirakan ada sebanyak 187.172 kendaraan pada hari itu yang akan melintas atau lebih besar dari 2019 yang sebanyak 134.972.
Kemudian titik kritis selanjutnya adalah GT Cikampek arah Cikampek. Diperkirakan terjadi peningkatan jumlah kendaraan sebanyak 28 persen atau 131.520. Jumahnya lebih besar dari 2019 yang sebanyak 103.077.
Titik kritis berikutnya GT Palimanan Utama arah Cirebon. Diproyeksikan terjadi kenaikan volume lalu-lintas kendaraan sebanyak 3 persen dengan jumlah 94.073 unit. Adapun selanjutnya, GT Kalikangkung menjadi titik yang diwaspadai, khususnya untuk arah Semarang, dengan potensi peningkatan jumlah kendaraan 12 persen. <!--more--> Kemudian Jasa Marga juga mewaspadai titik GT Banyumanik arah Solo yang berpotensi mengalami lonjakan 5 persen. Jumlah kendaraan diperkirakan sebanyak 62.877.
Setelah GT Banyumanik, titik kritis berikutnya adalah GT Waru Gunung arah Surabaya dan Solo. Kendaraan arah Surabaya akan mengalami kenaikan 2 persen menjadi 22.813 dan arah Solo 5 persen menjadi 25.879.
Titik kritis terakhir ialah GT Kejapanan Utama dengan peningkatan 33 persen untuk arah Malang. Jumlah kendaraan diperkirakan mencapai 40.848.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan berbagai pihak mengantisipasi agar kenaikan volume lalu-lintas kendaraan tidak mencapai 40 persen. “Tidak boleh terjadi lebih dari 40 persen. Kalau terjadi lebih dari 40 persen, fail. Kita harus menurunkan jumlah sesuai prediksi agar kecepatan rata-rata perjalanan kendaraan lebih lancar,” kata Budi Karya.
Budi memastikan Kemenhub bersama Korlantas Polri telah menggodok opsi-opsi rekayasa lalu-lintas. Misalnya, menerapkan ganjil genap dan one way atau sistem satu arah selama puncak arus mudik dan balik.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu