Menkes Sebut RI Siap Bertransisi Menuju Endemi Covid-19, Apa Saja Alasannya?
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 4 April 2022 17:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan Indonesia bisa disebut mulai siap untuk bertransisi dari pandemi menuju endemi Covid-19.
Salah satu tanda Indonesia siap bertransisi menuju endemi Covid-19, menurut Budi Gunadi, ialah tren konfirmasi kasus positif yang kian menurun. Hal tersebut juga didukung oleh kondisi masyarakat yang makin menyadari bahwa tanggung jawab kesehatan pandemi ada di tangan seluruh pihak.
"Selama masyarakat makin siap menyadari apa yang akan dilakukan menghadapi pandemi ini, itu akan menunjukkan bahwa kita siap bertransisi dari pandemi menjadi endemi nanti," kata Budi Gunadi dalam keterangan pers dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 4 April 2022.
Dalam kesempatan itu ia juga membenarkan bahwa varian Omicron BA.2 pemicu peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara sudah masuk Indonesia. Namun hingga kini tak terlihat tren kenaikan kasus seperti yang terjadi di Hong Kong hingga Cina sebagai akibat varian tersebut.
Dengan begitu, kata Budi Gunadi, pemerintah percaya diri melonggarkan pembatasan Covid-19 pada momen bulan Ramadan 1443 Hijriyah ini.
Menurut Menkes, ini kali pertama sejak dua tahun pandemi Covid-19 merebak di Tanah Air, pemerintah kembali mengizinkan mudik Lebaran dengan sejumlah syarat. "Pemerintah merasa yakin bahwa kita bisa lebih melakukan aktivitas secara lebih bebas," tuturnya.
Penurunan kasus Covid-19 terlihat dari data Kementerian Kesehatan. Hal tersebut kemudian diikuti dengan kebijakan aturan Covid-19 yang makin longgar.
Salah satunya adalah perjalanan mudik Lebaran 2022 boleh dilakukan dengan syarat sudah mendapatkan vaksin booster atau melampirkan tes Covid-19 negatif.
<!--more-->
Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya menyatakan kasus harian Covid-19 telah turun drastis hingga 97 persen pada saat ini. Penurunan ini bila dibandingkan momentum puncak kasus Covid-19 varian Omicron beberapa bulan lalu.
“Kondisi dan situasi pandemi Covid-19 hingga hari ini juga dalam kondisi yang begitu baik," kata Luhut di Kantor Presiden usai rapat terbatas evaluasi PPKM di Jakarta. "Bila dilihat secara nasional dalam waktu kurang dari tiga bulan ini kasus harian telah menurun sangat tajam hingga 97 persen dari puncak kasus."
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi tersebut menjelaskan, selain kasus harian atau kasus baru Covid-19, total kasus aktif Covid-19 di Tanah Air juga menurun hingga 83 persen dari puncak kasus Covid-19 varian Omicron. Saat ini total kasus aktif Covid-19 berada di bawah 100 ribu kasus.
Sejumlah indikator pengendalian Covid-19 lainnya seperti keterisian tempat tidur di rumah sakit (RS) atau “Bed Occupancy Ratio (BOR)” pun kini hanya 6 persen. Hal itu diperoleh karena per April 2022, tingkat pasien rawat inap menurun hingga 85 persen.
Luhut juga menjelaskan bahwa tingkat penularan atau positivity rate’ saat ini berada di bawah standar WHO (Badan PBB soal Kesehatan Dunia) yakni 4 persen. "Jumlah orang yang meninggal pun turun tajam hingga 88 persen dibandingkan puncak kasus Omicron yang lalu,” tuturnya.
Dari beberapa indikator itu, kata Luhut, pemerintah menyimpulkan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia terkendali. Hal ini pula yang membuat pemulihan ekonomi mampu dijaga dengan baik. "Meskipun sempat menurun tetapi pemulihan ekonomi Indonesia dapat bangkit dengan cepat dan menunjukkan tren yang sangat positif sejak akhir Januari 2022,” kata Luhut.
BISNIS
Baca: Kronologi Greenpeace Cegat Kapal Tanker Milik Pertamina karena Bawa Minyak Rusia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.