Krakatau Steel Cetak Laba Bersih Rp 896,1 Miliar, Naik 174 Persen
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 1 April 2022 07:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk membukukan laba bersih Rp 896,1 miliar sepanjang 2021. Laba perusahaan naik 174 persen secara year on year menurut hasil laporan audit dari Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, firma anggota jaringan PwC global.
“Selama 2 tahun berturut-turut kami mencatatkan laba dan dengan tren yang meningkat. Ini merupakan bukti bahwa Krakatau Steel telah sukses dalam melakukan restrukturisasi dan transformasi," ujar Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dalam keterangannya, Jumat, 1 April 2022.
Pada 2020, perusahaan pelat merah yang memproduksi baja tersebut juga tercatat menorehkan kinerja positif dengan capaian laba bersih US$ 23,67 juta atau Rp 339 miliar (setara kurs Rp 14.300 per dolar AS saat itu).
Perolehan tersebut mengakhiri kerugian yang dialami perusahaan selama delapan tahun berturut-turut. Pada 2019, perseroan masih merugi US$ 503,65 juta atau Rp 7,21 triliun.
Dari sisi penjualan, pada 2021, kinerja Krakatau Steel meningkat 59 persen ketimbang tahun sebelumnya. Penjualan Krakatau Steel sepanjang tahun menembus Rp 30,9 triliun. Sedangkan penjualan pada 2020 sebesar Rp 19,4 triliun.
Adapun dari sisi efisensi, perseroan berhasil menurunkan variable cost sebesar 7 persen serta menurunkan fixed cost 10 persen sepanjang tahun. Seiring dengan peningkatan kinerja, EBITDA Krakatau Steel pun turut merangkak naik 60 persen menjadi Rp 1,82 triliun dibandingkan EBITDA tahun buku 2020 yang sebesar Rp 1,09 triliun.
<!--more-->
Silmy menyatakan Krakatau Steel telah membayar cicilan pokok sebesar Rp3,2 triliun sehingga total utang bank turun 7,6 persen dari sebelumnya Rp 30,87 triliun menjadi Rp 28,51 triliun. Selain itu, total aset Krakatau Steel meningkat 8,2 persen dari Rp 50,03 triliun menjadi Rp 54,15 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menyampaikan pemerintah telah melakukan restrukturisasi terhadap Krakatau Steel. Pada 2020, perusahaan melakukan restrukturisasi utang senilai US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 31 triliun.
“Krakatau Steel harus melakukan tiga tahapan restrukturisasi. Tahapan saat ini sudah berhasil satu dan dua. Jadi performance yang rugi 8 tahun terakhir, sekarang untung Rp 800 miliar,” ujar Erick, 2021 lalu.
Meski demikian, Erick meminta manajemen tidak berpuas diri. Ia menyebut Krakatau Steel harus terus meningkatkan kualitas serta kapasitas produksinya.
Baca: BREAKING NEWS: Mulai 1 April, Harga Pertamax Naik Jadi Rp 12.500 per Liter
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.