Anggaran IKN di APBN 2023 Bakal Sedot Rp 30 T, Indef: Jangan Terlalu Membebani

Reporter

M. Faiz Zaki

Minggu, 17 April 2022 15:20 WIB

Alat berat beroperasi membangun jalur logistik di lahan hutan tanaman industri yang akan menjadi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 15 Maret 2022. Lokasi yang akan dibangun menjadi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN Nusantara itu memiliki luas 6.671 hektare. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan anggaran pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) pada APBN 2023 sekitar Rp 27 triliun hingga Rp 30 triliun jangan sampai membebani negara.

“Sebisa mungkin jangan terlalu membebani APBN, kalau pun ada uangnya silakan. Kalau pun tidak ada, jangan dipaksa,” kata Tauhid saat dihubungi, Minggu, 17 April 2022.

Dia menilai, alokasi yang besar tersebut juga jangan sampai memberatkan untuk pemulihan perekonomian nasional. Karena saat ini penanganan dampak inflasi dan beban subsidi juga mesti diperhatikan.

Mengenai alokasi untuk IKN, Tauhid menyarankan pemerintah bisa memaksimalkan dari kementerian/lembaga (K/L) yang anggarannya tidak 100 persen terserap. Caranya pun bisa dengan menitip melalui kementerian/lembaga yang terkait.

“Saya kira nanti akan ada pengalihan dari belanja K/L untuk membantu IKN, itu akan terbantu. Tapi itu dititipkan di anggaran K/L bukan badan baru, misalnya PUPR, Perhubungan. Mereka akan titip pada belanja K/L untuk pembangunan IKN,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah mengalokasikan anggaran belanja APBN tahun 2023 sebesar Rp 27 triliun hingga Rp 30 triliun untuk pembangunan IKN. Uang tersebut nantinya untuk membangun infrastruktur dasar dan juga gedung pemerintahan.

“Dari Kementerian Perhubungan untuk berbagai simpul konektivitas, dan untuk membangun awal di bidang pendidikan, seperti sarana sekolah dan kesehatan. Ini juga untuk mendukung belanja sarana prasarana di bidang ketahanan dan keamanan,” ujarnya dalam keterangan pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis, 14 April 2022.

Pada kesempatan tersebut, Sri Mulyani menyampaikan bahwa APBN 2023 diproyeksikan defisit sekitar Rp 562,6 triliun hingga Rp 596,7 triliun atau 2,81 sampai 2,95 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, belanja negara direncanakan 14,09-14,71 persen dari PDB atau sekitar Rp 2.818,1-2.979,3 triliun.

Angka tersebut terdiri dari belanja pusat Rp 2.017,9-2.152,5 triliun. Kemudian transfer ke daerah sebesar Rp 800,2-826,7 triliun.

Sedangkan pagu indikatif untuk belanja kementerian/lembaga diperkirakan mencapai Rp 977,1 triliun. Tahun depan, kata Sri Mulyani, pemerintah akan terus mengendalikan biaya operasional agar tetap efisien.

FAIZ ZAKI

Berita terkait

Progres Pembangunan Bandara VVIP IKN Sudah 18 Persen, Diklaim Tak Ada Masalah Lahan

11 jam lalu

Progres Pembangunan Bandara VVIP IKN Sudah 18 Persen, Diklaim Tak Ada Masalah Lahan

Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN memastikan tidak ada permasalahan lahan untuk pembangunan runway Bandara VVIP di ibu kota.

Baca Selengkapnya

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

12 jam lalu

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

Kementerian Kominfo yakin kedatangan investor asing seperti Starlink tak akan mengganggu bisnis perusahaan penyedia layanan telekomunikasi eksisting.

Baca Selengkapnya

Masih Ada 2.086 Hektare Lahan Bermasalah di IKN, Basuki Hadimuljono: Pasti Clear

14 jam lalu

Masih Ada 2.086 Hektare Lahan Bermasalah di IKN, Basuki Hadimuljono: Pasti Clear

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono buka suara soal 2.086 hektare lahan di IKN yang masih bermasalah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

14 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

15 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024

16 jam lalu

Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024

Kemenpan RB menyiapkan jumlah formasi yang cukup besar bagi kejaksaan agung dan MA untuk formasi rekrutmen CPNS pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

16 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

17 jam lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

22 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

1 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya